x

Iklan

Andi Ansyori

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Anies Bawesdan 'Menepuk Air di Dulang'

soal pembagian penduduk indonesia

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Anies Bawesdan “ menepuk air didulang memercik kemuka sendiri “

Saya menjadi tertawa sendiri ketika membaca Pidato pertama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam pelantikan selaku Gubernur DKI  menggantikan Basuki Tajahaya Purnama beberapa hari lalu. Dalam sambutannya pertama itu  termuat kata kata “ Pribumi “. dengan segala pernak pernik kata katanya seolah olah sejak ia  dilantik Presiden Jokowi selaku Gubernur Jakarta menggantikan Basuki T Purnama ( Ahok ) di Istana Kepresiden tanggal 16/10 lalu   , seakan akan menurut kacamata Anies Bawesdan bahwa warga Jakarta  sekarang sudah bebas dan merdeka dari penjajahan Kolonial ( bangsa asing ) . Karena sebelum Anies Bawesdan dilantik sebagai Gubernur DKI  tanggal 16 Oktober lalu tersirat dari pernyataan Anies bahwa Pak Ahok bukanlah orang pribumi Indonesia. Bahwa Pak Ahok dan Gubuernur Gubernur DKI sebelumnya  disamakan oleh Anies Bawesdan sebagai orang asing atau sebagai bangsa kolonial penjajah .

Sementara masih tersirat dari pernyataan Anies  bahwa dirinya adalah seorang pahlawan yang sudah membebaskan DKI dari penjajahan kolonial Asing. Bahwa Anies Bawesdan beranggapan bahwa dia adalah pribumi , bahwa dia beranggapan dia adalah orang Indonesia asli. Orang asli Indonesia berdarah asli  Indonesia . Oleh karena itu menurut Anies  bahwa kemenangan Anies Bawesdan dalam Pilkada DKI 2017 adalah kemenangan rakyat Indonesia utamanya kemenangan warga kota Jakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Disinilah menurut saya telah terjadi kekeliruan dan sekaligus keangkuhan Anies sebagai pribadi. Anies ternyata tidak bisa melupakan dendam pernak pernik Proses Pilkada DKI 2017. Dari kata kata “ Pribumi  “ itu  tanpa sadar telah menunjukan siapa Anies Bawesdan sebenarnya .  Dengan mengangkat tema Pribumi – Kolonial disini dia sudah memperlihatkan tingginya  egonya Anies. Ia menunjukan kepada lawan  lawannya bahwa   “ dia pemenangnya “  dan  “ sekarang dia yang berkuasa “ Anies beropini Dia sudah membebaskan warga jakarta dari penjajahan asing  

Menurut saya sikap arogant seperti yang ditunjukan Anies pada kesempatan pidato pertamanya sebagai orang Nomor 1 DKI  tidak lah tepat . Seharus Anies merangkul seluruh orde warga Jakarta. Apakah mereka kelompok pemilihnya atau kelompok sebaliknya yang berseberangan dengan Anies dikala Proses Pemilukada DKI 2017.

Tentu saja karena sikap yang tidak elegant yang ditunjukan Anies pada saat pelantikan dan sambutan pertamanya sebagai orang Nomor I DKI  , sekarang berbuah , belum bekerja saja Anies sudah diganggu dengan beberapa laporan warganya sendiri  ke Mabes Polri terkait dengan ujar kebencian. Belum lagi sudah banyak warga yang menuntut janji janji Pilkadanya.

Anies  VS Ahok setali tiga uang

Baik Ahok maupun Anies Bawesdan menurut pepatah melayu adalah “ Setali tiga uang “  atau alias sama saja. Baik Ahok ataupun Anies  keduanya adalah bukan orang keturunan asli suku Indonesia dan  berdarah asli Indonesia. Karena Jaman Penjajahan Belanda penduduk Indonesia dibagi 3 Yaitu Penduduk Eropa, Penduduk Timur asing ( China dan arab ) serta Penduduk Pribumi ( Suku bangsa di Indonesia )

Menurut  almarhum Prof . Hilman Hadi Kesuma ( Ahli sejarah dan hukum adat )  bahwa yang dimaksud suku  asli Indonesia berdarah asli Indonesia adalah mereka mereka yang berasal dari suku suku pemilik nusantara ( Indonesia ) dari Sabang hingga Marauke seperti Suku Aceh yang wilayah adatnya Wilayah pesisisir Sumatera, Suku alas wilayah adatnya  Aceh tenggara , Suku Alor Wilayah adatnya NTT dikabupaten Alor , Suku Ambon  Wilayah adatnya dikota Ambon ,  Suku Anak Dalam  Wilayah adatnya di  Jambi. Suku Aru  Wilayah adatnya di Maluku , Suku Asmat  Wilayah adatnya di Papua. Suku Batak  Wilayah adatnya Sumatera Utara, Suku Baduy  Wilayah adatnya Banten , Dayak di kalimantan, Suku Jawa  Wilayah adatnya di Jawa dll

Sementara Suku arab , Gujarat dan tiongkok bukan termasuk suku pemilik asli nusantara, mereka pendatang  . Pedagang Arab termasuk pedagang Gujrat  datang bersamaan dengan siar agama islam ke Nusantara dan Juga tidak jauh berbeda dengan kedatangan Panglima Cengho dari Tiongkok. Sehingga karena bukan asli suku pemilik nusantara , maka tidak ada yang nama wilayah adat Arab. Atau Wilayah adat Tiongkok di Indonesia.. zaman kolonial mereka  kerumpun  penduduk Timur Asing 

Oleh karena itu kalau seandai Anies berpendapat bahwa dia lebih asli Indonesia dari Gubernur Gubernur DKI sebelumnya rasa tidak tepat. Rakyat Indonesia seperti kami yang tinggal dilereng dan ceruk Bukit Barisan Sumatera, akan menilai siapa sih  orang tuanya Anies , suku bangsa Indonesia mana asal orang tua Anies. Apakah Kakek buyut Anies termasuk suku  pemilik nusantara ini ?   Lalu mana wilayah adat suku bangsa Anies?

Ada pepatah melayu yang telah menjadi pepatah nasional “  perbuatan Anies mengangkat Isue “ Pribumi dan Kolonial “  sama saja dengan Anies “ menepuk air didulang memercik kemuka sendiri “  ( arti bebas bila berbuat sesuati yang jahat /bohong perkara itu akan terkena kembali kepada diri sendiri ? Apalagi dengan pasal 26 UUD 1945 stelah perubahan warga negara atau pejabat dilarang melakukan dikhotomi pribumi dan non Pribumi 

Untuk Pak Anies Bawesdan selamat bekarja.. realisasikan janji janji Pilkadamu !!!!

 

Ikuti tulisan menarik Andi Ansyori lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler