x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Membidik HiPo

Penjaringan bakat-bakat sangat potensial merupakan strategi untuk memperoleh calon-calon business leader di masa depan dengan biaya seefisien mungkin.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Apa yang dimaksud karyawan HiPo? Di antara sekian banyak karyawan niscaya terdapat karyawan dengan bakat di atas rata-rata, dan di antara karyawan berbakat terdapat karyawan berpotensi tinggi—orang-orang yang diprediksi di masa depan akan mampu memengaruhi keberhasilan ataupun kegagalan organisasi tempatnya bekerja. Orang-orang inilah yang lazim disebut high potential employee (karyawan HiPo).

Sebagian perusahaan membuka jalur cepat bagi kelompok HiPo yang direkrut sejak lulus dari perguruan tinggi. Mereka memperoleh perlakuan khusus dibandingkan karyawan lain karena diproyeksikan untuk menempati posisi-posisi pengambilan keputusan. Mereka diyakini merupakan orang-orang yang paling mampu, bermotivasi tinggi, dan paling mungkin untuk naik ke jenjang dengan wewenang dan tanggung jawab besar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penjaringan bakat-bakat sangat potensial ini merupakan strategi untuk memperoleh calon-calon business leader di masa depan dengan biaya seefisien mungkin. Berbagai studi menunjukkan bahwa berinvestasi pada orang yang tepat akan memaksimalkan return organisasi. Semakin potensial bakat ini, semakin cepat ia dapat dikembangkan, sehingga biaya yang harus diinvestasikan untuk pengembangannya pun semakin murah.

Berbagai perusahaan berusaha mengembangkan indikator-indikator untuk mengenali siapa saja yang tergolong HiPo di antara karyawan yang baru direkrut. Perusahaan berkepentingan untuk sedini mungkin dapat mengidentifikasi mereka. Siapa yang akan menjadi key driver bagi kinerja organisasi? Identifikasi ini dimulai dengan menetapkan indikator kunci bagi HiPo—apa indikator yang membuat seorang karyawan sangat berbakat layak dianggap berpotensi tinggi?

Dari hasil kajian atas berbagai riset mengenai prediktor kinerja pada karyawan dengan tuntutan tinggi, Tomas Chamorro-Premuzic, guru besar psikologi bisnis di Columbia University, Seymour Adler, guru besar psikologi industri di Hofstra University, New York, dan Robert B. Kaiser, Presiden Kaiser Leadership Solutions dan penulis buku Fear Your Strenghts, menyimpulkan tiga indikator kunci HiPo, yaitu ability, social skills, dan drive.

Ability terkait dengan kemampuan menunaikan pekerjaan, pengetahuan dan keterampilan dalam menjalankan tugas pokok, kemampuan untuk belajar dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang disyaratkan. Di dalamnya, kemampuan kognitif menjadi bagian penting di samping motivasi untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan baru dengan cepat dan fleksibel (learning agility).

Social skills mencerminkan signifikansi dari kerja sama tim dan kolaborasi dalam organisasi. Dalam keterampilan ini tercakup kemampuan untuk memperoleh dukungan dari teman sekerja maupun supervisor. Terdapat dua kemampuan fundamental di dalam keterampilan sosial, yaitu kemampuan mengelola diri sendiri dan kemampuan mengelola orang lain dalam konteks relasi antarmanusia.

Karyawan yang berpotensi untuk berhasil menunaikan pekerjaan yang lebih kompleks pertama-tama harus mampu mengelola diri sendiri, misalnya mampu menangani tekanan yang meningkat, menjaga integritas, menjaga disiplin di tengah banyaknya tugas. Mereka juga harus mampu memelihara relasi kerja yang kooperatif dengan beragam orang, membangun jaringan kontak yang luas, membentuk aliansi, dan memiliki pengaruh terhadap stakeholder. Keterampilan sosial terkait dengan unsur inti kecerdasan emosional.

Drive terkait dengan kemauan dan motivasi untuk bekerja keras, meraih prestasi, dan melakukan apa saja agar suatu pekerjaan selesai. Kemauan dan motivasi merupakan akselerator yang melipatgandakan pengaruh potensial dari kemampuan dan keterampilan sosial terhadap keberhasilan di masa depan. Kemampuan dan keterampilan sosial dapat dianggap sebagai bakat, tapi potensial berarti bakat yang dilipatgandakan oleh drive yang akan menentukan seberapa besar kemampuan dan keterampilan sosial itu akan berguna.

Ability, social skills, dan drive merupakan indikator kunci untuk mengidentifikasi apakah seorang karyawan memiliki potensi tinggi untuk berkembang. Ketiga indikator ini memang terkesan terpusat pada diri sendiri—bagaimana mengeksplorasi dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Namun, apabila dikaitkan dengan kebutuhan perusahaan untuk mengisi posisi leader di masa depan, agaknya diperlukan indikator lain untuk melengkapinya, seperti kepemimpinan, visi dan kemampuan menerjemahkannya, serta kemampuan memotivasi orang lain. Tiga indikator tambahan ini akan semakin terlihat ketika para HiPo ini diserahi wewenang dan tanggung jawab yang semakin besar. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB