Dalam bekerja, seorang karyawan harus merasa nyaman. Terkait hal ini, pihak perusahaan punya peran yang penting. Perusahaan harus mampu menghadirkan lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman. Pada akhirnya, kenyamanan para pekerja berdampak pada produktivitas perusahaan secara menyeluruh.
Lalu, bagaimana cara perusahaan melakukannya? Dewasa ini, muncul fenomena work from home alias kerja dari rumah. Fenomena tersebut memberi kesempatan kepada seorang karyawan untuk bisa menyelesaikan tugasnya tanpa harus datang ke kantor. Namun, apakah hal ini efektif dalam memberi kenyamanan para karyawan?
Menjawab pertanyaan tersebut, terdapat survei yang dilakukan oleh FlexJobs di tahun 2015. Survei ini melibatkan sebanyak 2.600 responden yang berusia antara 19 hingga 60 tahun ke atas. Para responden memiliki latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang variatif. Termasuk di antaranya adalah mereka lulusan SMA, bergelar sarjana, karyawan yang baru masuk, ataupun pekerja level senior.
Hasilnya cukup mengejutkan. Sebanyak 50% responden mengaku kalau rumah merupakan tempat kerja terbaik. Sementara itu, 12% responden mengatakan suasana santai di tempat publik seperti kafe, taman, atau perpustakaan adalah pilihan yang tepat.
Selanjutnya, terdapat 24% responden yang condong bekerja di kantor. Mereka adalah orang-orang yang terbiasa menyelesaikan pekerjaan pada jam kerja. Sementara itu, 14% persen sisanya mengatakan kantor memang tempat kerja terbaik. Dengan catatan, mereka bisa bekerja efektif saat kantor dalam kondisi kosong atau bukan dalam waktu kerja.
Dari survei ini, bisa disimpulkan kalau sebanyak 76% responden merasa tidak nyaman dengan suasana yang mereka temukan di kantor setiap hari. Terdapat 5 hal yang mengganggu kenyamanan mereka,yakni:
- Gangguan dari sesama karyawan
- Lingkungan kantor yang tak mendukung
- Politik di lingkungan kerja
- Ruang kerja yang tak nyaman
- Tingkat stres yang tinggi
Para responden mengaku kalau gangguan yang mereka hadapi di dalam kantor tersebut bukanlah problem sepele. Buktinya, sebanyak 30% responden mengaku rela potong gaji asalkan bisa kerja di luar kantor. Sementara itu, sebanyak 42% responden rela tak mendapatkan tunjangan agar mendapatkan keleluasaan serupa.
Virtual Office untuk Solusi Pola Kerja yang Fleksibel
Dengan kondisi seperti itu, memberikan pola kerja yang fleksibel merupakan solusi terbaik. Apalagi, bagi startup dan perusahaan yang baru berkembang. Kantor bukanlah sebuah kebutuhan primer. Sebagai gantinya, bisa menggunakan layanan sewa virtual office.
Saat menggunakan virtual office, para karyawan tidak punya kewajiban untuk datang ke kantor. Sebagai gantinya, tugas dari perusahaan bisa diselesaikan dari mana saja. Baik saat berada di rumah, taman, ataupun kafe. Semua itu bisa dilakukan meski virtual office punya alamat di kota besar seperti Jakarta.
Perusahaan juga tidak perlu khawatir dengan masalah legalitas. Anda juga bisa menggunakan virtual office untuk pendirian PT ataupun CV. Dengan syarat, penyedia layanan sewa virtual office tersebut menyediakan dokumen yang diperlukan untuk persetujuan dari Kementarian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Kelebihan Dari Penggunaan Virtual Office
Salah satu solusi terbaik dari penggunaan virtual office adalah banyak diantara penyedia Virtual Office yang melengkapi layanannya untuk pendirian PT atau CV. Anda dapat mencari penyedia VO yang menyediakan paket sewa Bundling VO+PT dan Bundling VO+CV. Biayanya yang biasanya di patok oleh peneyedia VO di Indonesia juga tergolong murah, berkisar dianatara Rp11 juta dan Rp9,5 juta per tahun. Sangat murah bila dibandingkan biaya sewa kantor fisik yang mencapai puluhan dan bahkan ratusan juta per bulan.
Ingat, memberikan lingkungan kerja yang memuaskan merupakan kewajiban dari setiap perusahaan. Apalagi, hampir 82% responden dari FlexJobs mengaku loyal kepada perusahaan yang mampu memberikan kenyamanan tersebut.
Sumber: Legalo
Ikuti tulisan menarik Danur Osda lainnya di sini.
