x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Belajarlah Menikmati Kesendirianmu

Interaksi sosial yang memaksa manusia untuk cepat bereaksi telah menimbulkan tekanan. Jeda dari kesibukan jadi momen yang mahal.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Sepertiga malam yang terakhir adalah waktu yang menakjubkan: hening, terkadang terang oleh rembulan, terkadang gerimis saat musim penghujan. Di dalamnya tersedia potensi terciptanya momen-momen penemuan diri kembali: renungan perjalanan, koreksi, pembersihan diri, penyesalan, permohonan, tapi juga tekad dan kehendak untuk melangkah lebih baik.

Sendiri di tengah sepertiga malam yang terakhir adalah momen yang tidak mudah ditemukan saat siang dan petang dipenuhi kesibukan yang meletihkan. Lalu kita terlelap hingga fajar tiba dan melewatkan momen menakjubkan itu, momen yang memungkinkan untuk sendiri dalam hening.

Kesendirian diperlukan bukan hanya untuk kreativitas, seperti yang dibutuhkan para seniman, penulis, atau pebisnis, tapi seperti kata psikoanalis Adam Phillips, merupakan prasyarat dasar bagi kebahagiaan. Tanpa tekanan dari luar yang ditimbulkan oleh interaksi sosial, kita memiliki kesempatan untuk menyusuri ruang-ruang dalam kehidupan kita dan melihat lebih jernih ruang batin kita. Di dalam kesendirian, kata Phillips, tersedia peluang untuk memulihkan kemanusiaan yang tergores, tercoreng, dan bahkan terkoyak.

Kesendirian adalah fenomena ruang dan waktu—terjadi ketika kita membebaskan diri dari interaksi sosial dan memilih percakapan dengan diri sendiri. Pada momen inilah kita berpeluang menemukan kembali diri kita yang mungkin tersesat dan pada momen inilah kita berpeluang untuk kembali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada kebenaran dalam kata-kata yang diucapkan Blaise Pascal, orang Prancis yang hidup pada abad ke-17. Ia berkata: “Seluruh persoalan kemanusiaan berawal dari ketidakmampuan manusia untuk tenang, sendirian.” Interaksi sosial menimbulkan tekanan pada manusia, yang memaksanya untuk bereaksi setiap saat, memberi respon, dan terjebak kesibukan tanpa henti. Jeda dari kesibukan demikian mahal.

Kesendirian dari jenis yang ini bukanlah keterasingan dari sekitar yang dipenuhi kegelisahan, seperti yang dilukiskan Olivia Lang dalam The Lonely City, melainkan kesendirian yang dipilih secara sadar. Ini bukan kesendirian manusia modern yang terasing dari lingkungannya, melainkan kesendirian yang justru memulihkan kemanusiaan.

Ketika abad ‘yang sosial adalah segalanya’ tengah berjaya, ‘seni kesendirian’ terlihat semakin sukar didapat, bahkan tampak menakutkan. Ada momen-momen ketika manusia membutuhkan kesendirian, untuk melihat lebih jernih masa lampaunya, untuk menetapkan hati menatap masa depannya.

Di tengah abad yang serba sosial, manusia semakin memerlukan momen-momen kesendirian—sepertiga malam yang terakhir selalu jadi momen yang menakjubkan. Di saat seperti itu, saya teringat nasihat Andrei Taskovsky, orang Rusia, pembuat film: “Belajarlah menikmati kesendirianmu.” (Sumber foto ilustrasi: dailygood.org) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler