x

Iklan

Mohamad Cholid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

#SeninCoaching: 5 Kualitas Utama jadi Pemimpin Global

Anda, dengan posisi strategis sekarang, tentunya pantas masuk menjadi bagian dari new ecosystem dalam interaksi global.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Leadership Growth: Strive in Challenging Ecosystem

 

Mohamad Cholid

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Practicing Certified Business and Executive Coach

 

Sejauh mana Anda mempercayai hasil survei? Bagaimana sikap Anda terhadap data, perkembangan teknologi informasi, perubahan ekosistem kepemimpinan, dan realitas global?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut barangkali membuat sebagian dari kita merasa tidak nyaman, karena sampai hari ini masih menjalani kehidupan di organisasi-organisasi yang digerakkan oleh kepemimpinan berdasarkan intuisi. Bukankah masih sering kita temui para eksekutif dan pimpinan organisasi bekerja lebih banyak berdasarkan intuisi?

Untuk sejumlah kasus dalam interaksi antar manusia, intuisi mungkin sangat diperlukan. Sama seperti beberapa hal yang tetap sangat penting, dari ratusan tahun lalu sampai hari ini tetap relevan, utamanya integritas, mental and physical endurance, agility, dan kedisiplinan.

Namun, ketika ekosistem makin kompleks, sekaligus terbuka, seperti sekarang, setelah sekian milyar perkakas kehidupan terkoneksi dan internet menjadi sistem syaraf aktivitas berbagai bidang di dunia, kepemimpinan organisasi yang hanya mengandalkan intuisi tentunya memperoleh tantangan sangat serius.

Di kehidupan sekarang, kita dapat membeli buku terbaru bidang manajemen dan leadership dari London hanya dengan beberapa menit proses klik-klik di smartphone dari sebuah rumah peristirahatan di pelosok Jawa Barat.

Sudah berjalan beberapa tahun ini pula, perusahaan-perusahaan besar dunia seperti GE, Ford, Western Union, Hyatt, Abbot Labs, Nestle, Cisco, Intel, dan lainnya, total 24, sudah tergabung sebagai founding members Crowd Companies. Inisiatif ini, menurut Jeremiah Owyang, pendirinya, merupakan “A brand council whose primary function is to help big brands understand, then connect with startups in the Collaborative Economy.”

Crowd Companies dan gelombang atau gerakan non-assets business yang disebut Collaborative Consumption, mengungkapkan minimal tiga hal fundamental. Pertama, berkembangnya demokratisasi akses/penggunaan asset bersama. Kedua, mindset tentang sumber daya yang berlimpah (abundant resources, lawan dari pola pikir scarcity). Ketiga, pentingnya sharing leadership.

Untuk menghadapi ekosistem ekonomi hari ini dan menyiapkan diri dapat memimpin ke masa depan, para eksekutif dan leaders – utamanya yang menyadari sudah menjadi bagian dari kehidupan global – disyaratkan memahami 15 dimensi kepemimpinan dan mampu mengimplementasikannya.

Ini berdasarkan temuan dari survei terhadap para eksekutif dan pelaksana di 120 organisasi internasional di enam benua. Hasil dari multi – year study yang disponsori oleh Accenture Institute for Strategic Change tersebut telah menjadi buku Global Leadership: The Next Generation, disusun oleh Marshall Goldsmith, dengan co-author Cathy L. Greenberg, Alastair Robertson, dan Maya Hu-Chan.

Dari 15 dimensi kepemimpinan level global, ada lima kualitas penting yang mendesak untuk diterapkan agar menjadi pemimpin yang sukses saat ini. Marshall Goldsmith mengatakan, kelima kualitas tersebut adalah: Global Thinking, Cross-cultural Appreciation, Technological Savvy, Building Alliance & Partnership, dan Shared Leadership.

Lebih dari 10 tahun lalu, ketika menjadi liaison officer kerja sama riset pengembangan bioteknologi Indonesia – China, saya merasakan pentingnya mengandalkan kelima dimensi tersebut diatas, dalam kondisi berbeda.

Melibatkan para doktor/peneliti senior lulusan dari universitas-universitas terbaik di dunia yang mengabdi di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan para professor dan doktor dari Zhejiang University (the biggest research university in China), saya mesti sharing kepemimpinan dengan mitra dari China, menghormati latar belakang budaya semua peneliti, dan menghadapi kenyataan hidup di era globalisasi yang challenging, serta harus mendalami pentingnya teknologi.

Saat ini hampir semua organisasi dan industri sudah terlibat dan akan bersentuhan dengan globalisasi, dengan intensitas dan wilayah persinggungan berbeda-beda. Mobilitas manusia dengan latar belakang budaya yang sangat bervariasi makin cepat, diperlukan kemampuan berempati atas perbedaan tersebut.

Siapa hari ini yang hidupnya tidak terlibat dengan atau tergantung pada teknologi? Technological savvy bukan berarti para leaders dituntut menguasai seluk beluk teknisnya, tapi lebih pada kemampuan mengetahui filosofi dan penerapannya untuk mendukung organisasi, seperti untuk meningkatkan marketing impact, pengolahan data hasil interaksi dengan pelanggan, dan seterusnya. 

Aliansi dan kemitraan sungguh sudah merupakan kebutuhan mutlak, jika organisasi ingin memiliki fleksibilitas tinggi untuk scaling up. Sebagaimana terbaca, di antaranya, dengan terbentuknya Crowd Companies dan Collaborative Consumption yang disebutkan di atas. Bahkan di beberapa industri kadang diperlukan aliansi dengan kompetitor. Ini realitas yang indah.

Para eksekutif dan leaders sekarang bukanlah manusia yang memiliki semua jawaban atas tiap persoalan, juga tidak lagi harus selalu menggurui tim.

Memimpin knowledge worker/team mesti bersedia mengakui, anggota tim kadang lebih pintar khususnya dalam bidangnya. Para leaders sekarang perlu meningkatkan diri untuk mampu menggali potensi setiap anggota tim, mendukung mereka, agar berprestasi hebat meningkatkan kinerja organisasi.   

Jika Anda sungguh-sungguh mempercayai hasil survei, riset, dan interview mendalam selama dua tahun terhadap lebih dari 200 eksekutif organisasi-organisasi kelas dunia, yang dirancang oleh para thought leaders, praktisi, dan eksekutif lembaga internasional, kini saatnya bergegas meningkatkan kompetensi dan efektivitas sebagai leader. Sebagaimana direkomendasikan oleh Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching. Agar Anda berhasil merengkuh hari ini dengan lebih efektif dan menjemput masa depan berdasarkan metode yang sudah proven.

Layak dicatat, sebagian founding members Crowd Companies adalah klien Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching, seperti Cisco System, Ford, GE, Hyatt, dan Intel. Orang-orang cerdas seperti Anda, dengan posisi strategis sekarang, di level mana pun dan di organisasi/industri apa pun, tentunya pantas masuk menjadi bagian dari new ecosystem dalam interaksi global.

 

Mohamad Cholid  adalah Head Coach di Next Stage Consulting

n  Certified Executive Coach at Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching

n  Certified Marshall Goldsmith Global Leader of the Future Assessment

Alumnus The International Academy for Leadership, Jerman

(http://id.linkedin.com/in/mohamad-cholid-694b1528)

(www.nextstageconsulting.co.id)  

 

 

Ikuti tulisan menarik Mohamad Cholid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler