x

Iklan

Syarif Yunus

Pemerhati pendidikan dan pekerja sosial yang apa adanya
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ngomongin Tukang Becak Jakarta

Kasihan tukang becak jadi diomongon banyak orang Jakarta. Sibuk banget ngurusin tukang becak ...

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tukang becak, kang becak ... ciyaan amat sih.

Malah jadi omongan di linimasa banyak orang. Kang becak dulu di tengah kota, disuruh minggir. Udah di pinggir disuruh masuk lagi ke tengah. Kang becak mah tenang-tenang aja. Terserah yang ngatur ajah, mau diapain kek gue... ngikut elo aja dah pada.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kang becak, kang becak.

Dari dulu sampe sekarang, nasib dan keadaan tukang becak ya gitu-gitu aja. Sementara yang ngomongin tukang becak, yang ngaturin tukang becak udah pada "berubah". Kang becak, kang becak ciyann amat sih cuma dijadiin "alat kepedulian" di linimasa doang.

 

Jahat emang politik itu. Mau pilkada mau pilpres sama jahatnya. Timbang tukang becak aja sampe "ditarik" ke pusaran perbincangan kaum elit dan pejabat.

 

Gue sama tukang-tukang becak lainnya, hanya bisa berdoa aja. Kalo memang niatnya buat sejahterain tukang becak, semoga terkabul aja. Agar Allah ridho dengan niat baik mereka. Tapi asal kalian tahu, dari zaman baheula sampe sekarang, nasib tukang becak itu gak banyak berubah. Justru yang dulu pada naik becak, sekarang udah pada gak mau kok naik becak...

 

Politik itu jahat.

Tukang becak lagi berjuang dan adem ayem sama keluarga. Malah diomongin rame-rame. Gak ada topik lain apa yang lebih penting? Politik itu emang gahar. Gak pernah takut sama Allah dan doyan main-main. Ngeri kali kalo akhirnya tukang becak dijadiin isu musiman. Bahkan bisa jadi murahan. Cuma buat ngetes market, ngetes publik. Lagi hidup tenang-tenang, malah dikoyak-koyak sama tukang becak.

 

Buat Bapak/Ibu, Om dan Tante yth.

Mohon maaf ya, bagi gue dan tukang becak lain, rezeki itu ada di jalan-jalan; ada di mana-mana. Allah udah siapkan kok. Sementara kalian makmur bisa beli motor, beli mobil, naik kereta dan naik busway. Emang masih inget sama becak? Tarif BBM naik, tarif listrik naik. Emang kalian pada mikirin tarif becak yang gak naik-naik?

 

Jadi terserah aja, silakan atur gue dan tukang becak. Asal niatnya baik dan kenyataannya baik. Jangan cuma jadi konsumsi politik doang. Dari dulu sampe sekarang, gue tetap tukang becak kok. Emang ada yang peduli...?? Kalo mau peduli, kasih kerja tukang becak di kantor, di pabrik dan di mana kek. Asal jangan genjot pedal melulu...

 

Asal tahu aja.

Tukang becak selalu memiliki hati yang terang. Dan mereka percaya, rezeki juga sesuatu yang terang. Karena tukang becak sama sekali gak suka yang muram. Tukang becak itu rajin bersyukur. Kalo gak, pasti banyak becak yang di tinggal di pinggir jalan...

 

Tukang becak itu sangat sadar, roda dunia itu berputar. Mau muter kayak apa kek dunia ini, tukang becak juga tetap ada di bawah. Tapi biar di bawah, tukang becak gak pernah ngersulo (mengeluh). Pelajaran dari tukang becak itu satu saja. "Tukang becak itu ikhlas untuk menerima kemiskinan dengan lapang dada".

Nah, kalian gimana?... Gak usah ngomongin tukang becak, kalo Cuma buat kepentingan politik … ciamikk

Ikuti tulisan menarik Syarif Yunus lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 13 Maret 2024 11:54 WIB

Terkini

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 13 Maret 2024 11:54 WIB