Dua hari menjelang tutup tahun 2017 awak bertekad menyelesaikan beberapa hutang tulisan yang tertunda bersebab kesibukan mencari inspirasi. Kamis berwisata tranportasi ke bandara Soekarno Hatta menikmati Kereta Api baru mewah. Hari Jum'at seharian melepas sahabat terbaik Brigadir Jendral Polisi (Purnawirawan) dr. Bambang Ibnu Suparto (BIS) yang wafat di Rumah Sakit Kepolsian Pusat Raden Said Soekanto. Alhamdulillah reportase wisata kereta api bandara dapat posting di kompasiana.com Sabtu 30/12/2017. Tinggal lagi satu tulisan bertajuk Im memoriam Jendral BIS.
Pekan ini masih ada rencana menulis 3 reportase. Pertama tentang Pekan Kuliner Minangkabau di Anjungan Propinsi Sumatera Barat di Taman Mini Indonesia Indah. Kedua, artikel tentang Pasar Tanah Abang model baru dan yang terakhir Resensi Film Ayat Ayat Cinta 2. Inilah rencana seorang penulis gaek yang telah posting 2000 artikel dan menerbitkan 15 buku. Kata sobat penulis dr. Irsyal Rusad usia boleh tua tetapi semangat wajib muda agar tidak terserang penyakit pikun.
Takut mendapat gelar Sutan Betawi bersebab telah lama juga tidak pulang ke kampuang halaman maka awak mewajibkan diri hadir di Anjungan Sumbar Taman Mini. Berita tentang pekan kuliner di terima dari Whatsapp Ikatan Warga Lubuk Jantan (IWLJ) Kabupaten Tanah Datar. Dari kediaman di Kawasan Kampung Dukuh Jakarta Timur hanya perlu waktu 20 menit tiba di Taman Mini melalui pintu 2. Penjaga pintu masuk, tersenyum ketika melihat seorang purnawirawan berseragam olahraga berjalan tegap. Sembari hormat grak awak dipersilahkan masuk perai (gratis) di destinasi wisata nusantara terunik Indonesia.
Tiba di Anjungan Sumbar terlihat sudah banyak pengunjung. Dipanggung terdengar seorang penyanyi mendendangkan lagu minang. Awak kira sipenyanyi tenar Ratu Sikumbang, ternyata bukan walaupun kulitas suara tidak kalah dibanding penyanyi legend uni Elly Kasim. Gadih penyanyi merangkap host bersama seorang pemuda tampan sudah 3 tahun membawakan acara pada Pekan Kuliner Minangkabau. Jadilah lancar dalam bagurau jo pengunjung nan sadang taragak kampong.
" Apak apak jo amak amak Uda dan Uni sarato sanak saudaro sekalian, kini tibo waktu kito mandangakan Talk Show tentang Perempuan Minangkabau" . Pembawa acara menghentikan sejenak semangat pengunjung yang sedang asiek nyanyi bernyanyi ditambah tarian adat melayu serampang 12. "Pembicara atau Nara Sumber Profesor Eje Kim Warga Negara Korea Selatan, Moderator gadih minang Ghea Mirella dan penterjemah Uni Lolelyta. dipersilahkan naik panggung"
Kesan pertama sebagai orang perantauan Pulau Andalas tentu terkagum kagum ketika mendapat informasi tentang Seorang WN Korea selama 20 tahun meneliti tentang adat istiadat minangkabau. Talk show Perempuan Minanghkabau seperti disampaikan moderator berlangsung dalam 4 bahasa. Bahasa Inggirs, Indonesia, Korea dan tentu bahasa minang. Jadilah pengunjung berdecak kagum menyaksikan kepiawaian moderator nan pasih berbahasa Inggris dan penerjemah berbahasa Korea (Alumni Fakultas Ilmu Budaya UI Sastra Korea) mampu menyampaikan isi hati Prof Eje Kim kepada pengunjung.
Professor Eje Kim telah menerbitkan 3 buku terkait Indonesia khususnya Minangkabau merasa terpesona dengan system budaya matrileneal. Beliau salut dengan kekuatan perempuan minang seperti di buktikan perjuangan Rasuna Said, Rohana Kudus jurnalis, pengusaha dan guru dan Nurhayati CEO Kosmetik Wardah. Ini hanya sebagian kecil perempuan minang sukses meniti kartier pada tingkat nasional.
Awak terkesima juga mendengarkan kesimpulan Prof Eje yang mengatakan bahwa perempuan minang yang di tinggal suami baik karena cerai maupun bersebab wafat, tidak menikah lagi. Subhanallah memang benar adanya sebagai single parent perempuan minang bertanggung jawab dalam kapasitasnya sebagai Bundo Kanduang mendidik anak dengan penuh kasih sayang sampai anak anak berhasil dalam hidup dan penghidupan.
Secara empiris awak teringat dalam kehidupan keluarga besar kami, guna membenarkan dan menguatkan kesimpulan Profesor Eje Kim. Ibu Mertua Hj Yunidar Busri mengasuh 6 anak yang masih kecil ketika suami wafat demikian juga Uni Hj Ana Erdwan dan Uni Hj Yunidar Khaidir tetap tidak menikah sehingga putra putri berhasil menjadi sarjana dan sukses dalam karier. Luar biasa memang kekuatan dan kesetiaan perempuan minang.
Ketika di beri kesempatan bertanya awak mengemukakan kepada Prof Eje terkait Pria Minang Kabau. Sepertinya ada rasa iri hati sedikit terkait penelitian focus pada perempuan minangkabau dengan pertanyaan "Apakah ada pembahasan dalam buku Prof tentang Tokoh sekelas Proklamator Bung Hatta. Pujangga dan Ulama Buya Hamka dan Menteri Luar Negeri Haji Agus Salim yang menguasai banyak bahasa dunia sebagai putra putra minang sangat terkenal dan berjasa bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jawaban cerdas setelah mengutarakan beberapa tokoh Negara Tetangga serumpun melayu keturunan minangkabau, Prof Eje menjelaskan bahwa orang orang hebat itu terlahir dari rahim Bundo Kanduang. Luar biasa. Terkait pembahasan lebih mendalam tentang penelitian Budaya Minangkabau direncanakan February 2018 ada agenda Launching Buku Perempuan Minangkabau di Padang Sumatera Barat.
Penanya selanjutnya Ibu Desie Alwis yang pernah tinggal di Korea Selatan selama 4 tahun. Ibu Dessie mendampingi suami sebagai Duta Besar mengutarakan bahwa antara Indonesia dan Korea Selatan sudah lama terjalin persahabatan budaya. Prof Eje malah mengatakan bahwa ibu ibu Indonesia jangan percaya dengan sinetron drama keluarga Korea. Tidak benar seratus persen kehidupan di sinetron dibanding kehidupan perempuan yang sebenarnya di negeri Korea sana. Awak tersenyum mendengar kenyataan ini sehubungan istri dan anak gadih suka banget menonton sinetron drama Korea,..hahahahaha
Awak merasa beruntung hari ini menerima hadiah buku Prof Eje Kim berjudul Happy Yummy Journey. Buku sudah diterjemahkan oleh Uni Lovelyta ke dalam Bahasa Indonesia kini sudah bisa di beli di toko Buku Gramedia. Buku berkisah tentang kegemaran Prof Eje Kim Peneliti di Gyeongin National Univercity of Edu pada buah Durian sehingga berkelana hampir ke 100 negara. Nantilah awak tuliskan Resensi buku ini agar bisa lebih focus dan terkosentrasi mengingat begitu luas dan hebatnya pengembaraan sang kupu kupu yang menemukan kebahagiaan sejati di ranah minangkabau.
Perlu pula awak utarakan disini apresiasi kepada ampek gadih nan memperjuangkan kebudayaan minang. Salah satu anak gadih itu moderator Talk Show Ghea Mirella yang telah menerbitkan buku : "50 Ribu Rupiah Menaklukkan Jakarta" Bahagia seorang penulis itu sederhana saja yaitu ketika bersua dan berkenalan dengan sesama profesi apalagi dari serumpun puak minangkabau. Inilah salah satu hikmah silaturahim seperti disampaikan Ibu Dubes Dessi Alwis, kita bisa saling menguatkan dalam upaya mengangkat batang tarandam budaya adat minangkabau.
Posting ke 2001
Salamsalaman
TD
Ikuti tulisan menarik TD Tempino lainnya di sini.