x

Iklan

Leny Suryani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Seribu Surat PRT untuk Presiden Jokowi

3 tahun pemerintahan Jokowi-JK tapi PRT masih ditinggalkan. Kini saatnya kami menuntut perlindungan dan pengakuan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jakarta 21 Oktober 2017

 

Kepada Yth.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Presiden RI

Bapak Joko Widodo (Bapak Jokowi)

 

Dengan Hormat,

Perkenalkan sebelumnya saya Leni Suryani Pekerja Rumah Tangga (PRT)  bekerja di Apartemen Essence Darmawangsa, Jakarta Selatan. Saya bekerja sebagai PRT sudah hampir 15 tahun.

Sudah lama sebetulnya saya ingin mengirim surat kepada Bapak Jokowi sebagai presiden saya. Saya berfikir apakah surat saya akan dibaca oleh Bapak atau staf Bapak. Karena tentu pekerjaan Bapak sebagai presiden sangat banyak dan berat.  Tapi kali ini saya beranikan diri untuk menulis karena saya ingin berkeluh kesah tentang permasalahan kami sebagai PRT yang selama ini masih belum ada kejelasan perlindungan dan pengakuan.  Apakah Bapak ada waktu untuk membaca dan menanggapi  surat saya dan kawan- kawan saya. Namun besar harapan saya sebagai warga Negara dan kami PRT sebagai pekerja tentu amat sangat surat saya dan kawan- kawan ditanggapi oleh Bapak. Sehingga ada perbaikan dan perlindungan atas kami dalam bekerja.

Melalui surat ini saya dan kawan- kawan ingin menyampaikan banyak sekali permasalahan yang dialami oleh kami sebagai pekerja rumah tangga  Pak. Selama ini  tenaga kami sangat dibutuhkan tapi keselamatan kami tidak dihiraukan,  kami PRT diwajibkan  bangun paling awal dan isirahat paling akhir, belum jika majikan pulang tengah malam, kami harus buka pintu, dan jika majikan lapar kami harus menyiapkan makan . Majikan tidak perduli  apakah kami lelah atau tidak ,kami juga diminta mengerjakan semua pekerjaan sesuai dengan perintah majikan tapi tidak ada kejelasan dari : waktu kerja, upah, jaminan sosial, hak cuti mingguan ,tidak adanya  uraian tugas yang jelas , tidak ada perjanjian kerja tertulis yang mengikat antara kami dan pemberi kerja, tidak ada uang lembur,libur tanggal merah pun kami tidak mendapatkannya.

Permasalahan saya dan kawan- kawan banyak sekali Pak.. kalau dari penghasilan saja , upah kami sangat rendah sekali, untuk di Jakarta saja upah kami masih dibawah standar ada yang Rp.800.000 per bulan, ada juga yang Rp. 1.000.000 per bulan, bahkan masih banyak pula yang masih menerima upah dibawah angka tersebut. Ini sungguh tidak adil buat kami PRT Pak. Dilihat dari tugas kami yang tidak jelas dan beban kami yang berat ini sungguh tidak cukup karena kami bekerja di Jakarta juga untuk memebantu ekonomi keluaraga, contohnya  saya sendiri Pak...yang  meninggalkan anak di kampung , anak saya butuh pendidikan di sekolah dan jika penghasilan saya satu bulan masih jauh dari upah layak maka saya pun kesusahan untuk menyekolahkan anak saya di kampung, saya punya cita- cita untuk menyekolahkan anak saya sampai perguruan tinggi, dan belum biaya untuk keluarga saya setiap bulan saya harus mengirim mereka uang.

Kawan-kawan kami banyak yang bernasib tidak beruntung, bahkan ada yang tidak dibayarkan upahnya berbulan- bulan hingga 11 bulan, padahal mereka juga sama dengan saya meninggalkan anak dan keluarga di kampung, dimomen Idul Fitri juga banyak kawan kami yang tidak diberikan THR Ada juga yang mengalami kekerasan fisik oleh majikan dengan disiram air panas, disetrika, dipukul bahkan ada yang dikasih makan kotoran kucing, dan disekap selama 9tahun di Matraman Jakarta Timur, diberikan makanan sisa, makan satu hari satu kali, kami manusia Pak..bukan robot atau binatang, jaminan sosial pun kami tidak mendapatkan dan jika sakit harus berhutang ke majikan. Kekerasan demi kekerasan terus menimpa kami, tinda kekerasan yang dilakukan majikan makin sering menimpa kami karena tidak adanya payung hukum yang melindungi kami PRT . Sedih rasanya Pak..dengan situasi kerja kami, masih banyak kasus –kasus yang menimpa kawan-kawan PRT tapi tidak tau harus bagaimana bersuara dan mengadukannya.

Sekarang saya dan kawan-kawan sudah berorganisasi , kami mulai menyuarakan apa yang menjadi persoalan dan hak kami, kami juga bagian dari warga Negara, kami pekerjayang perlu perlindungan. Hak ini dilindungi dan diatur oleh negara Indonesia dalam pasal 27(2) UUD 1945 ‘’tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layakbagi kemanusiaan’’. Kami  pernah bertemu dengan Bapak Jokowi  1 Mei  2014 di kediaman rumah Gubernur sewaktu Bapak menjadi calon Presiden dan Bapak menyampaikan akan memikirkan hal tersebut . Seperti dalam Nawacita Bapak Jokowi, RUU Perlindungan PRT menjadi bagian dari Nawacita.

Padahal kami  PRT di seluruh Indonesia  sempat menaruh harapan pada DPR priode 2009-2014 karena sudah mewacanakan RUU PPRT , tapi naskah pembahasan dihentikan oleh Badan Legislasi DPR. Sekarang sudah tahun 2017 dan bertepatan  3 tahun pemerintahan Bapak serta kurang 2 tahun lagi masa kepemimpinan Bapak. Kami berharap Bapak sebagai Presiden meminta Pak Mentri Ketenagakerjaan untuk membahas RUUPPRT yang sudah 13 tahun terhenti di DPR karena pemerintah tidak mengusulkan untuk dibahas.

PRT dibutuhkan tapi nasib kami betul- betul dipinggirkan dan didiskriminasi. Revolusi mental yang di suarakan justru memperlihatkan situasi yang kental dengan feodalisme, ini terlihat sangat jelas  sekali  dari kami PRT yang  masih dibedakan.  Dengan adanya UU PRT yang nantinya, maka Indonesia bisa maju. Karena Pemerintah dan  DPR tidak meninggalkan kami, tidak membedakan kami, kami butuh pengakuan dan perlindungan, PRT juga pekerja Pak..sama seperti pekerja lainnya. Kami ingin bertemu  dan dialog dengan Bapak semoga Bapak Jokowi segera menanggapi dan memperhatikan nasib kami. Demikian surat dari kami  dan tidak lupa kami selalu mendoakan semoga Bapak beserta keluarga sehat dan tetap menjadi  pemimpin yang bijaksan Amin.

Bahas Dan Sahkan Segera

#RUUPPRT

#KONVENSIILO189

Tentang Situasi Kerja Layak PRT

Terima Kasih

 

Hormat kami

Leni Suryani

Anggota SPRT Sapulidi Jakarta

Ikuti tulisan menarik Leny Suryani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler