x

Iklan

Iwan Singadinata

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Peringatan Hari Pahlawan Tingkat Kab.Tasikmalaya 2017

“BUNG KARNO “, semangat pahlawanan rela berjuang, berjuang mati-matian dengan penuh idealisme dengn mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

BUNG KARNO “, semangat kepahlawanan itu adalah rela berjuang, berjuang mati-matian dengan penuh idealisme dengn mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.

 

Bupati Tasikmalaya H. Uu Ruzhanul Ulum, menjadi inspektur upacara peringatan hari pahlawan tahun 2017, yang dilaksanakan dihalaman parkir Gedung Sekretariat Daerah  Bojongkoneng Singaparna, sekaligus bacakan amanah tertulis Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indar Parawangsa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam isi sambutannya Mensos, mengingatkan kembali bahwa setiap tanggal 10 Nopember , Bangsa Indonesia, memperingati hari pahlawan sebagai momen reflektif untuk member makna atas pengorbanan para pahlawan kusuma bangsa dengan menyalakan jiwa kepahlawanan  dalam perjuangan mengisi kemerdekaan, didasarkan pada peristiwa pertempuran 1945 di Surabaya, sebagai pertempuran pertama yang terbesar antara pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan menelan korban jiwa yang sangat besar.

Peristiwa tersebut telah memberi kita pelajaran moral bahwa warisan terbaik para pahlawan bangsa bukanlah “ Politik Ketakutan “, melainkan“Politik Harapan” bahwa syarat apapun tantangan yang dihadapi dan keterbatasan yang ada, tidak akan menyurutkan semangat perjuangan.

Pengalaman merebut dan mempertahankan kemerdekaan juga menunjukan betapa spirit kemerdekaan juga menunjukan spirit perjuangan dan mental karakter kepahlawanan memiliki daya hidup yang luar biasa dalam menghadapi berbagai rintangan dan penderitaan.

Peringatan hari pahlawan harus mampu menggali upaya bukan abunya, dengan meminjam ungkapan “BUNG KARNO “, semangat kepahlawanan itu adalah rela berjuang, berjuang mati-matian dengan penuh idealisme dengn mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.

Semangat kepahlawanan adalah semangat persatuan yang bulat mutlak dengan tiada pengecualian sesuatu golongan dan lapisan semangat kepahlawanan membentuk dan membangun Negara’.

Menurut Mensos, setiap zaman memiliki tantangan tersendiri, oleh karena itu harus mengembangkan  respon kepahlawanan yang sesuai dengan zamannya’

Setelah Indonesia merebut  kemerdekaan, semangat kepahlawanan tidak cukup hanya dengan mempertahankan patriotisme defensif, kita butuh patriotisme yang lebih positif dan progresif, bukan sekedar mempertahankan melainkan juga memperbaiiki keadaan negeri untuk keluar dari berbagai persoalan bangsa pada hari ini, yang dituntut menghadirkan kemandirian bangsa tanpa terperosok pada sikap anti asing.

Dalam rangka mencapat perikehidupan kebangsaan yang merdeka bersatu, berdaulat, adil dan makmur, patriotisme progresif harus mengembangkan ketahanan bangsa untuk bisa lebih mandiri dalam ekonomi, berdaulat dalam bidang politik dan kepribadian dalam kebudayaan.

Sejalan dengan orientasi Trisakti tersebut, Pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden H. M. Yusuf Kala hadir dengan menawarkan visi transformatif “ terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong “.

Dalam kerangka mewujudkan visi tersebut, telah dirumuskan sembilan agenda prioritas kedepan yang disebut Nawa Cita, bisa dikategorisasikan kedalam tiga ranah, ranah mental kultural, ranah material (ekonomi) dan ranah politik.

Pada ketiga ranah tersebut, pemerintah saat ini berusaha melakukan berbagai perubahan secara akseleratif, berlandaskan prinsip-prinsip pancasila dan undang-undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945.

Sehingga ketiga ranah tersebut bisa dibedakan tapi tak dapat dipisahkan, satu sama lain saling memerlikan pertautan secara sinergis, perubahan mental kultural memerlukan dukungan politik dan material berupa politik kebudayaan dan ekonomi budaya, sebaliknya perubahan politik dukungan budaya dan material berupa budaya demokrasi dan ekonomi politik.

Dalam amanat Presiden pada ulang tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1956 setahun setelah pemilihan umum pertama  tahun 1955, Bung Karno menjelaskan tiga fase revolusi bangsa, dua fase telah dilalui dengan berhasil dan satu fase lagi menghadang sebagai tantangan Indonesia, setelah melewati “ TARAF PHYSICAL REVOLUTION ‘ dan taraf survival, lantas juga ditandaskan, sekarang kita juga berada dalam taraf investment of human skill, yaitu taraf menanamkan modal-modal dalam arti yang seluas-luasnya. “ INVESTMENT OF HUMAN SKILL, MATERIAL INVESTMENT & MENTAL INVESTMENT “.

Dalam pandangannya, investasi keterampilan dan material amat penting, akan tetapi yang lebih penting, adalah investasi mental, keterampilan dan material.

Tanpa kekayaan mental, upaya-upaya pemupukan keterampilan dan material hsnys melanggengkan perbudakan, kelemahan jiwa kita (Bung Karno), bahwa kita kurang percaya diri, sehingga kita menjadi Bangsa Penjiplak luar negeri.

Gerakan Revolusi Mental diharapkan bisa mendorong gerakan hidup baru, dalam bentuk;

  1. Perombakan cara berpikir, cara kerja, cara hidup yang merintangi kemajuan,
  2. Peningkatan dan pembangunan cara berpikir, cxara kerja dan cara hidup yang baik.

Gerakan hidup baru adalah gerakan revolusi mental untuk menggembleng manusia Indonesia ini, menjadi manusia baru yang berhati putih, berkemampuan baja, bersemangat elang rajawali berjiwa api yang menyala-nyala.

Melalui momentum peringatan hari pahlawan 10 Nopember ini, yang dilaksanakan dari berbagai kegiatan, kita dapat mengambil makna yang terkandung didalamnya, sebagaimana cita-cita para pahlawan bangsa.

Peringatan Hari Pahlawan, sebagai bangsa yang besar, bangsa yang harus menghargai jasa para pahlawannya, yang diharapkan pula menumbuh kembangkan, nilai-nilai kepahlawanan serta menungkatkan kecintaan kepada tanah air dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa, mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk terus berjuang dalam bekerja, berkarya untuk menjadi Pahlawan bagi diri sendiri, lingkungan dan masyarakat maupun Pahlawan Bagi Negeri .

Diakhir sambutannya, Bupati H. Uu Ruzhanul Ulum menyampaikan Semoga ALLAH SWT, senantiasa  mengkaruniakan kepada kita sehat wal’afiat, kemudahan dan kelancaran serta keberhasilan dalam setiap usaha yang kita laksanakan.

Peringatan Hari Pahlawan dihadiri Ketua dan Wakil serta para anggota DPRD kabupaten Tasikmalaya, wakil bupati, forum komunikasi pimpinan daerah para pejabat sipil maupun TNI-Pori, para ulama, kyai, para sesepuh, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda, pengurus dan anggota LVRI, DHC 45, Pepabri, warakawuri serta keluarga besar para pejuang.

Tampak hadir pula para kepala SKPD dilingkungan pemkab setempat, dewan pengurus korpri serta jajarannya, ibu ketua tim penggerak PKK, dharma wanita persatuan dan organisasi wanita tingkat daerah, tamu undangan dan masyarakat dan peserta upacara terdiri sari berbagai unsur.

Singaparna, kabupaten Tasikmalaya.(10/11/2017)

Iwan Singadinata

Ikuti tulisan menarik Iwan Singadinata lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler