x

Iklan

TD Tempino

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Teman Dunia Maya Tidak Sama Dengan Teman Dunia Nyata

Jangan terlalu banyak berharap dunia maya mirip dengan dunia nyata.Sahabat dunia maya belum tentu bisa dijadikan sahabat dunia nyata.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tahun 2017 sudah berlalu, banyak kesan selama 365 hari berjalan. Kesan tersimpan dikenangan apakah itu satu kesenangan atau sebaliknya satu perasaian. Itulah hidup dan kehidupan anak manusia selalu saja diwarnai oleh hitam dan putih tergantung bagaimana menyikapi. Semakin bertambah usia tentu diharapkan semakin bijak menghadapi setiap permasalahan dalam koridor sabar, syukur dan tawakkal.

Selaku makhluk sosial apalagi dizaman now dimana hubungan antara manusia terkoneksi sangat mudah melalui telepon seluler tentu perlu di manage dengan baik. Makhluk sosial pada zaman dahulu kala lebih acap bersilaturahim tatap muka dalam artian bersua fisik dan kemudian bersalaman salaman. Suasana seperti itu memberikan makna yang lebih dalam dibanding berkomunikasi dunia maya. Inilah pergeseran budaya yang wajib dipahami secara mendasar dan sadar bahwa sesungguhnya kontak sosial itu terkadang menimbulkan salah paham dan syak wasangka.

Tahun lalu awak terpaksa mundur dari keanggotaan 2 komunitas whatsapp. Keputusan meninggalkan komunitas yang telah diikuti beberapa lama tentu dengan alasan yang telah dipertimbangkan dengan masak. Membuat diri nyaman dan semoga komunitas yang ditinggalkan juga aman dan nyaman pula. Sekali lagi diingatkan disini komunikasi by phone khususnya dalam bentuk pesan terkadang menimbulkan salah paham. Tidak semua anggota group paham tetapi ada saja sahabat kita yang belum bisa menerima pesan pesan yang awak sampaikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebenarnya sederhana saja masalah escape from whatsapp. Awak dalam kapasitas penulis tergabung di beberapa komunitas WA. Malah di beberapa group WA sebagai penggagas sehingga sekali gus menjadi Admin. Tujuannya adalah mengumpulkan nan terserak baik dari sahabat penulis, keluarga, sejawat, taman olahraga maupun dari komunitas teman pernah sekerja dan dosen. Inilah sarana komunikasi murah meriah bertukar informasi, saling menasehati dan juga tempat berjanji.

Dalam kapasitas seorang penulis awak acap sekali mengirim artikel ke berbagai group WA. Nah inilah pokok masalahnya. Mungkin karena bosan dikirimi hampir setiap hari tulisan atau bisa juga dianggap menuh menuhi memory handphone maka ada satu atau dua anggota berkeberatan. Tentu saja awak segera minta maaf dan akhirnya mohon diri agar "kesalahan" kirim tidak terjadi lagi. Dengan demikian hubungan maya untuk semetara terputus namun sebagian besar sahabat itu ada yang sudah berkenalan di dunia nyata sehingga persahabatan tetap berlanjut.

Begitulah pengalaman tahun silam yang menjadi pembelajaran berguna. Bisa jadi niat kita baik berbagi opini, reportase kegiatan atau terkadang puisi tidak dapat di terima oleh satu dua orang saja. Bisa dimaklumi juga ada beberapa WA khusus membahas tentang topik tertentu jadi nampaknya tidak relevan dikirimi tulisan yang tidak sesuai dengan visi misi. Namun lebih banyak dari komunitas itu sifatnya sangat umum dimana sahabat saling berbagi apakah bentuk tausyah atau cerita lucu. Anehnya hal hal seperti ini sangat menghibur dan menambah wawasan sampai sampai saling semangatnya ada beberapa pesan berisikan nada yang sama.

Terkait dengan hal itu apabila di telisiak lebih dalam tentang pendapat maka perbedaan adalah suatu keniscayaan. Media sosial menampilkan diri sebagai lahan bertemunya berbagai pendapat terkait masalah politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan juga agama. Apabila di kerucutan perbedaan pendapat itu lebih pada pertikaian silang kata di bidang politik. Disana bertumpuk pula ikutan dari sisi kehidupan lain yang terseret atau memang ikut andil dalam perdebatan seru.

Siapa dibelakang media sosial itu. Tentu ada para sobat yang berperan dalam menyampaikan aspirasi sesuai dengan pemahaman masing masing. Terus terang awak mengalami metamorfose dalam menyikapi perbedaan pendapat. Beberapa hari lalu saya terhenyak ketika menerima satu pesan dari seseorang sobat di komunitas Whats App. Sobat tersebut dengan santai mengirimkan pesan begini. " hai para penghuni WA ini, koq seru benar dalam berdebat, sudahlah memang debat kita ini memberikan pengaruh kepada pemerintah, bangsa dan negara ? hahahaha paling paling semua debat itu berhenti di Handphone masing masing."

Ahai, benar juga kenapa pula kita sampai hati menyakiti dan tersakiti karena sekedar perbedaan pendapat. Siapa sih peduli dengan gaung perdebatan kita ini. Mari kita bersatu walaupun tetap berdebat. Persatuan dan kesatuan tetap harus terjaga. Untuk itulah kita berhimpun di media sosial. Luruskan niat ingat komitment ketika memutuskan akan aktif di media sosial. Komitment awak sejak aktif di medsos menggunakan motto penasehat penakawan dan penasaran. Alhamdulillah manjur dan saampai saat ini selamat.

Medsos adalah rumah ke lima sejak tahun 2010. Rumah Ibadah nomor satu, rumah kediaman nomor dua. kampus rumah ke tiga dan rumah gadang rumah ke empat. Sebagai penghuni tetap saya merasakan betapa rumah ini menjadi sangat nyaman ketika bertemu dengan seisi rumah. Kita adalah sobat terbaik di medsos. Alhamdulillah awak kini lebih mampu menerima perbedaan pendapat tanpa emosi mengebu. Perubahan menyikapi itu tentu tidak seketika terjadi. Perubahan terutama terjadi setelah banyak membaca dan berujung pada satu kalimat. Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan 2 telinga dan 1 mulut. Makna nan terkandung sebaiknya lebih banyak mendengar sebelum berkata.

Awak berusaha membaca dan menyimak secara teliti setiap pendapat sobat dan mencoba memahami pola pikir sahabat medsos Ketika menyikapi perbedaan pendapat itu saya tidak akan menghujat namun berupaya memberikan apresiasi. Sudut pandang berbeda adalah keniscayaan ibarat lima sahabat yang tidak dapat melihat (buta) di minta untuk mendefinisikan bagaimana bentuk seekor gajah. Tidak semua orang dianugerahi kemampuan helicopter view yaitu suatu pemahaman komprehensif integratif atas satu masalah.

Alangkah eloknya apabila telah menyampaikan opini di sertai pula dengan solusi. Jangan pula meniru nenek tua yang cerewet marah marah namun ngak paham apa yang di kicaukan. Siapa tahu solusi yang ditawarkan bermanfaat dan berguna dalam menyelesaikan satu masalah. Disinilah visi misi medsos connecting bisa terwujud ketika kontribusi netizen memiliki nilai tambah (add value)

Point yang ingin di sampaikan disini bahwa kehidupan di rumah ke lima medis sosial jangan sampai membuat kita menjadi resah dan gelisah. Jangan terlalu banyak berharap dunia maya mirip dengan dunia nyata.Sahabat dunia maya belum tentu bisa dijadikan sahabat dunia nyata.

Oleh karena itu upayakan medsos menjadi tempat singgah nan nyaman dan jangan sampai terganggu hal hal yang sebenarnya sudah menjadi urusan orang orang di istana atau di birokrasi pemerintahan. Solusi yang awak saya tawarkan dan telah diterapkan adalah konsisten menyampaikan opini dengan niat semata berbagi. Kalaupun ada perbedaan pendapat maka semuanya saya yakini akan berhenti di laptop masing masing. Entahlah kalau ada sobat berpendapat keriuhan dimedsos bisa berkembang menjadi opini publik.

BHP, 2 Januari 2018

Salamsalaman

TD

Ikuti tulisan menarik TD Tempino lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler