Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pengangguran Indonesia periode Agustus 2017 dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,50 persen. Berdasarkan Berita Resmi Statistik No.103/11/Th.XX, 06 November 2017, tercatat sebanyak 128, 06 juta penduduk Indonesia adalah angkatan kerja. Jumlah pengangguran bertambah 10 ribu orang, walaupun dari segi persentase TPT turun sebesar 0,11 poin.
Sebuah fakta diperoleh dari data keadaan ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017, TPT lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah yang tertinggi dibandingkan lulusan lainnya, yaitu sebesar 11,41 persen. Padahal lulusan SMK dipersiapkan sebagai tenaga kerja yang langsung bisa diserap oleh pasar tenaga kerja.
Untuk menyamakan persepsi, perlu diketahui beberapa istilah tentang tenaga kerja. Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang masih sekolah, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. TPT adalah persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yaitu persentase jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja.
Sebanyak 121,02 juta orang tercatat sebagai penduduk yang bekerja. Sektor industri mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja yaitu sebesar 0,93 poin. Sedangkan penigkatan persentaser terkecil pada sektor konstruksi sebesar 0,01 poin.
Komponen pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran. Terdapat 121,02 juta orang penduduk yang bekerja dan 7,04 juta orang menganggur pada Agustus 2017. Jumlah penduduk bekerja dan pengangguran masing-masing bertambah 2,61 juta orang dan 10 ribu orang dibandingkan Agustus 2016.
Dari data tersebut, terdapat 64,02 juta orang penduduk yang bukan angkatan kerja. Diantaranya, masih sekolah sebanyak 16, 49 juta orang, mengurus rumah tangga sebanyak 39,92 persen, dan lainnya sebanyak 7,61 persen.
Jika melihat daerah, Tingkat Pengangguran Terbuka di daerah perkotaan lebih besar dibandingkan daerah perdesaan. TPT Daerah perkotaan sebesar 6,9 persen, sedangkan perdesaan sebesar 4,01 persen.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat pada Agustus 2017 yaitu sebesar 66,67 persen. Angka ini meningkat 0,33 poin jika dibandingkan periode Agustus 2016. Dilihat dari jenis kelamin, TPAK laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Kenaikan TPAK ini mengindikasikan kenaikan potensi ekonomi dari sisi pasokan tenaga kerja.
Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2017 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah seperti SMP ke bawah sebanyak 72,70 juta orang. Sementara lulusan SMA sederajat sebanyak 33,72 juta orang. Lulusan diploma tercatat sebanyak 3,28 juta orang, sedangkan lulusan Universitas sebanyak 11,32 juta orang.
Jika melihat TPT tertinggi yang diduduki oleh lulusan SMK, hal ini patut menjadi pertanyaan karena mereka adalah tenaga siap kerja. Sungguh ironi memang. Jika melihat fakta di lapangan, sebagian besar lulusan SMK tidak terserap perusahaan karena bidang keahliannya tidak banyak dibutuhkan. Hal ini menyebabkan mereka tidak punya pilihan lain sehingga memutuskan untuk menganggur.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dan dunia usaha diharapkan mampu membuka lapangan kerja yang lebih banyak bagi lulusan SMK. Selain itu, sebenarnya lulusan SMK mempunyai modal berupa keahlian yang dapat langsung digunakan untuk membuka usaha. Namun, kendala modal dan kemudahan berusaha menjadi tantangan bagi mereka. Diharapkan pemerintah dapat memberikan bantuan berupa modal usaha dan pembimbingan kepada para lulusan SMK agar dapat berwirausaha sehingga mengurangi tingkat pengangguran.(*)
Ikuti tulisan menarik Muhammad Aliem lainnya di sini.