x

Iklan

Burhan Sholihin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Shopee vs JD.ID: Peta Baru Lanskap Digital Indonesia 2018

Kehadiran pemain-pemain e-commerce baru seperti JD.ID, Shopee membuat bisnis ecommerce makin semarak

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tahun ini, 2018, peta bisnis digital Indonesia akan banyak berubah. Beberapa pemain ecommerce baru seperti JD.ID, Shopee mulai menunjukkan kekuatannya. Shoppe, misalnya, menargetkan ingin menjadi situs ecommerce papan atas Indonesia. JD.ID juga tak mau kalah transaksi hariannya sekarang sudah miliaran per hari.

Lembaga We Social bekerjasama dengan Hootsuite memotret banyak perubahan lanskap digital. Tahukah anda di dunia bisnis e-commerce kategori produk apa yang tumbuhnya paling pesat?

1. Toys & hobby (27 persen)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Fashion (25 persen)

3. Food (19 persen)

Inilah tiga kategori produk yang paling moncer di bisnis ecommerce Indonesia. Selengkapnya lihat di sini . Siapkah bisnis Anda menghadapi perubahan radikal ini? Untuk kategori makanan, misalnya, Pisang Goreng Bu Nanik Jakarta Barat saja bisa terjual 400 ribu potong per hari lewat Go-jek.

Dunia bisnis menghadapi tsunami ecommerce. Berdasarkan survei itu jumlah pembeli lewat situs ecommerce di Indonesia meningkat 13 persen. Totalnya ada 28,07 juta orang yang telah bertransaksi ecommerce. Jumlah itu setara dengan 11 persen dari total populasi.  Rata-rata pengeluaran untuk situs ecommerce juga meningkat 18 persen. Saat ini average annual revenue per user (ARPU -- rata pendapatan per pembeli dari situs ecommerce)  untuk produk consumer good mencapai US$ 251 per orang per tahun.

Kehadiran pemain-pemain e-commerce baru seperti JD.ID,  Shopee (meski juga ada beberapa surutnya pemain ecommerce lama seperti Elevenia yang baru dibeli oleh Salim Group dari operator telco XL) membuat bisnis ecommerce makin semarak. Andalan mereka tetap: gratis ongkos kirim. Menurut CEO Shopee Chirs Feng, aplikasi situsnya telah diunduh lebih dari 25 juta kali dan memiliki lebih dari 1 juta penjual dan brand (bandingkan dengan Tokopedia yang sudah merangkul 16,5 juta pedagang pada 2016). Setiap harinya, Shopee mencatat sekitar 2 juta percakapan yang terjadi antara penjual dan pembeli melalui fitur live chat. 

Situs ecommercer dari Singapura ini, kata Chris Feng, "Kami menargetkan menjadi ecommerce's top league kurang dari tiga tahun". Situs ecommerce ini mengeluarkan budget besar-besaran untuk merekrut pelanggan baru. Untuk tim sosial media, misalnya, mereka memiliki 8 staf dan menghabiskan bujet hingga Rp 400 juta per bulan untuk menyewa influencer. Biaya akuisisi per pelanggan (cost acquisition per customer) US$ 4-7. Setiap pelanggan rata-rata menghabiskan uang US$ 18 per bulan.

Target Shoppe tak hanya menjadi juara ketiga, tapi juga ingin menjual saham perdana ke New York Stock Exchange. Untuk mengejar pertumbuhan (hacking growth), Shopee mengincar pasar kelas menengah bawah. Segmen C dan D yang selama ini belum tersentuh situs ecoomerce. Mereka juga membuka pasar bagi para pedagang/pelapak seperti halnya Tokopedia dan Bukalapak. Perusahaan induk Shopee tahun lalu juga menyuntikkan US$ 550 juta (Rp 7,4 triliun) untuk mengembangkan pasar di Indonesia

 

JD.id juga tak kalah gencar. Dengan tagline #dijaminori Mereka terus menggandeng desainer-desainer lokal untuk menguatkan posisi mereka sebagai fashion ecommerce. 

Head of Corporate Communications & Public Affairs, Teddy Arifianto, mengatakan fashion memang kini menjadi fokus dari JD.ID.  "Saat ini, fashion juga menjadi kategori yang masuk dalam tiga besar di JD.ID, bersama dengan gadgetdan home appliances," katanya. Transaksi harian JD.ID mencapai Rp 6 miliar per hari (bandingkan dengan gross merchandising value atau GMV Lazada untuk seluruh outlet di ASEAN yang mencapai US$ 1,3 miliar.

 

Baca juga: Ini yang Paling Laku di JD.ID saat Harbolnas

 

Tak mengherankan, memang. Karena menurut Presiden Direktur JD.ID Zhang Li., pendapatan JD.ID di bulan November 2017 lalu bahkan bisa menyamai pendapatan mereka  sepanjang tahun 2016. Daily Active Users (DAU) kami naik 10 kali lipat dibanding tahun lalu.

 

Pertempuran dunia ecommerce di Indonesia masih akan seru. Selain banyak pemain, kue ecommerce Indonesia saat ini masih kurang dari 2 persen dari total perdagangan di Indonesia. Bandingkan dengan Cina dan Amerika Serikat yang kue ecommerce sudah di atas 10 persen dari total perdagangan mereka.

 

#serial03 #hackinggrowth-id #shopee #jd-id

Ikuti tulisan menarik Burhan Sholihin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler