Bisa jadi semua penonton film sepakat kenapa mau datang jauh jauh ke bioskop (bayar lagi) tentu untuk mencari hiburan. Walaupun film bergenre horor tetap saja penonton terhibur walaupun jantung berdebar keras. Apalagi kalau film romantis dapat dipastikan para penonton hatinya berbunga bunga.
Apabila ada niat selain mendapatkan hiburan maka diperkirakan sang penonton itu seorang kritikus film atau beliau orang bawel membawa logika dirinya menjelek jelekkan film. Namanya juga film semua bisa saja terjadi sesuai kehendak skenario. Oleh karena itu dalam menulis resensi film awak menempatkan diri pada posisi penikmat hiburan.
Pantas saja ketika awak antri di depan loket calon penonton sudah begitu ramai. Selasa 2 januari 2018 Pukul 14.00 Cinema XXI Lippo Mall Kramatjati Jakarta Timur seolah diserbu warga yang masih dalam suasana Tahun Baru.
Ada beberapa film siap tayang namun tampaknya Ayat Ayat Cinta 2 (AAC@) menjadi pilihan utama. Termasuk diri awak yang sudah terprovokasi iklan di badan gerbong commuter line. Jadi bukan sekedar menyediakan waktu untuk mencari hiburan tetapi ingin pula mendapatkan sesuatu pesan bermakna dari film ini.
Terakhir tahun 2017 awak menonton Film Indonesia berjudul InshaAllah Sah. Disana melihat kehebatan akting Pandji Pragiwaksono sebagai seorang asisten setia sedikit bloon tetapi jujur. Peran pembantu spesialis Stand Up Comedian ini bisa disaksikan lagi pada Film AAC2 sebagai Hulusi mantan preman Turki. Ya kita mulai dari Pandji dulu baru masuk ke alur cerita berdasarkan Novel karya Kang Abik Habiburrahman El-Shirazy.
Menurut hemat awak kehebatan satu film apakah produk luar negeri atau buatan bangsa sendiri bergantung 2 indikator saja. Indikator pertama alur cerita mengalir dengan hentakan hentakan surprise yang tidak diduga penonton. Kedua penonton tidak bosan dalan artian mereka terkesima sehingga tanpa terasa tahu tahu film sudah terpampang tulisan the end atawa tamat. Itulah yang awak rasakan ketika selama 125 menit menyaksikan film dengan Sutradara Guntur Soehardjanto Produksi MD Pictures.
Pesan itu muncul ketika Fahri Abdullah (Fedi Nuril) ditantang debat tentang Terrorisme dikancah ilmiah Universitas tempat menjadi Dosen. Permusuhan antar suku agama, ras dan antara golongan seharusnya dihindari bahkan dihentikan justru yang harus di musuhi itu adalah permusuhan itu sendiri. Demikian pula dengan cinta biarlah dia bersemi melewati sekat sekat pembatas justru yang harus di cintai adalah percintaaan itu sendiri.. Inilah filofosi perdamaian abadi antar umat. Fahri berhasil menumbangkan teori lawan.
Ada satu adegan sangat memukau di acara debat ilmiah. Awak terus terang terpesona dan menyangka Catarina diperankan oleh Ade Irawan pelakon senior ternyata oleh Putri Aktor kawakan Bambang Irawan (alm) Dewi Irawan.
Catarina adalah seorang nenek asal Yahudi membela Fahri setelah terkesan leh sosok moslem yang membela sesama manusia tanpa pamrih. Disinilah letak kekuatan satu film ketika mampu menyampaikan pesan bermakna untuk penonton melalui pembelajaran kultur internasional.
Fahri Abdullah memang sangat di gandrungi gadis gadis rupawan. Sebagai seorang Dosen cerdas Fahri walaupun dilecehkan oleh masyarakat Eropa barat yan terlanjur terprovokasi bahwa Islam sama dengan Terorrist. Sosok Fahri menunjukkan bahwa moslem itu membawa kedamaian rahmatan lil alamin. Awak tak hendak memaparkan seluruh adegan film dengan tujuan agar para calon penonton tetap penasaran atas hentakan hentakan alur cerita.
Dokumentasi Pribadi
Satu lagi adegan yang bolehlah awak beri bintang 5 ketika Fachri memasang hijab kepada istri kedua Hulya (Tatjana Sapphira). Inilah model seorang suami smart tidak memaksakan kehendak kepada Istri namun atas kesadaran sendiri berkenan mengenakan hijab di negeri berpenduduk paham sekuler. Masih banyhak lagi adegan AAC 2 yang mempesona melalui pemandangan negara Skotlandia dan Oxford serta ditingkahi sound music lawas penyanyi kondang.
Tentu saja bumbu segar film tidak terlupakan ketika Misbah (Arie Untung) dan Hulusi selalu bertengkar di kediaman Fahri. Disamping itu sosok pembantu Rumah Tangga Sabina yang misterius patut anda tonton dalam seribu sangka. Ini dia 1 rahasia yang tak akan awak ungkap, biarlah anda menerka nerka sendiri.
Awak merekomendasikan film ini untuk disaksikan bersama keluarga tersayang. Jangan mencari cari kejanggalan tetapi yakinlah adegan demi adegan akan meloncatkan pikiran anda pada hal hal tak terduga. Itulah indikator yang seperti awak sampaikan sebelumnya bahwa Film AAC2 menarik bukan saja sebagai hiburan namun disana terdapat Dakwah bagaimana sebenarnya seorang moslem mengatakan yang benar adalah benar.
Oh ya satu lagi adegan. Ketika Fahri sebagai makmum membetulkan bacaan Imam. Inilah adegan menegangkan ketika selesai Sholat berjamaah Fahri ditemani Hulusi dan Misbah didatangi Imam dan Pengurus Masjid. Apa yang akan terjadi ? Awak tak hendak meneruskan cerita ini, silahkan Tuan dan Nyonya serta saudara saudari calon penonton menyaksikan bagaimana keseruan dan kelanjutan AAC2 sampai the end. Ya disana anda akan menemukan 1 Rahasia dan 3 Kejutan
Salamsalaman
TD
Ikuti tulisan menarik TD Tempino lainnya di sini.