x

Iklan

Alfan Tiara Hilmi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Anak-anak Ikut Demo Kecam Trump, Orang Tuanya Pun Bangga

Salah seorang demonstran sengaja mengajak anaknya demo sebagai bentuk penguatan mental. Demonstran lain ingin agar anaknya merasakan suasana unjuk rasa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jakarta - Ruby Khadijah berusia 7 tahun terlihat ikut dalam kerumunan unjuk rasa mengecam Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dengan mengenakan ikat kepala hitam bertulisan “Laa ila haillallah” dalam tulisan Arab, ia berdiri tegap sambil mengacungkan jari telunjuknya ke atas.

 

Ruby seakan tidak peduli dengan teriknya cahaya matahari siang itu. Kedua pipinya memerah dan butir-butir keringat telihat di dahi dan hidungnya yang kecil. Garis muka Ruby yang kearab-araban menjadikannya pusat perhatian para demonstran yang hadir di sana.

 

Adiknya Shafira Khadijah berusia 4 tahun selalu menempel di sebelah sang kakak. Ia kerap mengikuti gaya dan gerak-gerik Ruby setiap lensa foto para pewarta mengarah ke mereka. Keduanya terlihat serasi dengan dengan kerudung berwarna cokelat dan ikat kepala.

 

Ruby dan Shafira datang bersama ibunya Mutiara Ananda. Wanita berusia 39 tahun tersebut sengaja membawa anaknya agar bisa mengalami suasana unjuk rasa. Mutiara bahkan mengaku bangga dengan kedua anaknya karena mereka senang hati mengikuti ibunya demo. Ayah Ruby dan Shafira warga negara Inggris tulen, sehingga wajah keduanya sekilas seperti anak-anak Palestina yang putih kulitnya dan mancung hidungnya.

 

“Lihat mereka sudah seperti anak-anak Palestina kan. Insya Allah mujahiddah,” kata Mutiara kepada penulis di depan Gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jumat 8 Desember 2017.

 

Mutiara tidak khawatir membawa anaknya ke lokasi unjuk rasa di tengah cahaya matahari yang menyengat dan sesaknya kerumunan orang. Ia sengaja mengajak kedua buah hatinya itu sebagai bentuk pendidikan dan penguatan mental.

 

“Karena mental yang kuat disukai Allah,” ujarnya. 

Ruby mengaku senang hadir di lokasi unjuk rasa. Tetapi uniknya, dirinya  tidak tahu menahu apa yang terjadi dan dilakukan orang-orang di sana. Ia bersama adiknya hanya menganggap lokasi unjuk rasa siang itu sebagai arena bermain.

 

Tidak hanya Ruby dan Shafira, beberapa anak seumuran mereka juga terlihat hadir di tengah kerumunan masyarakat yang meneriakkan yel-yel dan jargon mengecam Trump. Dengan  seragam sekolah yang masih menempel di badan, Aisyah Raisa Salsabila berusia 10 tahun dan Muhammad Nurallah berusia 8 tahun duduk di pinggir trotoar di Jalan Medan Merdeka Selatan.

 

Mereka anteng sambil memperhatikan orator dari Nahdlatul Ulama yang menyampaikan aspirasinya di atas mobil terbuka. Wajah keduanya terlihat merah dan penuh peluh karena terik matahari.

 

Ibu mereka Lidia Oktora mengaku langsung memboyong kedua anaknya ke lokasi unjuk rasa usai mereka pulang sekolah. Lidia berharap mendapatkan berkah dari Allah karena telah berani membawa anaknya berjuang membela saudara seiman mereka.

 

“Mereka cinta saudara mereka. Sejak kecil sudah ditanamkan untuk mencintai saudara mereka di Palestina,” kata Lidia sambil terisak.

 

  

Lidia mengaku sering mengajak Raisa dan Nurallah ke aksi unjuk rasa seperti 411 dan 212, setahun silam. Saat menghadiri aksi 212 lalu, ia bersama kedua buah hatinya bahkan pernah merasakan pedihnya gas air mata yang dilesakkan aparat kepolisian. Menurutnya, pengalaman tersebut biasa. Ia pun tidak khawatir bila kejadian seperti terluang kembali di lokasi-lokasi unjuk rasa lainnya.

 

Meskipun begitu anak kedua Lidia, Nurullah mengaku senang berada di tengah kerumunan para pengunjuk rasa. Persis seperti anak-anak lain, dia sama sekali tidak mengerti apa yang tengah dilakukan orang-orang siang hari itu.

 

Demonstran yang lain, Adit Abu Daud berusia 26 tahun bahkan rela membawa balitanya Sultan Daud yang masih berumur empat bulan. Awalnya Adit memboyong istri dan anaknya dari Palembang untuk mengikuti reuni 212 beberapa hari yang lalu. Namun karena masih berada di Jakarta hingga hari ini, mereka tidak menyianyiakan kesempatan untuk ikut menentang sikap Trump di depan Kedubes AS.

 

Saat Adit ditanya-tanya penulis, istrinya terlihat menggendong anaknya, Sultan yang sedang tertidur. Wajah Sultan sengaja ditutup selimut agar terhindar dari teriknya sinar matahari.

 

Adit bersama istrinya memang rutin mengikuti aksi unjuk rasa seperti 411, 212, 515. Bahkan ketika istrinya sedang mengandung, Adit pun nekat mengizinkan pendamping hidupnya dan bayinya yang masih dalam kandungan mengikuti aksi 212.

 

“Dari istri saya hamil sampai anak saya lahir selalu ikut aksi,” kata dia.

 

Ikuti tulisan menarik Alfan Tiara Hilmi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler