x

Iklan

The Professor

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Nurdin Abdullah; Konektifitas Bukan Lagi Masalah Bantaeng

Esei

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Perhatian pada aspek pembenahan infrastruktur merupakan salah satu langkah penting dalam memakmurkan masyarakat di suatu daerah. Profesor Nurdirn Abdullah bisa dikategorikan sebagai pemimpin yang memberikan curahan perhatiannya pada pembenahan infrastruktur di Bantaeng. Pilihan ini diambil dengan mempertimbangkan konteks daerah yang dia pimpin: sepanjang persoalan yang ada di Bantaeng, yang mendesak dan merupakan prioritas adalah persoalan infrastruktur.

Sebelum lebih jauh mengupas bagaimana Nurdin Abdullah memilih memimpin Bantaeng dengan pembenahan infrastruktur, pertama-tama perlu diketahui bahwa Bantaeng adalah suatu daerah yang di zaman dahulu merupakan pusat pemerintahan Belanda. Daerah ini membawahi lima kabupaten. Saat itu, daerah ini disebut sebagai afdeling. Tetapi kemudian menjadi daerah yang tertinggal.

Nurdin Abdullah memiliki kesadaran historis ini. Kesediaan menjadi pemimpin di Bantaeng selain sebagai wujud pengabdian kepada rakyat, juga didorong oleh kesadaran pada sejarah bahwa Bantaeng adalah daerah yang semula merupakan daerah yang diunggulkan. Setidaknya daerah ini pernah memiliki kegemilangan sejarah. Lalu masalahnya apa yang menyebabkan daerah ini mengalami kemunduran dan lalu dalam daftar 199 daerah tertinggal?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada tiga hal yang oleh Nurdin Abdullah dianggap sebagai alasan mendasar. Pertama, minimnya infrastruktur. Kedua, bencana alam terutama banjir yang biasa langganan setiap tahun. Ketiga, produksi pertanian yang terus menurun.

Bagi Nurdin Abdullah, persoalan keadaan infrastruktur yang sangat kurang tentu saja sangat berdampak signifikan bagi merosotnya kemakmuran rakyat. “Kalau kita ke pelosok”, tutur Nurdin Abdullah, “jalanannya buruk sekali. Semangat masyarakat memacu pertanian selalu dihantui akses jalan” (republika).

Jalan di Bantaeng adalah infrastruktur penting yang harus dibenahi. Jalan adalah pembuka akses bagi kemakmuran. Jalan memungkinkan konektifitas efektif antar wilayah sehingga memperkecil ketimpangan atau gap antar daerah. Kesadaran inilah yang kemudian menggugah Nurdin Abdullah untuk berkomitmen mencurahkan dalam kepemimpinannya di Bantaeng membenahi infrastruktur jalan. Apa yang dilakukan oleh Nurdin Abdullah pada perbaikan infrastruktur jalan benar-benar terlihat dalam tujuh tahun kemimpinannya: kota tertata rapi, ekonomi tumbuh menggeliat di seluruh pelosok, jarak antara kota dan desa kian cepat terjangkau, jalanan semakin baik dan lebar (transformasi).

Sebagaimana diakui oleh Nurdin Abdullah, persoalan konektifitas kini bukan lagi masalah di Kabupaten Bantaeng (pasca Bantaeng terbenahi dengan baik) melainkan adalah persoalan di berbagai daerah lain di Sulawesi Selatan. Dengan demikian, dengan kesadaran bahwa jalan adalah penentu geraknya roda perekonomian, maka Nurdin Abdullah juga sedang menyiapkan diri untuk membenahi infrastruktur di daerah-daerah lain. Itulah alasan Nurdin Abdullah maju dalam kontestasi di tingkat provinsi.  

***

Persoalan kedua yang membuat Nurdin Abdullah mengerutkan dahi adalah persoalan banjir yang dianggap langganan tiap tahun. Dengan kesabaran, konsistensi dan tentu saja kepandaian Nurdin Abdullah untuk menghadirkan berbagai strategi cerdas, akhirnya banjir dapat teratasi.

Bagaimana Nurdin Abdullah mengatasinya? Mula-mula ia mempelajari sumber dari masalah banjir. Hasil kajiannya membawa kepada tindakan-tindakan lanjutan: ia membangun cekdam yang fungsinya sebagai pengendali banjir. Ia juga bangun beberapa waduk-waduk tunggu. Ia beli potret udara terbaru demi bisa memantau tiap hari.

Dengan membangun cekdam pengendali banjir, air bisa ditahan dan juga dikontrol pengeluarannya. Debit air yang mengalir ke kota teratur disesuaikan dengan drainase. “Saat drainase levelnya sudah naik”, jelas Nurdin, “kita buang ke sungai yang khusus untuk pembuangan. Kalau hujan, jam berapa pun saya turun ke jalan mengontrol. Kalau ada yang banjir, saya cek dari bawah sampai ke atas sehingga terlihat daerah mana yang bermasalah” (republika).

Dalam mengkaji ini, Nurdin Abdullah terbantu beberapa kolega yang juga profesional: dari Jepang dan Unhas. Dan ia sendiri memperoleh kuliah penanggulan banjir sewaktu kuliah S-3 di Jepang. Sehingga dengan percaya diri dia menegaskan bahwa dirinya mampu mengatasi persoalan banjir. Kepercayaan diri Nurdin Abdullah tidak berlebihan melainkan benar-benar terukur. Dan bisa dilihat hasilnya, hasil kajiannya tentang banjir dan strategi penanggulangannya membawa perubahan besar.

***

Tentu saja dalam proses membangun infrastruktur, Nurdin Abdullah harus berhadapan dengan masyarakat yang semula tidak sepakat. Mereka bahkan datang melakukan demonstrasi yang intinya menolak pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir. Tetapi perlahan dengan caranya Nurdin Abdullah meyakinkan masyarakat, akhirnya mereka bisa mengerti. Pembebasan lahan warga cukup mahal sehingga membuatnya harus merogoh duit pribadi. Tetapi ini demi kepentingan umum, apapun dia lakukan.

Menghadapi masyarakat memang jauh lebih rumit daripada menghadapi benda-benda mati. Di sini Nurdin Abdullah memerlukan kemampuan khusus dalam bernegosiasi dan berdialog dengan masyarakat. Dia membuka rumahnya sebagai tempat yang terbuka bagi masyarakat. Dia serap segala keluhan dan keberatannya satu sisi. Tapi pada sisi lain, dia juga meyakinkan mereka bahwa projek pembangunan infrastruktur tersebut akan dirasakan bersama dampak positifnya. Apa yang dia lakukan semata-mata untuk mengembalikan kebesaran Bantaeng beserta kemakmuran masyarakatnya yang pada satu masa pernah mereka nikmati.

Dan akhirnya, melalui proses panjang itu, masyarakat menerima, pembangunan infrastruktur di Bantaeng benar-benar memberikan perubahan besar. Kemajuan Bantaeng tercapai. Kemakmuran tumbuh subur.

Ikuti tulisan menarik The Professor lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler