x

Iklan

Putu Suasta

Politisi Demokrat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Revolusi Senyap Kaum Milenial

Opini

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Revolusi adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah umat manusia. Dengan kata lain, revolusi adalah sebuah keniscayaan sejarah walau kehadiran dan kedatangannya tak bisa diprediksi. Ia datang dalam situasi yang dipilihnya sendiri. Namun, Ia juga membuka segala kemungkinan untuk terus diupayakan.

Dalam satu dekade terakhir, nyaris tanpa kita sadari, revolusi telah terjadi di negeri ini, bahkan dunia. Tanpa pekik suara massa dan tanpa letusan senjata, sebuah generasi yang kini kita sebut sebagai generasi melenial telah mengubah tatanan sosial, ekonomi dan politik kita lewat dunia digital yang terus tumbuh dan berkembang tak tertahankan. Mereka juga dikenal sebagai generasi Y. Sebuah generasi yang lahir dan tumbuh dengan nyaman dalam lingkungan serba digital. 

Namun, generasi milenial bukan sekadar generasi manusia dalam bingkai kelompok umur. Mereka membentuk gaya hidup, cara pandang, dan perilaku, yang berpengaruh lintas generasi. Maka tidak heran, tren yang mereka hasilkan membuat orang di luar kelompok generasi Y, terutama yang lebih tua, kini banyak yang mengikuti gaya dan perilaku milenial.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Demokrasi Deliberatif

Dalam politik, peran generasi milenial  begitu berpengaruh dalam satu dasawarsa terakhir. Hingga, pelaku-pelaku politik tak bisa memperkuat posisi politik mereka, terutama dalam politik pemilihan, dengan mengabaikan keberadaan kaum milenial ini.

Kehadiran kaum milenial telah mereduksi sistem patronase dalam politik. Keputusan politik mesti diambil dengan pertimbangan yang logis, tidak cukup berdasarkan keputusan satu atau sekelompok pemegang kuasa. Kaum milinial gemar “menguliti” isu-isu politik dalam berbagai diskusi di dunia maya karena itu para pelaku politik mesti bertindak rasional dan logis.

Dalam konteks politik pemilihan, peran lembaga survey semakin besar karena setiap keputusan yang dihasilkan tanpa kalkulasi hasil survey akan dicitrakan sebagai keputusan sewenang-wenang dan tidak demokratis. Kaum milenial telah mentrasformasikan sistem demokrasi deliberatif ke dalam wujud yang lebih praktis di mana pertarungan ide, argumen dan pembentukan opini berlangsung secara masif dalam ruang-ruang publik yang mudah diakses.

Lembaga survey selain berperan menentukan keputusan politik tentang calon yang layak diusung, juga menjadi pusat pembentukan opini dalam pertarungan demokrasi deliberatif. Hasil survey akan diviralkan, dikutip secara berulang-ulang dan dijadikan pembenaran untuk mendukung calon tertentu. Karena itu, tidak mengherankan meyaksikan kelahiran lembaga-lembaga survey baru dalam satu dasawarsa ini seperti jamur di musim penghujan.

Contoh Nyata

Kemenangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam Pemilu 2014 tak bisa dilepaskan dari sepak terjang Generasi Milenial dalam membangun situs, membuat jejaring maya, mengolah isu, memroduksi kata, serta mengguritakan pesan-pesan viral  media sosial.

Contoh terbaru, kemenangan Anies-Sandi di Pilkada Jakarta, mengalahkan incumbent yang sebelumnya diprediksi akan sulit untuk diimbangi apalagi dikalahkan calon manapun. Kunci kemenangan Anies-Sandi adalah kemampuan menggerakkan sekelompok kecil kaum milenial yang bersimpati dengan perjuangan mereka untuk lebih aktif, militan dan kreatif membangun isu seputar ketimpangan sosial di bawah pemerintahan Ahok. Pelan tapi pasti, militansi kaum milenial tersebut berhasil menjadikan incumbent sebagai “musuh bersama”.

Di negara-negara Arab, bahkan, pada awal paruh kedua dekade abad ke-21, revolusi digital yang dihadirkan kaum muda ini tertransformasi ke dalam bentuknya yang paling radikal, yaitu perubahan sosial politik.

Musim semi demokrasi menyeruak di Tunisia, Mesir, Aljazair, Bahrain, dan Libya. Namun sayangnya, musim semi itu dengan cepat segera diikuti oleh muramnya pertikaian politik yang penuh darah dan air mata. Tapi setidaknya, sejarah telah mencatat, gerakan kaum muda berbasis digital itu telah turut menyemai semangat dan gerakan menuju demokrasi secara revolusioner walau berlangsung relatif tenang dan senyap, tak segemuruh berbagai  revolusi sosial politik yang telah berlangsung di sepanjang sejarah.

Ikuti tulisan menarik Putu Suasta lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler