x

Iklan

Syafaruddin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Akibat Pasokan Pertamina Tersendat, Premium di SPBU Langka

Kelangkaan premiun di SPBU di Kota Palembang, terkuak, setelah BPH Migas Pusat terjun langsung ke sejumah SPBU di kota ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

KUNJUNGAN - Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara menerima kunjungan rombongan PBH Migas Pusat dipimpin Komisioner Ir. H. Ahmad Rizal, MH.

PALEMBANG - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di stasiun pengisian bahan umum (SPBU) di Kota Palembang, yang mengakibatkan sulitnya pengemudi kendaraan mendapatkan premium selama ini, ternyata kuota yang diberikan kepada Pertamina diduga belum terdistribusikan sesuai ketentuan.

Diketahuinya jatah premium belum didistribusikan Pertamina itu dari keterangan Komisioner Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) RI  Ir.  H. Ahmad Rizal, M.H bersama rombongannya melihat langsung sejumlah SPBU yang ada di kota ini, Kamis, 19 Oktober 2017 lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rizal bersama rombongannya dari BPH Migas pusat itu diantaranya Kasubdit Pengawasan  BBM BPH Migas Putu Suardana, Direktorat BBM  BPH Migas RI, Ridwan mengunjungi sejumlah SPBU darat dan SPBU sungai yang ada di Kota Palembang.

Menurutnya dari keterangan  Pertamina, sebagian besar SPBU di Kota Palembang telah dipasok premium, tapi fakta di lapangan setelah kami melihat langsung, ternyata SPBU yang menyediakan premium bisa dihitung dengan jari tangan.

Pertamina tidak boleh menghilangkan pasokan premium ke SPBU-SPBU yang ada, sebab premium itu sudah dijatahkan. Jangan beralasan menjual premium tidak menguntungkan, apabila dibanding menjual Pertalite dan BBM lainnnya.

BPH Migas, katanya, berdiri di antara  interaksi  perusahaan, pemerintah dan rakyat. Perusahaan untuk mengejar keuntungan, pemerintah membuat regulasi atau aturan pendistribusian dan lainnya dan rakyat sebagai warga Negara berhak untuk mendapatkan kebutuhannya.

Komisioner BPH Migas ini begitu mendapat laporan masyarakat, tentang kelangkaan premium melakukan pemantauan sendiri ke SPBU dengan kendaraan sepeda motor. Sedangkan bersama rombongannya menyaksikan sejumlah SPBU di darat dan perairan.

Di SPBU di Jalan dekat Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, rombongan BPH Migas menyaksikan antrian kendaraan yang akan mengisi premium sudah mengular sampai pinggiran jalan arah Bandara.

SPBU memiliki 4 nozle solar, 5 premium, 3 pertalite, 3 pertamax, 2 dextalite menurut Supervisornya,Yulisman mendapat pasokan premium dari Pertamina sebanyak 24 KL (kiloliter). Pasokan sebanyak itu menjelang pukul 18.00 wib sudah habis.

Di SPBU Jalan Kol H. Burlian Palembang sejumlah pengemudi kendaraan dari Bukit Besar mengaku sejumlah SPBU diwilayahnya tidak ada premium dan baru ditemukan di SPBU ini. Sedangkan SPBU Jalan Sudirman, seberang Markas Korem premium hanya tersedia 2 nozle kendaraan roda 2, sedangkan 2 nozle roda 4 premiumnya kosong.

Di SPBU perairan sungai Ogan, 1 Ulu Kertapati Palembang untuk kendaraan air jenis speedboad, tidak mendapat pasokan premium dari Pertamina. SPBU ini sudah mengajukan pemesanan premium 80 Kl dan solar 230 Kl perbulan.

Tapi menurut keterangan Direktur SPBU William, Pertamina tidak memasok permintaannya, tapi kami mengambil sendiri  ke Patra Niaga dengan biaya angkut dibayar sendiri. Pasokan premium dan solar sebanyak itu hanya bertahan selama 20 hari, hari selanjutnya konsumen mencari ketempat lain.

Di SPBU perairan sungai Musi Sekanak, rombongan BPH Migas tidak memperolah keterangan, karena pemiliknya ketika rombongan menjambangi SPBU itu sekitar pukul  18.45 wib pemilik SPBB tidak berada di tempat. Namun dari keterangan karyawan SPBU itu, premium sehing habis, karena tidak ada pasokannya.

Komisioner BPH Migas Rizal perihatin premium di Kota Palembang saja sering kosong, apalagi daerah lain. Kita sangat menyayangkan kelangkaan premium, sebab sulitnya mendapatkan premium bukan hanya terjadi di Palembang, tapi dibanyak daerah lain.

Padahal premium itu termasuk salahsatu kunci bergeraknya roda perekonomian suatu daerah, kalau acap kali terjadi kelangkaan, bagaimana perekonomian kita mau bergerak, karanya.

Menurutnya  BPH Migas akan bergerak mengawasi ketersediaan dan distribusi BBM, sebab kami yang mengatur jumlah kuota masing-masing daerah, termasuk Palembang. Rizal menjelaskan berdasarkan data yang dimiliki BPH Migas, patut diduga kuota ini belum terdistribusi seluruhnya oleh Pertamina ke SPBU yang ada.

Kami memperkirakan kuota itu baru terealiasi penyalurannya sebanyak 30,71 persen atau sebanyak 235.712 Kl dari kuota767.609 Kl. Sementara kuota Kota Palembang baru terealisasi 31,30 persen atau 77.430 Kl dari  jatah 257.060 Kl. Semestinya hingga bulan September lalu,  kuota premium sudah harus disalurkan, paling tidak mencapai 75 persen, tapi kenyataannya baru 31 persen.

Kami akan teliti penyebabnya, kenapa bisa begitu, mungkin saja ada keterkaitan dengan unsur bisnis atau lainnya dan PBH Migas akan bertemu dengan Pertamina membiacarakan kuota premium tersebut, katanya.

Menyikapi kelangkaan premium, padahal kuotanya ada, menurut Rizal, BPH Migas untuk wilayah ini sudah ber- adiensi dengan Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara. Kita akan lakukan kerjasama melibatkan aparat Kepolisian untuk melakukan pengawasan dan penertiban pendistribusian premium dan BBM lainnya.

-SYAFARUDDIN

Ikuti tulisan menarik Syafaruddin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler