x

26.1_METRO_anies-sandi

Iklan

Pakde Djoko

Seni Budaya, ruang baca, Essay, buku
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Anies–Sandi Dalam Pusaran Dendam

Pusaran dendam tak terbantahkan telah membuat masyarakat (media sosial) seperti memelihara musuh untuk meramaikan kicauan-kicauan di media sosial.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 Tulisan ini memang sebuah kritikan dari seorang warga Jakarta yang bodoh dan kebetulan tidak memilih mereka (Anies – Sandi ). Sejak menang dari pertarungan dengan Ahok Djarot, pusaran dendam terus hadir di media sosial. Dua kubu  yang pro Ahok dan Pro Anies terus berseteru tidak habis-habisnya.  Masalah terus digoreng hingga muncul perdebatan. Keterbelahan  dua kubu rasanya akan sulit untuk direkatkan. Jadi yang kalah terus mengungkit-ungkit berbagai kecurangan-kecurangan yang dilakukan  Anies - Sandi dan yang merasa menang terus membela membabi buta  segala kebijakan  jagoannya. Ranah perdebatan bukan lagi  masalah cara menang dan tips-tips menghimpun massa, tapi sudah bergeser ke perdebatan ideologi, agama atau hanya sekedar beda.

Media sosial dan Pusaran Dendam

Masing-masing menuding dan membodoh-bodohkan pihak lawan. Pusaran dendam tak terbantahkan telah membuat masyarakat (media sosial) seperti memelihara musuh untuk meramaikan kicauan-kicauan di media sosial. Jika emosi sudah meluap dan dendam telah sampai ubun-ubun muncul petisi untuk mengirimkan hastag boikot pada siapa saja yang beda pendapat dan merasa telah melecehkan jagoannya. Perang komentar dan cuitan pun memakan korban. Banyak  aktifis media sosial yang  terjebak pengucilan, pemboikotan  sehingga berujung kerugian pada tempatnya bekerja  atau bahkan kehilangan pekerjaan seperti yang dialami oleh wartawan topskor dan kebetulan  aktif di media sosial Twitter Zulfikar Akbar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Intelektual Melawan Hati Nurani

Kembali ke pusaran dendam era Anies-  Sandi,  Siapakah aktifis yang  selalu mempertajam konflik  antara yang pro dan lawan Anies Sandi. Apakah mereka masyarakat yang kecewa pada pilihan  sebagian masyarakat Jakarta yang terjebak dalam arus isu-isu yang menjual agama sebagai penjegal  laju gubernur terdahulu yang kebetulan Non Muslim dan beretnis China pula. Masyarakat yang masih  lebih percaya pada isu-isu dibanding  dengan logika terjebak dengan penggiringan opini. Jadi meskipun  sudah berulangkali dijelaskan pokok persoalannya tetap masyarakat lebih percaya pendapat umum daripada kejernihan berpikir dan logika, rasionalitas dan kenyataan bahwa banyak hal positif yang bisa dipetik dari kepemimpinan Ahok - DJarot. Dendam yang menggelapkan kejernihan berpikir telah menenggelamkan daya intelektual seseorang. Bahkan logika seorang doctor lulusan luar negeri demi politik dan  kemenangan harus mengorbankan citra intelektualitasnya untuk sebuah kedudukan politis.

Intelektual, ilmuwan yang mengedepankan logika berpikir, rasionalitas harus menepikan  idealisme untuk secuil dendam yang akhirnya mengusung  “Asal Beda”, “Asal bukan Dia”, Asal  bukan kebijakannya. Yang positif dari masa lalu tidak pernah dipedulikan yang penting asal beda. Titik.

Jika semua pemimpin berpikir asal beda, harus memulai lagi dari nol dan membangun brand yang berbeda dengan pendahulunya bagaimana membangun sistem pemerintahan yang  tertib sistem, connecting dan berkesinambungan.  Sangat berbahaya jika pemimpin sekelas gubernur harus selalu menepikan kebijakan yang sudah bagus dan mengobrak-abrik peraturan-peraturan yang diwarisi oleh gubernur sebelumnya.

Membawa dendam dalam sebuah kompetisi  akan membawa efek buruk bagi cita-cita bangsa ke depan. Bagaimanapun dalam sebuah kontestasi harus ada yang menang dan yang kalah. Yang menang bukan berarti jumawa dan mengecilkan peran  kompetitornya.  Bagaimanapun sebuah pertarungan itu andil bersama. Yang menang ada karena ada yang kalah. Membawa dendam dalam sebuah kompetisi akan membawa masalah baru, sebab tentunya  selanjutnya akan tercipta  persaingan dengan membawa setumpuk kebencian yang akhirnya  berekses pada  mindset seorang petarung yang tidak pernah sportif karena cenderung menggunakan berbagai cara  untuk melanggengkan motto asal beda, asal bukan dia dan asal-asal lain.

Citra buruk intelektual

Jika seorang yang berlatar belakang akademisi dan intelektual, terpelajar mengembangkan misi balas dendam dan asal beda, bagaimana   anak masa depan, kaum pelajar, mahasiswa  mencari sosok/ figur yang ideal jika seorang tokoh intelektual…mempunyai rekam jejak sebagai  akademisi tapi  bermain buruk  hanya  demi sebuah kemenangan politis.

Kaum muda, generasi milenial tentu akan mencatat jejak  para pendahulunya. Apa yang terhampar dari sebuah kontestasi pemilihan kepala daerah ternyata bukan cerminan pembelajaran politik yang baik. Ternyata, konspirasi, dendam, deal-deal antar partai, politik uang,  hembusan isu –isu, produksi  berita hoax, pembunuhan karakter, ujaran-ujaran kebencian yang dilegalkan telah memberi pembelajaran buruk tentang  “politik”. Makanya banyak anak muda sekarang sedikit jengah jika berbicara tentang “politik”. Mereka lebih suka tenggelam dalam mainan baru bernama gadget, serta berbagai tawaran game yang lebih menarik  daripada hanya debat kusir masalah politik yang benar-benar tidak mendidik.

Semoga di Tahun 2018 ini kesadaran berpolitik bukan untuk  transaksi politik yang berujung pada  kontestasi  partai dan politisi untuk saling menjegal demi kekuasaan. Deal-deal politik seharusnya untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan daerah yang visioner yang mampu membangun daerah dengan visi-visi positif sehingga  pemerataan kemajuan daerah dirasakan bersama. Jika  mereka para politisi mampu menjaga  suasana kompetisi dengan sportif tanpa munculnya ujaran kebencian tentu akan tercata sejarah sebagai tahun politik yang menjanjikan masa depan, tapi jika hanya berusaha menang dengan berbagai trik busuk, siap-siaplah menghadapi kehancuran negara.  Salam damai. Selamat Tahun Baru.

Ikuti tulisan menarik Pakde Djoko lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler