Pembangunan jalan Trans Papua yang telah dikerjakan selama ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pembangunan yang selama ini yang dilakukan oleh TNI AD banyak hambatan dan tantangan yang dilalui. Baik hambatan alam yang harus ditaklukkan seperti medan menyusuri sungai, membelah gunung, hingga melintasi rimba. Belum lagi menghadapi para Separatis bersenjata tentunya akan membutuhkan kewaspadaan tingkat tinggi. Karena salah sedikit seperatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) akan memanfaatkan kondisi lengah untuk menghadang bahkan membunuh sekalipun kerap dilakukan.
Sebagaimana diketahui bersama selama ini pembangunan Trans Papua TNI telah mengerjakan proyek pembangunan jalan trans-Papua tahun anggaran 2017 di sejumlah titik tersulit. Informasi yang kami dapatkan diberbagai sumber bahwa selama pambangunan berlangsung pihak TNI mengakuai bahwa titik-titik yang paling sulit yang telah dikerjakan oleh TNI dalam pembangunan jalan Trans Papua.
Yang jelasnya tantangan yang menentang juga telah mulus dilalui oleh TNI yaitu jalan Trans Papua dari Wamena ke Mumugu alokasi tahun 2016 yang dikerjakan oleh TNI AD sudah selesai. Lalu kemudian pembangunan jalan dari Sinak, Kabupaten Puncak ke Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, yang sempat terhenti karena adanya penembakan dan pembunungan operator alat berat oleh kelompok bersenjata. Meskipun poros tersebut bukan dikerjakan oleh TNI tapi dikerjakan dari Kementrian PUPERA dalam hal ini Balai Jalan. TNI hanya diminta bantu untuk mengamankan karena waktu itu yang mengerjakan proyeknya adalah PT Modern, dan dibakar, operator dibunuh, sehingga tidak ada operator yang mau naik ke sana.
Kondisi tersebut tidak membuat nyali TNI surut malainkan terus berpikir untuk melakukan berbagai cara dengan melakukan, program pendekatan teritorial kemudian membangun sejumlah honai dan rumah bagi masyarakat di Sinak dan sekitarnya, termasuk membagikan 300 sepatu kepada anak-anak usia sekolah.
Konon katanya setelah pendekatan teritorial yang dilaksankan oleh TNI telah membuahkan hasil dimana masyarakat dapat dirangkaul. Dimana TNI melakukan pembangunan rumah honai-honai untuk masyarakat setempat. TNI membangun rumah dan jalan yang diminta oleh mama-mama di sana sehingga mereka bisa berjualan hingga ke Mulia, karena jalannya tinggal 7,5 kilometer yang belum tembus pada waktu itu. Program pendekatan secara teritorial yang dilakukan oleh TNI oleh berbagai pihak dianggap menakjubkan dan berhasil. dalam waktu yang bersamaan pada waktu itu telah membuat sekitar kurang lebih 150 OPM langsung menyatakan diri turun gunung dan kembali ke pangkuan NKRI.
Dari cerita dibalik serunya membangun jalan Trans Papua telah dilakukan oleh TNI AD tentunya sangat memiliki kesan mendalam dan menarik untuk diketahui oleh masyarakat. Dengan demikian jalan pembangunan Jalan Trans Papua tersebut tidak ujuk-ujuk melainkan ada proses panjang dan melelahkan dan membutuhkan perjuangan dan sejumlah pengorbanan yang begitu besar. Kita angkat topi kepada pengorbanan TNI AD yang berbulan-bulan hidup dihutan dalam membangun prasarana transportasi hingga tembus dari kampung kekampung hingga menghubungkan jalan antar Provensi di wilayah Papua.
Oleh karenanya kita berharap kedepan Pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur di Indonesia. Bukan tanpa sebab, keberadaan infrastruktur dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kesenjangan antar wilayah. Salah satu proyek yang tengah dikebut, yakni proyek Trans Papua. Bukan jadi rahasia apabila pembangunan infrastruktur di Papua tak semudah membangun proyek di Jawa atau provinsi lainnya. Pengorbanan yang sudah dilakukan oleh TNI telah membuka jalan adanya perubahan dalam pembangunan prasarana jalan.
Dengan terbukanya prasarana jalan akan membuka peluang untuk membuka peningkatan kesejahteraan rakyat Papau. Tentunya transportasi yang tadinya ditempuh dengan berhari-hari kini dapat ditempuh dengan hanya separuh waktunya. Selamat buat rakyat Papua dan terima kasih kepada TNI AD yang sudah berjasa dan membantu Pemerintah dalam membuka akses jalan di wilayah Papua.
Ikuti tulisan menarik Rahman lainnya di sini.