x

Iklan

Septian Dhaniar Rahman

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Guillermo Del Toro Rajanya Sutradara Fantasi Kegelapan

Mengenal lebih dekat sosok sutradara Meksiko Guillermo Del Toro

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Saya ingin sekali bertatap muka langsung dan berkenalan sambil berjabat tangan dengan sutradara yang mengagumkan ini. Nama beliau Guillermo Del Toro. Lahir tanggal 9 Oktober tahun 1964 yang lalu, sutradara Meksiko ini hampir seusia dengan kakak sepupu saya yang paling senior.

Pertama kali saya mendengar nama Del Toro ini saat membaca koran Kedaulatan Rakyat di suatu pagi tahun 1997. Saat itu saya mau kuliah pagi. Usai mandi dan sarapan, saya ambil koran tersebut. Karena saya penggemar berat film, maka halaman pertama yang saya buka tentu halaman iklan bioskop mencari informasi terbaru film apa yang sedang tayang hari itu. Saya menemukan film yang judulnya cukup unik dan menarik yaitu Mimic. Bintang utamanya aktris pemenang Oscar Mira Sorvino, sementara saya mengalihkan perhatian pada sutradaranya yaitu Del Toro ini.

Singkat cerita selesai kuliah, saya memutuskan untuk pergi menonton Mimic di bioskop Empire. Saat itu Empire ada di lantai dua, lantai satu supermarket HERO. Saya terkagum-kagum begitu film selesai. Ternyata sutradara Del Toro ini bisa menyajikan film teror horor monster kecoak yang asyik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selepas film Mimic tersebut, saya menunggu karya Del Toro yang lain. Penantian saya baru terwujud lagi tahun 2002. Del Toro membuat karya film barunya yaitu Blade II, sekuel dari film superhero vampir adaptasi komik Marvel tahun 1998 berjudul Blade. Saya sekali lagi menyempatkan diri menonton di bioskop, kali ini di Mataram Theater. Menurut saya, film Blade II ini jauh lebih bagus dari film pertamanya.

Sayang sekali bioskop-bioskop di Yogyakarta tutup sampai tahun 2006 ketika Ambarukmo Plaza berdiri. Saya tidak menonton film Del Toro selanjutnya yaitu Hellboy dan Pan's Labyrinth di bioskop, melainkan menontonnya melalui VCD orisinal. Saya berjanji akan menonton film-film karya Del Toro lagi jika ada di bioskop.

Bulan September 2008, Hellboy II The Golden Army tayang di bioskop. Tentu saya tak bisa melewatkannya. Saya menonton bersama teman-teman sekantor dan kami sangat senang karena filmnya bagus, jauh lebih bagus dari film pendahulunya.

Saya tahu benar bahwa Del Toro ini populer waktu itu, tapi belum cukup populer mendunia. Saya merasa bahwa Del Toro perlu membuat film-film untuk semua orang, bukan hanya film untuk kalangan dewasa karena itu membatasi jumlah penontonnya karena saya juga melihat pendapatan box-office film-film Del Toro biasa-biasa saja kecuali Blade II yang sukses besar.

Lima tahun berlalu sampai bulan Juli 2013 saat puasa waktu itu, Del Toro mengeluarkan karya terbarunya yang membuat seluruh dunia geger. Bagaimana tidak geger? Untuk pertamakalinya sepanjang karier filmnya semenjak 1992, Del Toro membuat film segala usia. Film Del Toro yang mengguncangkan ini berjudul PACIFIC RIM, sebuah film fiksi-ilmiah berdurasi 130 menit yang mengetengahkan pertempuran robot raksasa melawan monster raksasa, sebuah film impian masa kecil setiap pria dewasa. Jangan tanya pada saya betapa hebohnya film ini. Saya sendiri menonton film ini sampai tiga kali di bioskop, dua kali di Empire dan satu kali di Ambarukmo Plaza. Memang benar bahwa film Pacific Rim ini menjadi film terlaris Del Toro sepanjang kariernya dengan pemasukan box-office hampir mencapai 450 juta Dollar dan mungkin juga film ini menjadi film Del Toro yang paling terkenal. Setiap orang bertanya 'siapa itu Del Toro?' maka pasti banyak yang menjawab 'sutradaranya Pacific Rim'.

Tahun 2015, Del Toro kembali membuat film horor berjudul Crimson Peak, tapi entah kenapa film ini kurang mendapat sambutan yang hangat, mungkin para penonton menginginkan Del Toro melanjutkan kisah Pacific Rim. Saya sendiri menonton film horor ini di bioskop dan cukup kecewa karena filmnya tak sesuai harapan saya.

Nah di tahun 2017 ini, Del Toro kembali membuat film fantasi romansa kegelapan berjudul The Shape of Water dengan bintang utama Sally Hawkins sebagai Elisa Esposito, seorang tukang pembersih fasilitas rahasia milik pemerintah yang bersahabat dengan 'monster' baik hati yang terkurung di tabung tersembunyi. Tampaknya film inilah yang bakal mengukuhkan status Del Toro sebagai raja film fantasi kegelapan karena hingga saya menulis ini, The Shape of Water telah menuai banyak penghargaan prestisius di dunia perfilman, termasuk yang terbaru, meraih 13 nominasi Oscar masing-masing untuk Film, Sutradara, Skenario Asli, Aktris Utama, Aktris Pendukung, Aktor Pendukung, Ilustrasi Musik, Tata Artistik, Tata Kostum, Editing, Sinematografi, Tata Suara dan Penyuntingan Efek Suara Terbaik.

Selamat untuk Guillermo Del Toro. Anda memang raja film fantasi kegelapan. Semoga Oscar menjadi milik anda tahun ini.

Ikuti tulisan menarik Septian Dhaniar Rahman lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Establishment

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 10 April 2024 09:18 WIB

Terkini

Terpopuler

Establishment

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 10 April 2024 09:18 WIB