x

Iklan

firdaus cahyadi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Antara Budi Pego, Sandiaga Uno dan Hancurnya Tumpang Pitu

Apa kaitannya Sandiaga Uno dengan Budi Pego dan kehancuran alam di Tumpang Pitu?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Lelaki itu bernama Heri Budiawan. Entah mengapa, ia sering dipanggil Budi Pego. Akhir-akhir ini namanya sering diberitakan di berbagai media massa. Ia adalah salah satu warga di Banyuwangi yang gigih menolak beroperasinya tambang emas di Tumpang Pitu. Perlawanan terhadap tambang emas didasarkan pada keyakinan untuk melestarikan alam di ujung timur Pulau Jawa itu.

Pada April 2016 silam, tambang itu melakukan peledakan pertama. Seperti ditulis di website Jaringan Advokasi Tambang (Jatam),  peledakan di kawasan Gunung Tumpang Pitu ini yang menjadi penyebab utama banjir lumpur di Pantai Pulau Merah, yang letaknya tepat di bawah kaki Gunung Tumpang Pitu.

Kegigihannya melawan perusahaan tambang itu mengakibatkan ia menjadi incaran untuk dijebloskan ke penjara. Beberapa waktu yang lalu, hakim pengadilan memutuskan Budi terbukti menyebarkan ajaran komunisme atau Marxisme–Leninisme terkait muncul spanduk berlogo palu arit dalam aksi penolakan pertambangan emas Tumpang Pitu, 4 April 2017. Sebuah tuduhan yang sejatinya merupakan upaya 'membunuh' pembawa pesan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sang pembawa pesan penolakan tambang di Tumpang Pitu harus 'dibunuh' karakternya melalui tuduhan penyebaran komunisme agar pesan penolakan tambang itu menjadi tidak relevan. Selain itu juga, agar perlawanan terhadap tambang di Banyuwangi menjadi melemah.

Di Indonesia, hantu komunis, sejak Orde Baru berkuasa memang menjadi alat ampuh untuk membungkam suara rakyat agar model pembangunan yang korup dan menindas tatap berjalan lancar. Ketika Orde Baru masih berkuasa misalnya, petani yang melawan penggusuran di Kedung Ombo juga diberikan label komunis atau PKI (Partai Komunis Indonesia). Jika label PKI/Komunis sudah disematkan, seakan-akan apapun boleh dilakukan atas namanya.

"Jika "mereka" menganggap dengan mengkriminalisasi dan memenjarakan saya akan dapat melumpuhkan gerakan masyarakat untuk menolak tambang, mereka salah besar, " ungkap Budi Pego seperti yang tersebar di media sosial dan whatsapp group, "Justru 'Mereka' seperti menyulutkan api ke dalam ribuan ton bensin."

 

Sejanak kita tinggalkan Budi Pego. Kita menuju ke Jakarta, tempat uang mengalir dari eksploitasi tambang emas Tumpang Pitu. Berbicara Jakarta saat ini, tidak lengkap rasanya untuk tidak membicarakan sosok Sandiaga Uno, sang wakil Gubernur DKI. Ia adalah orang ke-2 yang berkuasa di Ibukota. 

Sandiaga Uno adalah salah satu pengusaha yang berhasil memasuki dunia politik. Kursi wakil Gubernur DKI Jakarta berhasil direbutnya dalam pilkada DKI yang gaduh beberapa tahun lalu. Kini, media massa sering memberitakan sosok itu sebagai pejabat yang pro rakyat miskin. Sosok yang pro lingkungan hidup dengan menolak reklamasi Teluk Jakarta. Benarkah demikian? Dan apa kaitannya Sandiaga Uno dengan Budi Pego dan kehancuran alam di Tumpang Pitu?

Sebuah kicauan di twitter dari akun @jatamnas pada 25 Januari 2018 seakan mengungkapkan kaitan itu. Dengan lugas akun itu berkicau, "Vonis terhadap Budi Pego, menjadi angin segar bg BSI & para taipan bisnis di belakangnya. Sebut saja Edwin Soeryadjaja, Michael Soeryadjaja, Sandiaga Uno, Garibaldi Thohir, Winato Kartono & Hardi Wijaya Liong".

Benarkah kicauan akun @jatamnas itu? Dari sisi waktu, kicauan itu muncul setelah Sandiaga Uno menjadi Wagub DKI. Jadi tidak ada kaitannya dengan Pilkada DKI. Sementara itu dari pemberitaan berbagai media memang menunjukan kaitan antara Sandiaga Uno dengan tambang emas di Tumpang Pitu. 

Pada 2015 silam, detik.com, memberitakan bahwa perusahaan tambang milik Sandiaga Uno, PT Merdeka Copper Gold Tbk akan masuk ke bursa saham. Dalam berita itu dituliskan bahwa perusahaan melalui dua anak usahanya PT Bumi Suksesindo (BSI) dan PT Damai Suksesindo (DSI) telah memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP).  BSI memiliki Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) berdasarkan keputusan Bupati Banyuwangi No.188/547/KEP/429.011/2012 tanggal 9 Juli 2012. Lokasi IUP BSI dan DSI terletak di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Provinsi Jawa Timur, dengan IUP BSI seluas 4.998 hektar dan dengan IUP DSI seluas 6.623 hektar.

Apakah Sandiaga Uno, yang sekarang menjadi orang ke-2 di DKI, masih menjadi pemilik perusahaan tambang emas di Tumpang Pitu?

Jika Sandiaga Uno masih menjadi pemilik tambang emas di Tumpang Pitu, alangkah kontrasnya sosok Budi Pego dan Sandiaga Uno.  Budi Pego berada di penjara karena menolak tambang. Sementara Sandiaga Uno menjadi orang nomor dua yang berkuasa di Ibukota. Dunia memang kadang tidak adil. Tapi karena ketidakadilan itu, hampir semua agama justru menganjurkan umatnya untuk terus melawan. 

Ikuti tulisan menarik firdaus cahyadi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler