x

Iklan

Riko Noviantoro

Berjalan sampai ke ujung
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Serba Mungkin pada Era Digital

Setiap negara berpeluang sama untuk melompat jauh dan menjadi terdepat, tetapi bisa juga terjerembap jatuh dalam jurang kehancuran

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebagaimana kita ketahui era teknologi digital telah merambah semua aspek kehidupan. Mulai dari aspek ekonomi, aspek politik sampai aspek birokrasi. Inilah Tsunami Digital. Negara di belahan bumi manapun berjuang mengimbangi gempuran teknologi digital, tidak terkecuali INDONESIA yang harus ekstra mengimbangi lajunya era digital.

Kerja keras INDONESIA itu menghadapi era digital menujukan tanda positif. Hal itu dapat terlihat pada kenaikan indeks daya saing INDONESIA. Berdasarkan World Economic Forum tentang Global Competitivenes Report (GCR) 2017 menempatkan posisi INDONESIA naik keperingkat 36 dari 137 negara. Serta peringkat negara berdaya saing terbaik keempat di ASEAN.

Naiknya indeks daya saing itu cukup membuat nafas lega, tetapi bukan menjadi titik akhir dari prestasi negara. Masa depan global yang penuh dinamika dengan kehadiran era digital membuka kompetisi antar negara semakin sengit. Setiap negara punya peluang sama untuk melompat jauh dan menjadi terdepat, tetapi pada kesempatan sama juga bisa pula terjerembap jatuh dalam jurang kehancuran. Semua itu merupakan buah dari teknologi digital.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Membaca tantangan tersebut tentu perlu pertimbangan mendalam kita bersama. Data kependudukan mencatat jumlah usia produktif INDONESIA pada 2016, sebanyak 64 juta yang merupakan kelompok usia 16-34 tahun. Jika mengkaitkan dengan data pengguna internet pada 2017 yang mencapai 112 juta pengguna. Maka setidaknya 64 juta diantaranya adalah pengguna internet yang berusia produktif.

Pada sisi lain data jumlah pelaku start up atau bisnis rintisan di Indonesia hanya sebanyak 2 ribu pelaku start up, beberapa diantaranya: Tokopedia, Buka Lapak dan sebagainya. Jika mengambil perbandingan maka hanya 3 dari 10.000 anak muda yang memanfaatkan teknologi digital sebagai peluang bisnis. Selebihnya merupakan penikmat teknologi digital semata.

Kenyataan itu sejalan dengan Indeks Daya Saing yang dijabarkan sebelumnya. Berdasarkan 12 kriteria penilaian Daya Saing itu terbukti INDONESIA memang unggul melakukan perbaikan pada 10 kriteria. Tetapi masih lemah pada 2 kriteria lain, yakni sektor Kesehatan – Pendidikan dan sektor Efisiensi Tenaga Kerja. Termasuk pula isu korupsi, buruknya pelayanan birokrasi serta kebijakan yang tidak stabil.

Melihat deretan fakta tersebut menjadi tepat bagi perguruan tinggi menemukan formulasi penyelesaiannya. Dengan mengoptimalkan sejak awal pendidikan berbasiskan teknologi digital. Sekaligus menjadikan teknologi digital sebagai habit baru dalam mencari ilmu pengetahuan. Sehingga mendapatkan irisan antara kemajuan teknologi digital dan tingkat pengetahuan mahasiswa.

Jika mengutip pendapat ahli tentang fenomena era digital disebut sebagai era ketidakpastian, era disruption. Sebuah era dimana berbagai hal bisa terjadi dalam waktu cepat, tetapi pada waktu berlainan bisa pula runtuh dan menghilang. Inilah gejala VUCA (volatility, uncertaninty, complexity dan ambiguity).

Mari bersama kita melihat kebelakang sebelum era digital ini masuk, semua tatanan bisnis berjalan sesuai rencana-rencana yang tersusun. Aktifitas bisnis berjalan dengan linier. Sehingga bisnis dimanapun tumbuh dalam tahapan yang mudah diukur. Namun kini era digital, era ketidakpastian, era disruptif menjadikan perusahaan besar bisa runtuh dalam waktu mudah, kapanpun dengan situasi apapun.

Sebagai contoh perusahaan kamera raksasa KODAK, Disc Tarra, Payless Gymboree, dan yang terbaru, Toys'R'Us. Karena tergusur era digital. Pada konteks ini perguruan tinggi perlu mengambil peran paling depan. Dengan tidak menebarkan kekhawatiran kepada masyarakat terhadap fenomena era digital. Hal tersebut perlu dilakukan melalui percepatan riset dan menumbuhkan budaya digital dalam aktifitasnya. Sehingga mampu melahirkna ilmuwan yang cerdas memanfaatkan teknologi digital sekaligus membuka peluang kemakmuran bagi masyarakat.

Ikuti tulisan menarik Riko Noviantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler