x

Iklan

Kang Nasir Rosyid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Guru Itu, Banyak!

Memperingati hari guru

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bulan November, bulannya guru, sebab 72 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 25 november 1945, para guru berkumpul dan mendeklarasikan terbentuknya organisasi guru bernama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). PGRI merupakan pengembangan dari organisasi guru yang dibentuk pada zaman penjajahan yang bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Seiring tumbuhnya semangat nasionalisme kebangsaan, sebelum Indonesia Merdeka, PGHBI berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Momentum pertemuan para guru pada tanggal 25 November 1945 itulah ditetapkan sebagai “Hari Guru”. 

Meski hari guru tidak ditetapkan sebagai hari libur, tapi selalu di peringati secara nasional, artinya dari pemerintah pusat sampai ke daerah, selalu ada peringatan hari guru, kegiatannya macam macam, ada lomba, ada pawai dan seabreg kegiatan yang melibatkan para guru. Intinya, peringatan hari guru, akan selalu ramai dan meriah, bahkan kadang bikin macet jalanan jika ada peringatan hari guru.

Dari berbagai kegiatan yang didadakan para guru, saya yang pernah diajar oleh “pak guru” dan “bu guru”, mengambil kesimpulan bahwa sesungguhnya “guru itu, banyak!”.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Guru itu, banyak dalam segi kwantitas, ini artinya tak terhitung jumlahnya jika dikaitkan dengan aspek “substantive”, siapa yang bisa menghitung jumlah guru dari sekian guru yang ada di Indonesia yang gemah ripah loh jinawi ini.

Jika guru yang ada di sekolah, apalagi yang sudah ASN termasuk honorer yang sudah tercatat,  mungkin bisa dihitung oleh Menteri PAN.Tapi berapa guru honorer yang tak tercatat, berapa guru madrasah, berapa guru ngaji yang ada dikampung kampung, berapa guru silat (bukan pelatih), guru spiritual dan macam macam guru lainnya, siapa yang bisa menghitung?, karena susah menghitungnya, berarti benar, guru itu, banyak!.

Dalam peringatan Hari Guru Nasional, Presiden Joko Widodo dengan kerendahan hatinya, bersikap sangat menghormati para guru dengan cara membungkukan badan dihadapan ribuan guru yang hadir. Bahkan dalam sambutannya Presiden mengucapkan kata kata yang membanggakan para guru seperti;  

"Saya bangga bisa berada di sini. Berdiri di hadapan ribuan guru, warga negara terhormat,"

"Sekali lagi saya tak mungkin jadi presiden tanpa peran guru”.

Sikap dan ungkapan Presiden Joko Widodo diatas, telah menguatkan kesimpulan saya bahwa “guru itu memang banyak!”.

Dalam konteks ini, tidak ada kaitan dengan aspek kwantitas, tetapi lebih menekankan pada aspek peran seorang guru. Guru adalah orang yang sangat banyak jasanya dalam meletakkan dasar dasar pendidikan/ahlaq, memberikan motivasi terhadap anak didik hingga ahirnya seorang anak menjadi Presiden, menjadi Mentri, menjadi Gubernur,Bupati, Walikota, Pengacara dan lainnya.

Guru memang bukan orang yang hebat, tetapi guru telah melahir banyak orang  hebat. Maka dari itu, untuk orang orang yang sudah merasa hebat, jangan sekali kali melupakan jasa seorang guru.

Hanya sekedar bertanya atau sekedar mengingatkan kepada orang yang hebat, jika diantara para guru (kita) ada yang masih hidup, pernahkan  kita menemuinya untuk sekedar “berterimakasih” atau minta minta maaf atas kesalahan yang pernah diperbuat terhadap guru yang telah banyak berjasa untuk kita semua  dan membuat kita seperti ini apapun profesinya, kita adalah hebat karena guru.

“Selamat Hari Guru”.

Ikuti tulisan menarik Kang Nasir Rosyid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler