x

Iklan

Maldini Prathama

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

'Good Company Bad Stock' PT Gudang Garam Tbk (GGRM)

Analisis Makro Ekonomi, Analisis Industri, Analisis Mikro Perusahaan, dan Valuasi Saham GGRM

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Analisis Makro Ekonomi

Lingkungan global yang mendukung, ditambah kondisi fundamental dalam negeri yang kuat, telah membuat perekonomian Indonesia memasuki tahun 2017 dengan pijakan yang kuat. Pengelolaan dan kredibilitas fiskal telah membaik, sebagaimana dibuktikan dengan peningkatan peringkat kredit dari Standard and Poor (S&P). Pertumbuhan konsumsi swasta menguat, didukung oleh nilai Rupiah yang stabil dan menurunnya inflasi. Pertumbuhan investasi terus menguat didukung oleh pemulihan harga komoditas yang terus berlanjut, reformasi yang terus berlanjut untuk memperbaiki lingkungan bisnis, menurunkan tingkat suku bunga, dan sentimen bisnis yang lebih baik. Defisit neraca berjalan Indonesia terus menyusut sebesar 1,0 persen dari PDB, didukung oleh ekspor yang meningkat lebih cepat dibandingkan dengan impor, ditambah dengan guncangan positif perdagangan reguler yang terus berlanjut. Untuk tahun 2017, secara keseluruhan defisit transaksi berjalan tersebut diperkirakan tidak berubah dari tahun 2016 sebesar 1,8 persen dari PDB. Kebijakan fiskal tahun 2017 telah membuat langkah awal yang kuat, dengan membaiknya kinerja penerimaan dan kualitas belanja, mendukung pertumbuhan perekonomian. Pelaksanaan anggaran sampai akhir bulan Mei menunjukkan defisit fiskal yang lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Defisit fiskal untuk tahun 2017 diperkirakan mencapai 2,6 persen dari PDB. Perkiraan perekonomian positif karena adanya perekonomian global yang mendukung dan kondisi fundamental dalam negeri yang kuat.

Selain itu untuk proyeksi ekonomi di tahun 2018 presiden Joko Widodo menetapkan telah asumsi dasar ekonomi di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018. Asumsi dasar ekonomi RAPBN 2018 adalah sebagai berikut:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 5,4 persen pada tahun 2018. Pertumbuhan ekonomi yang optimis tersebut akan dicapai melalui dukungan konsumsi masyarakat yang terjaga, peningkatan investasi, dan perbaikan kinerja ekspor dan impor.

Inflasi diperkirakan tetap dapat terjaga di tingkat 3,5 persen, didukung oleh perbaikan kapasitas produksi nasional, stabilisasi harga, serta harga komoditas global yang masih relatif rendah.

Nilai tukar rupiah diperkirakan berkisar Rp 13.500 per dolar Amerika Serikat (AS). Pemerintah bersama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membangun upaya penguatan di sektor keuangan untuk menjaga stabilitas nilai tukar.

Rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan pada 2018 diperkirakan sekitar 5,3 persen. Antisipasi pasar dalam menghadapi kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat serta kondisi inflasi domestik yang terkendali berkontribusi dalam upaya pengendalian tingkat suku bunga SPN 3 bulan.

Asumsi rata-rata harga minyak mentah Indonesia diperkirakan sebesar US$ 48 per barel. Peningkatan kebutuhan energi dalam rangka pemulihan ekonomi global menjadi faktor yang mempengaruhi kenaikan harga minyak pada 2018.

Volume minyak dan gas bumi yang siap dijual selama 2018 diperkirakan mencapai 2 juta barel setara minyak per hari, yang terdiri dari produksi minyak bumi sebesar 800 ribu barel per hari dan gas bumi sekitar 1,2 juta barel setara minyak per hari.

Analisis Industri

Meskipun berpotensi membaik tahun depan, isu pelemahan daya beli masih menjadi fokus utama sektor konsumsi sepanjang tahun 2018. Sepanjang tahun berjalan hingga akhir pekan lalu, indeks sektor konsumer tumbuh cukup baik kendati masih underperform terhadap IHSG. Indeks sektor konsumer tercatat tumbuh 11,64%, sementara IHSG tumbuh 14,25%. Sepanjang tahun berjalan, kinerja IHSG lebih banyak ditopang oleh pertubuhan sektor finansial, industri dasar dan kimia, serta pertambangan masing-masing 31,16%, 22,87%, dan 14,35%.

Walau tidak sebaik ketiga sektor ini, sektor konsumer masih tumbuh lebih baik dibandingkan dengan sektor agribisnis (-6,42%), properti dan konstruksi (-3,28%), aneka industri (0,35%), atau infrastruktur, utilitas dan transportasi (9,67%). Bisnis sektor konsumsi tahun ini memang cukup ketat di tengah isu pelemahan daya beli, perlambatan konsumsi, serta pemulihan ekonomi. Sektor ritel yang menjadi bagian dari sektor ini pun menghadapi tantangan serius disrupsi e-commerce.

Selama tahun berjalan sektor konsumsi masih menjadi penyumbang pertumbuhan GDP Indonesia lebih dari 50%. Hal ini sejatinya menjadi katalis positif bagi investasi di sektor ini. Hal ini juga didukung mayoritas harga komoditas yang diperkirakan akan membaik tahun depan serta keputusan pemerintah menghapus PPN 13 bahan pokok untuk menjaga kestabilan harganya melalui PMK Nomor 116 Tahun 2017. Selain itu, tahun politik sudah akan dimulai tahun depan yang kemungkinan akan mendorong pengeluaran masyarakat dan alokasi dana politik. Surat Menteri Keuangan Nomor 277/MK.02/2017 pada 29 Maret 2017 menetapkan dana parpol naik 1.000%.

Tahun depan, penjualan ritel e-commerce di Indonesia diprediksi akan mencapai US$8,59 miliar dan akan terus bertumbuh setidaknya US$2 miliar per tahun hingga mencapai sekitar US$16,48 miliar pada 2022. Dengan basis kinerja yang rendah tahun ini, potensi pertumbuhan tahun depan berpotensi cukup tinggi mengingat sifatnya sebagai kebutuhan pokok tidak mungkin akan selalu mengalami kelesuan penjualan.

Analisis Mikro Perusahaan

Analisis Mikro Perusahaan ini merupakan analisis berdasarkan laporan keuangan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) hingga tahun 2016.

 Tahun

2014

2015

2016

EPS

2790

3345

3470

DPS

800

2600

2600

DPR

28.67%

77.73%

74.93%

  

Pertumbuhan

GGRM

Industri

EPS(MRQ) vs Kuartal 1 Thn Lalu

32,4%

8,87%

EPS(TTM) vs TTM 1 Thn Lalu

8,13%

7,12%

Pertumbuhan EPS 5 Tahun

6,41%

9,73%

Penjualan (MRQ) vs Kuartal 1 Thn Lalu

10,54%

4,29%

Penjualan (TTM) vs TTM 1 Thn Lalu

7,97%

7,52%

Pertumbuhan Penjualan 5 Tahun

12,74%

14,99%

 

ROE (TTM)

19.37%

ROE (5YA)

16.90%

ROA (TTM)

11.93%

ROA (5YA)

10.18%

 

TM = 12 Bulan Terakhir (Trailing Twelve Months)  -MRQ = Triwulan Terkini -5YA = Rata-rata 5 tahun

Berdasarkan data di atas earning GGRM mengalami pertumbuhan untuk 3 tahun terakhir. Selain itu dari segi dividen GGRM cukup dermawan bagi para pemegang saham dengan tingkat dividend payout ratio  yang cukup tinggi untuk 2 tahun terakhir, hal ini disebabkan karena GGRM tergolong sebagai emitan yang sudah cukup matang. Dari perbandingan pertumbuhan dengan industri dari berbagai indikator GGRM terlihat melebihi performa industri meski untuk pertumbuhan penjualan dan EPS 5 tahun terakhir dibawah industri. Selain itu rasio kinerja keuangan yang diukur dengan ROE dan ROA untuk satu tahun terakhir lebih besar dibandingkan rata-rata 5 tahun terakhir yang menunjukkan bahwa kinerja keuangan GGRM sedang mengalami pertumbuhan.

Valuasi

Terdapat berbagai metode dalam menentukan valuasi saham. Dalam tulisan ini metode yang digunakan adalah  metode Price Earning Ratio (PER).

 

GGRM

Industri

PER

20.8x

37x

 

Harga saham

PER

PER (Inds)

Kenaikan/Penurunan

Target Saham

Bobot

Rp 72,181.41

20.8

37x

78%

Rp 128,399.62

30%

 

Jika dilihat dari rasio PER maka harga saham GGRM cenderung murah bila dibandingkan rata-rata industri. Maka terdapat kemungkinan bagi GGRM untuk meningkatkan harga saham mereka. Untuk mencapai rata-rata industri maka GGRM harus mencapai target kenaikan harga saham sebesar 78% dan menjadi Rp 128,339.62 perlembarnya.

Namun rasio PER dalam analisis ini hanya diberikan bobot 30% dalam perubahan harga GGRM. Karena GGRM merupakan emiten yang sudah cukup matang sehingga kemungkinan pertumbuhan tidak sebesar perusahaan yang baru lepas landas. Maka dari itu, target kenaikan harga saham sebesar 78% akan dinilai overvalued. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan bagi GGRM untuk mengalami kenaikan harga, jika dilihat dari kinerja perusahaan yang cukup baik.

 

Referensi:

http://www.worldbank.org/in/country/indonesia/publication/indonesia-economic-quarterly-june-2017

http://bisnis.liputan6.com/read/3060006/begini-gambaran-lengkap-ekonomi-indonesia-di-2018

http://kalimantan.bisnis.com/read/20171120/442/710619/prediksi-2018-sektor-konsumer-membaik

 

Ikuti tulisan menarik Maldini Prathama lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler