x

Iklan

Labib Nubahai

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Relevansi Pemikiran Ekonomi Ibnu Khaldun Terhadap Kebijakan Moneter Di Indonesia

Atrikel ini menjelaskan tentang relevansi pemikiran ekonomi Ibnu Khaldun terhadap kebijakan moneter di Indonesia

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menurut Ibnu Khaldun, emas dan perak adalah ukuran nilai semua akumuasi modal dikarenakan kedua logam tersebut diterima secara alamiah sebagai uang yang nilainya tidak dapat dipengaruhi oleh fluktuasi subjektif. Oleh karenyanya, Ibnu Khaldun mendukung penggunaan emas dan perak sebagai standar moneter. Disisi lain, Ibnu Khaldun juga mnegatakan bahwa uang tidak harus mengandung emas dan perak tetapi keduanya dijadikan sebagai standar nilai uang, sementara dalam menetapkan harganya pemerintah menetapkannya secara konsisten.

Berdasarkan paparan diatas, Ibnu Khaldun menyarankan the gold bullion standard sebagai standar mata uang. Ketika emas tidaklah menjadi alat tukar tetapi otoritas moneter menjadikannya sebagai parameter dalam menentukan nilai tukar yang beredar, maka secara tidak langsung emas tidak lagi dipakai sebagai mata uang. Sistem yang demikian ini memerlukan suatu kesetaraan antara uang kertas yang beredar dengan jumlah emas yang diseimpan sebagai back up.

Ketajaman analisis Ibnu Khaldun mengenai standar mata uang disini dapat terlihat. Beliau memprediksi bahwa seiring perkembangan perekonomian, standar moneter juga akan mengelami perubahan, sebagaimana juga yang dikatakan oleh al-Ghazali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada dasarnya, kebijakan akan suatu hal akan muncul apabila terjadi gejala yang dirasakan, misalnya terjadinya inflasi. Inflasi pada masa Ibnu khaldun disebabkan karena adanya ketidak seimbangan peredaran mata uang, yaitu pencetakan fulus dimana nilainya (nominalnya) tidak berimbang dengan kandungan logam, sehingga  niai mata uang tersebut menjadi menurun jika dibelanjakan untuk emas dan perak ataupun barang berharga lainnya, dan akhirnya terjadi yang namanya inflasi.

Pada masa sekarang, terjadinya infasi disebabkan karena dua hal, yaitu: tarikan permintaan dan desakan biaya produksi.  Terjadinya inflasi tarikan permintaan dikarenakan adanya permintaan total yang berlebihan yang kemudian terjadi perubahan pada tingkat harga. Permintaan barang dan jasa yang meningkat berakibat pada bertambahnya permintaan faktor produksi. Bertambahnya permintaan faktor produksi menyebabkan harga faktor produkni naik. Dengan demikian, terjadinya inflasi ini disebabkan suatu kenaikan dalam permintaan total saat perekonomian dalam situasi full employment. Sedangkan inflasi desakan biaya terjadi dikarenakan meningkatnya biaya produksi yang kemudian berakibat pada naiknya harga produk-produk yang dihasilkan.

Seiring terjadinya inflasi seperti yang dijelaskan diatas, Bank Sentral diberi wewenang khusus oleh pemerintah untuk menanggulangi persoalan inflasi. Pada umumnya, Bank Sentral suatu negara berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat wajar. Beberapa Bank Sentral mempunyai independent authority, sehingga kebijakannya tidak bisa di intervensi oleh pihak manapun termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan adanya beberapa studi yang menunjukkan Bank Sentral yang kurang independen salah sarunya dikarenakan adanya intervensi dari pemerintah dengan tujuan menguatkan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian, sehingga akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi dikarenakan adanya intervensi tersebut.

Umumnya bank sentral mengendalikan jumlah uang beredar atau tingkat suku bunga sebagai instrument pengendalian harga. Selain itu, kewajiban Bank Sentral adalah untuk mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini dikarenakan nilai sebuah mata uang bisa bersifat internal (yang dicerminkan tingkat inflasi) ataupun eksternal (kurs) dimana sekarang ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh Bank Sentral seluruh dunia termasuk oleh Bank Indonesia.

Ikuti tulisan menarik Labib Nubahai lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB