x

Iklan

ayren yuni

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sumber Daya Alam Yang Terbatas

Artikel ini membahas tentang madzab iqtishoduna yang menolak keras bahwasanya sumber daya alam terbatas

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sumber Daya Alam Yang Terbatas

    Dalam teori ekonomi sumber daya alam di dunia ini sangatlah terbatas dan kebutuhan manusia tidak ada batasnya. Dalam pertumbuhan penduduk yang sangat pesat ini bisa dibaratkan pertumbuhan penduduk seperti deret hitung yaitu dua, empat, enam belas dan seterusnya. Dan sumber perkembangan sumber daya alam seperti deker ukur yaitu satu, dua, tiga, empat, dan seterusanya. Sumber daya alam adalah kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, perlindungan dan pemeliharaan alam harus terus di lakukan untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan tersebut.

      Namun ada dalam madzab ekonomi islam yang menentang adanya pernyataan sumber daya alam yang terbatas yaitu madzab iqtishoduna yang berarti Iqtishad bukan hanya sekedar terjemahan dari ekonomi. Iqtishad berasal dari kata bahasa arab qashd, yang secara harfiah berarti “ekuilibrium” atau “keadaan sama, seimbang, atau pertengahan” yang di pelopori oleh Muhammad Baqir As-Sadr dilahirkan di Kadhimiyeh, Baghdad pada 1935. Sebagai keturunan dari sebuah keluarga sarjana dan intelektual Islam Syi’ah ang termasyur, wajar saja Sadr mengikuti langkah kaki mereka. Ia memilih untuk menuntut pengajaran Islam tradisional di hauzah atau sekolah tradisional di Iraq, dan disitu ia belajar fiqh, ushul, dan teologi. Ia amat menonjol dalam prestasi intelektualnya, sehingga pada umur 20 tahun telah memperoleh derajat mujtahid mutlaq, dan selanjutnya meningkat lagi ke tingka otoritas tertinggimarja (otoritas pembeda). Otoritas intelektual dan spiritual di dalam tradisi Islam tersebut juga terwujud di dalam tulisan-tulisan Sadr, dan di dalam karyanya Iqtishaduna (Ekonomi Kita) ia menunjukkan metodologi ‘pernyataan tegas yang independen, tetapi memenuhi syarat’.

     Madzab iqtishoduna yang di pelopori oleh Muhammad Baqir As-Sadr, beliau tidak setuju dengan peryataan teori ekonomi konvesional tersebut karena sebagai muslim yang baik, alim dan percaya bahwa kehendak tuhan itu ada dan manusia itu sudah di beri takaran rezeki langsung dari langit maka pernyataan ekonomi konvesional itu salah dan menurut beliau sumber daya alam itu tidak terbatas namun kebutuhan manusialah yang terbatas dan serakah. Hal ini karena Allah menciptakan makhluk termasuk manusia di alam ini dan Allah pula sebagai Sang Pencipta akan memenuhi segala kebutuhannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

     Dalam mazhab Iqtishaduna, Islam itu tidak mengenal adanya sumber daya yang terbatas karena semua yang ada di alam ini telah diciptakan sesuai ukurannya. Mereka  berlandaskan pada dalil dari Al-qur’an surat Al-Qamar ayat 49 yang berbunyi:

 

“sungguh telah Kami ciptakan segala sesuatu dalam ukuran yang setepat-tepatnya.”

    Berdasarkan ayat tersebut, dapat dipahami bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu termasuk yang ada di dunia ini sesuai dengan ukuran yang setepat-tepatnya. Tidak akan ada makhluk yang kekurangan atas kebutuhannya. Jadi, seberapapun kebutuhan yang manusia perlukan, pasti kebutuhan tersebut dapat terpenuhi oleh sumber daya yang tersedia. Dengan ayat ini, maka mazhab Iqtishaduna menolak apabila sumber daya pemenuh kebutuhan itu terbatas dan kebutuhan manusia tidak terbatas.

   Nah disinilah titik perbedaan dari teori konvesional dan teori madzab iqtishoduna yang di pelopori oleh Muhammad Baqir As-Sadr.

    Mazhab iqtishoduna yang di pelopori oleh Muhammad Baqir As-Sadr, berpendapat bahwa masalah ekonomi muncul karena adanya distribusi yang tidak merata dan tidak adil bukan karena sumber daya alam di bumi ini terbatas. Dilihat dari kehiduan jaman ini yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. padahal dalam islam juga sudah di jelaskan makanlah secukupnya, minumpun secukupnya artinya hidup jangan berlebihan. Zaman sekarang atau orang-orang menyebut zaman now dan generasi micin ini hidup seakan-akan tidak pernah puas. Yang membuat cara berfikir kita ekonomi atau sumber daya alam tidak mencukupi dan tidak seimbang dengan pertumbuhan jumlah manusia adalah ketidak puasan manusia itu sendiri.

     Bicara tentang distribusi, bagaimana islam memecahkan problematika ekonomi, maka fakta permasalahan ekonomi secara mendalam terungkap bahwa hakikat permasalahan ekonomi terletak pada bagaimana distribusi harta dan jasa di tengah-tengah masyarakat sehingga titik berat pemecahan permasalahan ekonomi adalah bagaimana menciptakan suatu mekanisme distribusi ekonomi yang adil. Allah swt mengingatkan kita tentang betapa sangat pentingnya masalah distribusi harta ini dalam firman-Nya: “supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu”( QS.al-Hasyr 7 ). Di kemukakan bahwa teori distribusi hendaknya dapat mengatasi masalah distribusi kelas rayat yang mana kasus distribusi ini adalah persoalaan pokok ekonomi namun para ahli ekonomi modern menganggap masalah distribusi itu bukan masalah pokok suatu negara. Padahal dampak dari distrubusi yang tidak merata dan tidak adil ini mempengaruhi kesejahteraan ekonomi rakyat.

    Jadi bicara tentang adil itu sangatlah penting, kata ‘adl dalam berbagai bentuknya terulang sebanyak 28 kali di dalam al-Qur’an. Kata ‘adl sendiri disebutkan 13 kali, kata ‘adl di dalam al-Qur’an memiliki aspek dan objek yang beragam, begitu pula manusianya. Maka dari itu ‘adl dalam pembagian distribusi sangatlah penting untuk kemaslahatan manusia.

 

DAFTAR PUSTAKA

Badroen Faisal, Etika Bisnis Dalam Islam, Kencana, Jakarta: 2006

Rokhim Abdul, Ekonomi Islam, Stain Jember Press, Jember: 2013

Suprayitno, Ekonomi Islam, Graha Ilmu Yogyakarta: 2005 

Aziz Abdul, Etika Bisnis Prespektif islam, Alfabeta, Bandung: 2013

 



 

Ikuti tulisan menarik ayren yuni lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu