x

Iklan

Masa Depan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Madzhab Ekonomi Kontemporer: Alternatif Kritis

Madzhab Alternatif Kritis dipelopori oleh Timur Kuran. Madzhab ini mengkritik dua madzhab modern lain yaitu Iqtishaduna dan Mainstream

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ilmu ekonomi merupakan salah satu dari berbagai bidang ilmu yang tidak luput dari kajian Islam, yang pasti dengan tujuan menuntun agar manusia berada di jalan yang lurus. Bukan hanya pemikiran-pemikiran Ekonomi barat saja yang berhasil mengukir sejarah, namun Islam juga turut serta menyumbangkan berbagai pemikiran tentang Ilmu Ekonomi. Dalam hal ini, mari kita flashback pada masa Rasulullah SAW. Beliau bukan sosok asing lagi bagi umat islam, melainkan seorang teladan dalam menjalankan berbagai bidang kehidupan, yang salah satunya adalah bidang ekonomi. Ketika diumurnya yang masih belia, Rasulullah telah berkecimpung di dunia perdagangan bersama pamannya Abu Thalib. Dalam praktek berdagang ini, Rasulullah dikenal sebagai seorang yang jujur dan amanah. Sehingga dengan hal itu, pada akhirnya dapat mengantarkan Rasulullah menjadi seorang wirausahawan profesional. Selanjutnya pada masa kepemimpinannya, banyak praktek dan juga kebijakan Ekonomi yang dilakukan oleh Rasulullah dan kemudian diteruskan oleh para sahabat. Dengan berpijak pada praktek yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat inilah para cendekiawan muslim menciptakan teori-teori mereka.

Sebelum membahas tentang madzhab pemikiran Ekonomi Islam modern khususnya madzhab Alternatif Kritis, perlu diketahui pula bahwa ada beberapa fase dalam perkembangan pemikiran Ekonomi Islam, diantaranya:

a. Fase pertama, yaitu abad 1 sampai dengan 5 Masehi. Pada fase ini, pemikiran Ekonomi dirintis oleh para filsuf, sufi, dan fuqaha. Tokoh-tokoh pada fase ini diantaranya; Zaid bin Ali, Abu Hanifah, Abu Yusuf, Asy-Syaibani, dan Ibn Miskawaih.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

b. Fase Kedua, dimulai dari abad ke-11 sampai dengan 15 Masehi. Fase kedua ini dikenal sebagai fase yang cemerlang karena banyak meninggalkan warisan intelektual. Tokoh-tokoh dari fase ini adalah; Al-Ghazali, Ibnu Taimiyah, Ibnu Khaldun, dan Al-Maqrizi.

c. Fase Ketiga, dimulai dari tahun 1446 sampai 1932 Masehi. Fase ini dikenal sebagai fase kemerosotan, karena tertutupnya pintu ijtihad. Tokoh-tokoh dari fase ini adalah; Shah Waliallah, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Muhammad Iqbal.

d. Fase Kontemporer, fase ini dimulai pada tahun 1932 hingga saat ini. fase ini merupakan masa kebangkitan kembali intelektualitas di dunia Islam. Dan pada fase ini pula muncul pemikiran dan madzhab Ekonomi Islam modern.

Ada tiga madzhab dalam pemikiran Ekonomi Islam modern, diantaranya; Iqtishaduna (Baqir Ash-Shadr), Mainstream, dan Alternatif Kritis. Dari ketiga madzhab tersebut, masing-masing memiliki pendapat yang berbeda mengenai Ekonomi Islam. Hal ini dikarenakan masing-masing memiliki pandangan dan dasar hukum dalam memandang Ekonomi Islam. Perbedaan seperti ini dalam islam merupakan suatu rahmat.

Sebelum membahas tentang madzhab Alternatif Kritis, Kita akan membahas sedikit tentang madzhab Iqtishaduna dan madzhab Mainstream. Iqtishoduna merupakan salah satu madzhab Ekonomi Islam yang dipelopori oleh Baqir Ash-Shadr. Dalam "Buku Induk Ekonomi Islam" karya Baqir tertulis bahwa, "Ekonomi Islam adalah sebuah doktrin dan bukan merupakan suatu ilmu pengetahuan, karena ia adalah cara yang direkomendasikan Islam dalam mengejar kehidupan ekonomi, bukan merupakan suatu penafsiran yang dengannya Islam menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ekonomi dan hukum-hukum yang berlaku di dalamnya". Sedangkan madzhab Mainstream adalah madzhab yang berpandangan bahwa masalah ekonomi muncul karena kelangkaan sumber daya dihadapkan dengan keinginan manusia yang tidak terbatas. Tokoh-tokoh dari Madzhab Mainstream adalah Muhammad Umer Chapra dan Muhammad Abdul Mannan.

Selanjutnya adalah madzhab Alternatif Kritis. Sesuai dengan namanya, Madzhab ini merupakan madzhab yang kritis. Mereka berpendapat bahwa analisis kritis bukan saja dilakukan terhadap Sosialisme dan Kapitalisme, tetapi juga pada Ekonomi Islam. Mereka yakin bahwa Islam itu benar, akan tetapi Ekonomi Islam belum tentu benar karena Ekonomi Islam adalah hasil tafsiran manusia atas Al-Qur'an dan Sunnah. Madzhab Alternatif Kritis ini juga mengkritik dua madzhab sebelumnya, yaitu Iqtishaduna dan Mainstream. Madzhab Iqtishaduna dikritik sebagai madzhab yang menemukan sesuatu yang baru yang sebenarnya telah ditemukan oleh orang lain. Menghancurkan teori lama dan menggantikannya dengan teori baru. Sedangkan Madzhab Mainstream dikritik sebagai jiplakan dari ekonomi Neoklasik dengan menghilangkan variabel riba dan memasukkan variabel zakat serta niat.

Dalam buku Ekonomi Mikro Islam karya Adiwarman A Karim disebutkan bahwa Pelopor Madzhab Alternatif Kritis adalah Timur Kuran (Ketua Jurusan Ekonomi), Jomo (Yale, Cambridge, Harvard, Malaya), Muhammad Arif, dan lain-lain.

  1. Timur Kuran, lahir pada tahun 1954 di New York. Beliau memperoleh pendidikan menengah di Turki, dan lulus dari Universitas Robert di Istanbul pada tahun 1973. Kemudian beliau belajar ekonomi di Pricenton University dan lulus dengan predikat terbaik di angkatan tahun 1977. Pemikiran Timur Kuran mengkritisi ekonomi keadilan yang ditawarkan oleh ekonomi Islam. Kuran hanya menawarkan dua prinsip, yaitu prinsip keadilan dan kejujuran.
  2. Jomo, nama lengkapnya adalah Jomo Kwame Sundaram. Lahir pada 11 Desember 1952. Beliau merupakan ahli ekonomi Malaysia. Jomo merupakan seorang pakar dalam ekonomi politik pembangunan, khususnya Asia Tenggara. Selain menulis banyak kertas kerja akademik dan rencana untuk media, beliau juga telah menulis atau menyunting lebih dari seratus buku dan diterjemahkan 12 jilid. Serta menjadi editorial beberapa jurnal antarbangsa.

  

Semoga Bermanfaat

 

DAFTAR PUSTAKA

Karim, Adiwarman. 2007. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persaja.

Ash-Shadr, Baqir. 2008. Buku Induk Ekonomi Islam. Jakarta: Zahra Publishing House.

Suprayitno, Eko. 2005. Ekonomi Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu.

https://www.wikipedia.org/

Ikuti tulisan menarik Masa Depan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

1 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB