x

Iklan

Theresia Rosa

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bullying dan Dampak yang Dirasakan oleh Korban

Bullying bukanlah hal yang asing lagi di dalam masyarakat. Perilaku Bullying dapat mengakibatkan stress, depresi, atau bahkan kematian bagi korbannya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bullying merupakan salah satu bentuk kekerasan yang dilakukan oleh satu atau sekelompok orang dengan sengaja melakukan tindakan-tindakan yang bersifat negatif secara berulang kali yang tujuannya adalah menyakiti, merendahkan, atau menjatuhkan harga diri orang lainBullying ini terjadi karena ada kesengajaan power/kekuatan antara pelaku dan korban. 

Bentuk yang paling umum dari penindasan/bullying adalah pelecehan verbal, dalam bentuk menghina, membentak, dan menggunakan kata-kata yang kasar. Jika tidak diperhatikan, bentuk penyalahgunaan ini dapat meningkat menjadi teror fisik, seperti menedang, memukul, mendorong, dan lain sebagainya yang merugikan. 

Di jaman yang serba teknologi ini bullying dapat ditemui di media sosial, yang disebut CyberbullyingCyberbullyinf saat dimana seseorang dihina, bahkan diteror di media sosial, melalui SMS, email, ataupun telepon.  

 

Biasanya seseorang dapat menjadi pelaku bullying pada usia muda atau masih duduk di bangku sekolah. Dengan cara melakukan teror pada orang lain, baik itu secara fisik atau psikologis yang dapat berdampak buruk bagi korbannya. Seseorang mengganggu karena berbagai alasan, biasanya karena kurangnya perhatian dari orang tua mereka pada saat di rumah, atau karena mereka merasa penting dan merasa memegang kendali atau berkuasa. 

Para pelaku bullying mendapatkan kepuasan dari menindas orang, ia merasa lebih kuat, lebih berkuasa, karena ada orang yang takut pada dirinya. Bisa jadi ia berpikiran, ia akan mendapat popularitas disekolah karena ditakuti oleh siswa lainnya. Padahal sesungguhnya para pembully ini akan dibenci oleh orang-orang yang tidak setuju dengan tindakkannya. 

Angelia (nama disamarkan) menceritakan pengalamannya saat duduk di bangku SMA, saat itu ia merupakan siswa pindahan dari Jakarta, dan masuk disalah satu sekolah swasta terbaik di Bogor. 

 Ia menuturkan perasaannya saat mendapatkan pengalaman buruk nya, "Saat itu aku diterima di sebuah kelompok pertemanan dengan 5 orang di dalamnya termasuk aku. Aku belum mengenal mereka satu persatu secara pribadi, saat kami berteman aku merasa bahwa aku tidak diperlakukan dengan baik oleh salah satu dari mereka, yaitu si S" tutur Angelia.  

Angel menjelaskan hal yang paling ia tidak dapat terima adalah saat ia disiram secara sengaja oleh dua di antara yang lain. Dan saat itu teman lainnya melihat, tetapi tidak melakukan hal apapun untuk melerai, mereka tidak tersenyum hanya melihat dengan sinis dan takut. 

Angel menceritakan perlakuan kasar yang ia terima, mulai dari menjadi pesuruh, di hina, dipermalukan di depan umu, dan lain sebagainya. "Saat itu aku tidak melawan, karna aku berpikir mungkin memang anak-anak di sini seperti itu sifat dan perilakunya" lanjut nya 

Angel tidak pernah menceritakan kepada guru atau keluarga nya, karna menurutnya hal itu akan lebih mempersulitnya, jika ia mengadu kepada orang lain. Disisi lain ia juga tidak ingin membuat orang tua nya khawatir dengan keadaannya 

Sampai tahun terakhir ia bersekolah di SMA tersebut, Angelia memutuskan untuk memberontak. Ia tidak ingin diperlakukan tidak wajar oleh Ms. S ini, ia menjauhi nya, tidak berbicara padanya, dan bahkan tidak akan menjadi pesuruhnya lagi. Di satu sisi ternyata selama ini 2 teman Angelia merasa tidak nyaman juga berteman dengan Ms. S, mereka memulai pertemanan baru kembali dengan hanya ber-3. Karena 2 temannya memihak pada Angelia, Ms. S merasa bahwa 2 temannya ini direbut oleh Angel. Walau begitu Angelia tidak memedulikan nya, yang penting bagi nya adalah ia tidak akan diperlakukan tidak adil lagi, dan setidaknya ia bisa mengakhiri masa SMA dengan lebih tenang. 

"Aku sudah lebih baik, walau aku merasa aku takut dengan pemikiran orang terhadapku. Dan setidaknya walau terkadang lebih banyak menghabiskan waktu sendiri aku merasa itu hal yang lebih baik. Namun, aku bersyukur memiliki teman yang dapat memahamiku. Semoga orang lain yang memiliki pengalaman menjadi korban bullying sepertiku, dapat lebih kuat dan pasti akan ada saat nya mendapatkan kebebasan dan kebahagiaan yang di inginkan" tutupnya dengan tersenyum. 

Sekarang Angelia sudah melanjutkan sekolahnya di sebuah Sekolah Tinggi Komunikasi terbaik di Jakarta. Walaupun masih merasa takut dengan orang lain, ia mencoba untuk berteman dengan siapa saja, namun tetap menjaga jarak. Ia masih trauma dengan perlakuan orang lain terhadapnya, tetapi ia berusaha untuk tetap tegar agar ia dapat melanjutkan kehidupannya dengan baik. 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Theresia Rosa lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler