x

Iklan

Mohamad Cholid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

#SeninCoaching: Mau Sukses Mendaki di 2018?

Transformasi diri merupakan kebutuhan, apalagi Anda memimpin tim atau organisasi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Leadership Growth: Demystify Self and Be a Better You

 

Mohamad Cholid

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Practicing Certified Business and Executive Coach

Cahaya Mu panas suci

Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

Aku hilang bentuk remuk

(Doa, Chairil Anwar)

Sebagian dari kita pada minggu-minggu menjelang pergantian tahun menyusun persiapan memasuki tahun berikutnya dengan sangat cermat. Banyak pula yang pada hari-hari di ujung tahun ini mendadak seperti menemukan diri sendiri berada di persimpangan jalan, antara ruang kegiatan rutin yang dijalani selama ini dan ruang baru yang belum jelas garis tepinya, antara masa lalu dan hari esok.

Dengan perubahan secara bertubi-tubi terjadi di banyak sektor, bahkan sejumlah organisasi dan kegiatan bisnis tumbuh secara eksponensial, siapa di antara kita yang dapat membuat batasan atau garis tepi kondisi hari esok dengan lurus?

Pola pendekatan lama di banyak organisasi yang mengharuskan membuat planning dengan rigid, sekarang ini sudah banyak berubah, menjadikan setiap rencana kerja memiliki fleksibilitas memadai.

Mereka yang merasa berada di persimpangan ruang dan waktu umumnya karena selama ini terbiasa nyaman dalam pelukan jabatan, hirarki organisasi, atau sangat be identified dengan pekerjaan dan sukses masa lalu. Golongan ini menghadapi peluang perubahan, bahkan tawaran perbaikan, dengan gamang. Melihat fakta-fakta diri dengan cemas.

Bagi yang ber-Tuhan, dalam situasi itu barangkali baik juga mengekspresikan diri seperti Chairil Anwar berdoa  “…Tuhanku, aku hilang bentuk remuk.”

Membangun koneksi dengan Pemilik Alam Semesta, the Infinity, menghadap Tuhan, kita merasa di-acknowledged, diakui keberadaan kita namun sekaligus “hilang bentuk.”

Mengalami “hilang bentuk” dapat melunturkan ego kita. Sehingga ketika melihat cermin, menghadapi kenyataan dengan lebih bijak. Dari sini kita dapat melakukan reformasi atau transformasi diri menjadi pribadi baru. Becoming the person we want to be.

Menjadi pribadi yang lebih hebat, sebagai eksekutif yang lebih efektif, atau meningkatkan diri untuk memimpin organisasi dengan kemampuan memberikan inspirasi kepada tim untuk menjemput masa depan, perlu menggeser ego.

Ibarat mendaki gunung, beban berat (ego dan ikatan sukses masa lalu) perlu ditanggalkan, agar perjalanan menjadi lebih ringan – apalagi saat menghadapi badai distraksi dan tantangan lain.

“When the storm is brewing and the winds are picking up all around you, moving to a different place in yourself is much more important than moving to a different place on the mountain,” kata Michael Gerber, dalam percakapannya dengan Sarah, pemilik usaha yang menyiapkan diri mesti melaksanakan The Seven Essential Disciplines untuk membangun usaha menjadi berkelas dunia (E Myth Mastery).  

Selain diminta bersedia melepaskan beban kebanggaan masa lalu, apakah Anda juga berani melakukan demystify diri sendiri? Ini penting sekali. Masih banyak orang mengaku mau menjadi eksekutif atau leader yang lebih efektif, tapi belum bersedia membuat diri sendiri terbuka, ringan hati, dan belum legowo melihat cermin (feedback dan feedforward) dari orang-orang di sekitarnya. 

Bagaimana mau memimpin transformasi organisasi kalau diri sendiri belum dapat  bertransformasi? What would you do differently?

Mengenal diri sendiri dan memahami serta mengimplementasikan The Wheel of Change sebagaimana disarankan oleh Marshall Goldsmith, dapat membantu proses perubahan atau transformasi diri dan organisasi dengan baik (Triggers, Sparking positive change and make it last).

Dalam upaya melakukan perubahan perilaku, mengembangkan efektivitas kepemimpinan, kita memiliki empat pilihan: Creating (berkenaan dengan element positif yang kita bangun untuk hari esok); Preserving (mempertahankan elemen positif); Eliminating (melakukan eliminasi elemen negatif); dan Accepting (hal negatif yang harus kita terima/hadapi).

Untuk penggalian diri atau memberikan tantangan kepada diri sendiri agar menjadi lebih baik, Marshall Goldsmith menyarankan kita menggunakan active questions secara konsisten. “Active questions focus on what you can do to make a positive difference for yourself and the world,” kata Marshall.

Setiap hari, atau minimal seminggu sekali, sanggupkah Anda mengajukan pertanyaan lugas kepada diri sendiri dan Anda jawab dengan benar: Did I do my best to -- 1.Be happy? 2.Find meaning? 3.Be fully engaged? 4.Build positive relationships? 5.Set clear goals? 6.Make progress toward goal achievement?

Apa upaya terbaik yang sudah kita lakukan untuk bertransformasi menjadi pribadi baru yang lebih efektif?

Pertanyaan aktif menggali upaya-upaya terbaik kita – daftar pertanyaannya dapat diperpanjang. Sedangkan pertanyaan pasif fokus pada apa yang mesti dilakukan dunia (pihak lain) untuk memberikan perubahan positif pada Anda. Variabel kunci kebahagiaan, membangun makna, dan kepuasan adalah pribadi bersangkutan, bukan perusahaan.

Di situ perlunya melakukan demystify diri. Mengubah perspektif tentang konteks strategis keberadaan kita di organisasi, di komunitas, di dunia. Menyadari pentingnya para stakeholders untuk mendukung kita melakukan pendakian karier, menjadi lebih efektif di setiap level, atau pun untuk pengembangan organisasi.

Anda akan dapat menikmati proses peningkatan efektivitas diri berdasarkan metode Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching (MGSCC), yang sudah lebih dari 25 tahun membantu ratusan ribu eksekutif dan leaders di semua level di ribuan organisasi di enam benua.

Mohamad Cholid  adalah Head Coach di Next Stage Consulting

n  Certified Executive Coach at Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching

n  Certified Marshall Goldsmith Global Leader of the Future Assessment

Alumnus The International Academy for Leadership, Jerman

(http://id.linkedin.com/in/mohamad-cholid-694b1528)

(www.nextstageconsulting.co.id)  


 [CM1]

Ikuti tulisan menarik Mohamad Cholid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler