x

Iklan

Tiur Melanda

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Dr. Ayke Agus Maestro Musik Klasik Internasional Bagikan Tradisi

“I want to share all the musical tradition that I have received from Jazcha Heifeitz”, itulah kalimat yang mendasari kerinduan Dr. Ayke Agus dalam perjalan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“I want to share all the musical tradition that I have received from Jazcha Heifeitz”, itulah kalimat yang mendasari kerinduan Dr. Ayke Agus dalam perjalanannya membagikan ilmu yang telah didapatkan dari Jazcha Heifetz, seorang pemusik legendaris dunia.

Dr Ayke sendiri adalah seorang pemusik violin dan piano berasal dari Indonesia yang mendapatkan kesempatan berharga menjadi seorang asisten dan murid dari Jascha Heifetz, seorang musisi kelahiran Rusia yang memulai debutnya pada umur 7 tahun dan disebut sebagai ‘anak ajaib’. Beberapa musisi legendaris serta musik kritikus sangat terpukau saat menyaksikan penampilan dari Jazcha remaja. Penggunaan vibrato-nya yang cepat, portamento yang emosional, dan tempo yang tepat menciptakan suara yang sangat khas membuat permainan Heifetz langsung dikenali oleh para penggemar.

Berbekal dari 15 tahun perjalanan Ayke sebagai asisten, murid, dan pengiring bersama gurunya inilah dia merasa terbeban dan berkewajiban untuk meneruskan ajaran-ajaran dari Jazcha. Dilatarbelakangi hal tersebut, Ayke membagikan kesempatan berharganya dalam bentuk masterclass pada tanggal 7 November 2017 yang selanjutnya dilanjutkan dengan konser sepanjang 1,5 jam di kampus UPH Karawaci. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Salah satu ajaran guru saya adalah kita harus menjadi seorang musikus yang fokus tidak hanya di satu bagian saja, jadi misal untuk pemain biola kan selalu ada iringan. Musikus itu harus mempelajari dua partitur tersebut. Tidak tahu mengapa kecenderungan orang-orang di sini tidak terlalu menghiraukan iringan. Padahal sebuah lagu kan dikarang keseluruhannya. Jadi itulah saya yang coba ajarkan dan juga kolaborasi antara pengiring dan solois. Itu sangat penting karena itu merupakan ‘the art of accompanying’ jadi mengiringi seseorang itu suatu kesenian yang spesial”, tegas Ayke.

Saat ini menurut Ayke, musik klasik sudah banyak peminat dibandingkan pada jaman sebelumnya, namun guru tetap memegang peranan yang sangat penting baik itu untuk me-regenerasi maupun untuk menjaga eksistensi dan perkembangan musik klasik.

“Guru sangat penting, mempunyai tenaga pengajar yang benar-benar berdedikasi mau membimbing sangatlah penting. Untuk Universitas Pelita Harapan saya betul-betul mengagumi dedikasi guru-guru musik contohnya Dr Tomislav. Mahasiswa perlu mempelajari bahan yang perlu dipelajari. Kecenderungan murid-murid ingin cepat-cepat maju secara instant. Guru tetap harus membimbing dan tidak menyerah untuk harus bisa mengajak murid untuk perlu tahu fondasinya. Tidak boleh dilepas begitu saja. Tangga nada, menurut guru saya, sangat amat penting. Di sini (UPH) lain sekali saya lihat, pengajarnya bersedia selalu mau meluangkan waktu untuk berlatih bersama-sama”, jelas Ayke.

Masterclass yang dibawakan Ayke disambut dengan antusias, khususnya oleh para mahasiswa Conservatory of Music UPH. Terbukti dengan  habisnya space untuk sesi tersebut dimana extra slot ditambahkan, dikarenakan tingginya ketertarikan dari para mahasiswa CoM.

Sesi ini berlangsung dari pukul 9 pagi sampai jam 6 sore non-stop dan hanya dengan diselingi istirahat makan siang selama satu jam diikuti oleh para mahasiswa yang mendemonstrasikan permainan biola atau piano.

Di hari selanjutnya selain Ayke menampilkan dua lagu di konser yang berlokasi di Ged. D501. Dia menampilkan permainan piano Fantasiestücke op.73 dengan diiringi permainan violin Vahur Luhtsalu M.Mus, dosen CoM UPH; serta ‘Sonata in A major for Violin and Piano’ bersama Dr Tomislav Dinov  yang juga dosen CoM UPH yang mengiringi dengan violin. 

Tidak hanya itu, mahasiswa CoM UPH juga mendapat kesempatan berharga untuk tampil di konser yang sama dengan Ayke, yakni Lidya Evania Lukito, Nadia Tumiwa serta Rachman Noor.

Ayke juga berpesan sesuai dengan filosofi hidupnya yaitu kunci yang terutama, yaitu sabar, tidak gampang menyerah, dan rendah hati. (TM )

Ikuti tulisan menarik Tiur Melanda lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler