x

Iklan

aan setiaji

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Prestasi Banyuwangi Menjadi Motor Pembangunan Jawa Timur

Pembangunan Banyuwangi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di bawah kepemimpinan Gubernur Soekarwo, Jawa Timur menoreh berbagai prestasi. Gubernur yang sering disapa Pakde Karwo itu merupakan sosok pemimpin yang dicintai masyarakatnya, hingga sang gubernur memimpin dua periode.

Walaupun memilki cukup banyak prestasi di bawah kepemimpinan Pakde Karwo, bukan berarti semuanya sudah selesai. Kinerjanya selama hampir dua periode, memang harus diapresiasi, namun dalam beberapa hal masih ada sisi yang perlu dibenahi. 

Seperti pada sektor ekonomi dan pembanguan. Sektor ini masih perlu dilakukan percepatan. Untuk kemiskinan sendiri, Jawa Timur masih dalam angka yang sangat tinggi, khususnya di tingkat pedesaan. Jumlah penduduk miskin di provinsin ini di tahun 2017 berjumlah 4.638.530 jiwa dengan sebaran 3.065.760 orang atau 66,5 persen tersebar di pedesaan. Sedangkan sisanya, 1.552.000 jiwa atau 33,5 persen tinggal di kawasan perkotaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Data itu menunjukkan jika tingkat kemiskinan di pedesaan Jawa Timur masih sangat tinggi. Itulah sebabnya percepatan pembangunan harus dilakukan guna membangun kesejahteraan masyarakat. 

 

Inovasi

Sebuah inovasi untuk melakukan percepatan pembangunan perlu dijadikan acuan bagi percepatan pembangunan di Jawa Timur.  

Saat ini ada salah satu daerah di Jawa Timur telah menunjukan progres percepatan pembangunan yang cepat. Banyuwangi di bawah kepemimpinan Azwar Anas telah menunjukan kemampuannya untuk menjadi daerah yang unggul. 

Kini Banyuwangi telah banyak berubah dari sisi pertumbuhan ekonomi maupun tingkat kesejahteraan masyarakatnya. 

Kemiskinan pedesaan yang menjadi problem di Jawa Timur sepertinya cocok untuk mengadopsi apa yang dilakukan Azwar Anas di Banyuwangi.

Salah satu programnya yang paling jitu adalah program smart kampung. Smart kampung adalah upaya untuk melakukan sistem pembangunan secara terpadu dipedesaan dengan berbasis IT.

Ada tujuh sektor yang terakomodir dalam smart kampung. Sektor tersebut adalah pelayanan publik, pemberdayaan ekonomi, pelayanan kesehatan, pengembangan pendidikan dan seni-budaya, peningkatan kapasitas SDM, integrasi pengentasan kemiskinan, dan informasi hukum.

Smart kampung adalah antitesis dari pembangunan yang terfokus di perkotaan saja. Program tersebut memuat pembangunan secara fisik maupun non fisik, dalam bentuk pendidikan dan pemberdayaan.

Pemanfaatan teknologi informatika dan komunikasi merupakan salah satu prasyarat utama dalam mewujudkan program tersebut. 

Pemanfaatan teknologi dalam masalah administrasi kependudukan akan sangat membantu masyarakat dalam mengurus masalah itu. Dengan menggunakan teknologi yang tepat, masyarakat cukup mengurus administrasi sampai di balai desa saja. 

Sistem ini sangat berpengaruh dalam menyingkat waktu bagi masyarakat. Padahal sebelumnya mengurus administrasi bisa sampai berhari-hari,  sedangkan saat ini hanya memerlukan waktu beberapa jam saja.  

Waktu yang pendek tersebut sangat bermanfaat untuk masyarakat melakukan pekerjaannya, sehingga mereka bisa tetap produktif. 

Balai desa juga difungsikan sebagai pusat pelayanan bagi masyarakat untuk berbagai hal. Pengembangan ekonomi, seperti pelatihan petani dan juga pengrajin. 

Mereka diberikan pemahaman baru tentang pemasaran produk secara lebih luas. Posyandu juga dikembangkan untuk melakukan pendataan kesehatan serta mempermudah masyarakat miskin dalam mengakses surat pengobatan.

Ketujuh sektor tersebut mampu memberikan perubahan yang signifikan bagi masyarakat Banyuwangi. Selain smart kampung yang diproyeksikan bagi masyarakat pedesaan,  Azwar Anas juga mempunyai program pengentasan kemiskinan secara terpadu. Ia mencoba mengentaskan kemiskinan dengan beefokus pada lima sektor yaitu, sektor kesehatan, pendidikan, pertanian, UMKM, dan pariwisata.

 

Kemiskinan Menurun

Dapat dilihat bahwa angka kemiskinan di Banyuwangi tahun 2016 berada pada pada angka 8,79 persen. Padahal sebelumya pada tahun 2015 tingkat kemiskinan di Banyuwangi berada pada pada angka 9,2 persen. Lebih jauh lagi dari hasil survei pada tahun 2010, kemiskinan di Banyuwangi mencapai angka 20 persen. Ini merupakan percepatan pembangunan yang luar biasa. 

Selain itu, pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi sendiri untuk tahun 2016 lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan juga lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi Banyuwangi mencapa 6,01 persen sementara pertumbuhan  ekonomi Jawa Timur sekitar 5,55 persen. 

Ini bisa menjadi potret kesuksesan Banyuwangi bisa menjadi motor penggerak percepatan pembangunan di tingkat Provinsi Jawa Timur. Langkah Anas maju mendampingi Saifullah Yusuf di Pilkada Jatim tahun depan adalah garansi soal percepatan pembangunan tersebut.

 

Ikuti tulisan menarik aan setiaji lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

1 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB