x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tak Perlu Pelit Berbagi Pengetahuan

Banyak orang ‘pelit berbagi pengetahuan’ sebab ia merasa itulah asetnya yang paling berharga Ia enggan bederma karena khawatir asetnya berkurang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Sejak lama pengetahuan telah dianggap sebagai kekuasaan—‘Knowledge is power’ kata filsuf Francis Bacon yang hidup pada abad ke-16 (1561-1626). Tak heran bila seorang teman buru-buru mengunci folder laptop-nya begitu saya hendak mengopi sebuah makalah referensi. Barangkali karena memercayai kata-kata Bacon itu, teman saya hanya mau berbagi satu makalah.

Di masyarakat yang dibanjiri informasi, pengalaman seperti itu masih mungkin terjadi, karena masih banyak karya ilmiah yang hanya dapat diakses bila menjadi pelanggan jurnal tertentu. Sekalipun banyak orang menggaungkan ‘berbagi pengetahuan’ itu sangat bagus bagi perkembangan masyarakat, masih banyak orang—bahkan mungkin lebih banyak—yang memercayai bahwa pengetahuan adalah kekuasaan. Jadi, pelit-pelitlah berbagi pengetahuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bukan hanya dalam politik ataupun bisnis berskala besar, bahkan untuk sebuah resep masakan pun masih banyak orang enggan berbagi. “Aduh, maaf, saya gak bisa, ini rahasia bisnis,” kata seorang kawan ketika saya ingin mencoba resepnya walaupun untuk sendiri, bukan untuk membuka usaha dan menjadi pesaingnya.

Pengalaman ‘pelit berbagi pengetahuan’ karena masih banyak orang merasa paling tahu dan mampu belajar sendiri. Seandainya mereka tahu bahwa ilmuwan sekaliber Albert Einstein pun berdiskusi dan bertanya kepada orang lain. Lewat pertukaran pengetahuan itulah ia merasa memperoleh penajaman atas gagasannya dan bahkan mendapatkan inspirasi baru.

Banyak orang ‘pelit berbagi pengetahuan’ sebab ia merasa itulah asetnya yang paling berharga dan ia enggan mendermakan pengetahuannya karena khawatir asetnya berkurang. “Kalau orang lain jadi pintar, bisa-bisa saya gak kepakai lagi,” itu komentar yang kerap muncul. Seandainya mereka tahu bahwa bederma bukan melului berupa uang dan seandainya mereka tahu bahwa membuat orang lain pintar, bahkan lebih pintar, merupakan tindakan yang akan terus berbuah kebaikan.

Banyak orang punya banyak pengetahuan, tapi sayang pengetahuan itu tersimpan di komputer, flash disk, external harddisk, atau di cloud. Orang lain tidak bisa mengakses pengetahuan itu dan memanfaatkannya, sehingga pengetahuannya tidak produktif. Padahal, orang tersebut mungkin hanya memanfaatkan sebagian kecil pengetahuan yang ia simpan. Boleh jadi, karena ia merasa telah bersusah payah mengumpulkannya.

Berbagi pengetahuan bukanlah semata-mata demi berbagi. Sama pentingnya dengan berbagi pengetahuan, atau boleh dibilang lebih penting, ialah menjadikan pengetahuan itu lebih produktif. Bayangkanlah bila orang-orang di dalam organisasi, teman-teman kuliah, atau siapapun dapat memanfaatkan pengetahuan tersebut secara praktis. Menyimpan pengetahuan di dalam server tertentu tanpa ada yang dapat memanfaatkannya untuk memecahkan suatu persoalan sama saja dengan menimbun pengetahuan tanpa manfaat.

Sebagian orang terkadang tidak menyadari betapa bermanfaat pengetahuannya bagi orang lain. Ia mungkin tidak menyadari bahwa orang lain pada waktu dan tempat yang berbeda dapat memanfaatkan pengetahuan yang ia miliki untuk memecahkan persoalan tertentu. Pengetahuan tertentu mungkin berguna untuk konteks yang sama sekali berbeda, atau pengetahuan itu menjadi sumber inspirasi. Ketika orang-orang berkolaborasi dan berbagi pengetahuan, mereka mampu menghindari dari mengulang kesalahan yang sama dan menggunakan sumber daya lebih efektif.

Ketika orang enggan berbagi pengetahuan, mungkin dikarenakan ia tidak mengetahui apa tujuannya. Menyadari bahwa berbagi pengetahuan akan produktif bagi tercapainya tujuan bersama barangkali dapat mendorong seseorang untuk bersedia berbagi. Ia tidak akan merasa cemas orang lain menjadi semakin pintar, sebab dirinya pun bertambah pintar. ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler