x

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sartono Kartodirdjo - Sejarah dengan Kacamata Indonesia

Biografi Sartono Kartodirdjo sang peletak penulisan sejarah dengan kacamata Indonesia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Membuka Pintu bagi Masa Depan; Biografi Sartono Kartodirdjo

Penulis: M. Nursam

Tahun Terbit: 2008

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: KOMPAS

Tebal: xviii + 382 halaman

ISBN: 978-979-709-353-2

Sebuah biografi biasanya menempatkan detail seseorang dalam konteks sejarah di masa yang bersangkutan hidup. Penulis biografi mencoba menempatkan seseorang tersebut dalam kronologi waktu, mainstream pemikiran dan dinamikan sosial/politik yang terjadi. Sebuah biografi menjadi sangat rumit jika yang ditulis adalah seorang pelaku sejarah dan ahli sejarah yang menulis sejarah. Apalagi jika si-obyek tersebut sudah mengatakan bahwa “tidak mudah menuliskannya” (xv). Itulah biografi Sartono Kartodirdjo.

M. Nursam, mengakui bahwa penulisan biografi Sartono Kartodirdjo tidak mudah dan penuh liku. Diperlukan waktu tujuh tahun tujuh bulan (September 2000 – Maret 2008) untuk menyelesaikan biografi tersebut. Itupun proses penyelesaian akhir dilakukan dengan cara dikebut untuk bisa hadir di 100 hari peringatan meninggalnya Pak Sartono (xviii).

Seperti dijelaskan oleh penulis di halaman xvii, tujuan penulisan biografi Sartono adalah untuk menguraikan “riwayat hidup Sartono” dimana akan dijelaskan proses dan hasil pemikiran Sartono dalam suatu uraian yang menyeluruh dan komprehensif. Menurut saya tujuan tersebut telah berhasil dicapai oleh M. Nursam.

Biografi Sartono terdiri atas delapan bab, mulai dari “Asal-usul” sampai dengan “Membuka Pintu Bagi Masa Depan: sebuah refleksi. Judul bab terakhir ini dijadikan menjadi judul buku.

Sartono Kartidirdjo adalah seorang ‘pembaharu dan peletak dasar bagi perkembangan kajian sejarah kritis atau modern di Indonesia’. Ia terkemuka terutama dalam memperkenalkan visi dan pendekatan sejarah baru…visi Indonesiasentris (Djoko Suryo, xi). Bahkan Harlem Siahaan menyebutkan bahwa Sartono telah menciptakan mahzab sendiri. Harlem menyebutnya sebagai Mahzab Sartono (hal 308). Mahzab inilah yang dipakai untuk menulis Buku Standar Sejarah Nasional Indonesia (BSSNI) yang dijadikan rujuan dalam pengajaran sejarah nasional di semua jenjang pendidikan, dimana Sartono menjadi ketua tim penulisnya. Namun saying, penulisan BSSNI ini dianggap tidak memuaskan karena dianggap bias terhadap rejim yang baru saja berkuasa. Sebagai pelampiasan ketidak-puasan tersebut, Sartono menulis Sejarah Nasional Indonesia dengan versinya sendiri.

Bagaimana Sartono bisa menjadi sosok pelaku sejarah yang ahli sejarah dan menulis sejarah, diuraikan dengan sangat baik oleh M Nursam. Adalah pengaruh disiplin hidup saat Sartono kecil dan masa sekolah, khususnya di sekolah Katholik-lah yang membentuk dirinya. Disiplin itu yang membuatnya berhasil menekuni keilmuan sejarah. Sayangnya, masa kecil Sartono kurang detail dielaborasi oleh penulis. Sebagai sebuah biografi, detail masa kecil Sartono seakan hilang ditelan paparan konteks yang menurut saya tidak seimbang.

Sebagai “sebuah kerja intelektual” (hal xviii) buku ini telah berhasil mengenalkan bukan saja sosok Sartono Kartodirdjo, tetapi juga perkembangan sejarah pengajaran dan penulisan Sejarah Nasional Indonesia.

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB