x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Buku yang Mengubah Masyarakat

Dampak buruk penerapan sains dan teknologi seringkali baru diketahui setelah sains dan teknologi itu digunakan dalam waktu cukup lama.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Sebagai ilmuwan, Rachel Carson memahami benar tanggung jawabnya kepada masyarakat. Ia bukan dari jenis penyepi yang lebih suka asyik berkutat dalam laboratorium, melainkan dari jenis sosok yang menjadikan pemahamannya tentang alam untuk memperingatkan manusia ihwal bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh sepakterjangnya.

Melalui bukunya yang kini menjadi klasik namun tetap relevan, Silent Spring (Musim Semi yang Senyap), Carson telah mengguncang masyarakat—khususnya Amerika Serikat, tempat buku ini terbit pertama kali pada 1962. Dengan memeringatkan masyarakat dan pemerintah tentang dampak buruk pemakaian pestisida secara terus-menerus dan tidak terkendali, Carson meneguhkan integritasnya sebagai ilmuwan yang percaya bahwa kebenaran harus disuarakan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam bukunya yang masih dibaca hingga kini, Carson menulis dengan benderang bahwa begitu pestisida dilepas ke biosfer, zat kimia ini bukan hanya akan membunuh serangga, tapi juga menerobos rantai makanan lalu menuju populasi burung, ikan, hingga akhirnya membuat anak-anak sakit. Ketika musim semi tiba, tak terdengar lagi kicauan burung-burung. Senyap.

Ketika banyak ilmuwan merasa bahwa mengungkapkan fakta-fakta tentang dampak negatif dari ilmu pengetahuan bukan bagian dari tanggung jawabnya, Carson justru berpikir sebaliknya. Pengetahuan mengenai kebenaran ilmiah, dalam pandangannya, merupakan awal dari tanggung jawab ilmuwan kepada masyarakatnya. Di The New Yorker, naskah Silent Spring mula-mula diterbitkan secara bersambung dan segera memantik reaksi keras, terutama dari kalangan industri.

Tekanan keras tidak membuat pandangan Carson goyah. Kegigihannya mendorong Presiden John F. Kennedy untuk melangkah dan meminta penasihat sainnya untuk mengkaji klaim-klaim Carson. Investigasi mereka memperkuat pandangan Carson dan regulasi pestisida pun diperkuat. Gerakan lingkungan pun memasuki tahap awalnya. Undang-undang Udara dan Air Bersih dihasilkan. Disusul kemudian, Badan Perlindungan Lingkungan dibentuk. Di sinilah, karya Carson memperlihatkan kekuatannya dalam mengubah cara berpikir manusia dalam melihat persoalan. Di tengah serangan gencar kalangan industri kimia terhadap Carson secara personal, termasuk kampanye bahwa Carson tidak berkompeten untuk berbicara mengenai pestisida, akhirnya pestisida DDT dilarang di AS sepuluh tahun setelah Silent Spring terbit.

Pengaruh Silent Spring tetap terasa hingga puluhan tahun kemudian. Begitu pula, serangan terhadap Carson—yang meninggal dua tahun setelah bukunya terbit—masih berlanjut. Silent Spring dianggap sebagai warisan yang berbahaya. Di tengah kontroversi mengenai karya yang termasuk dalam daftar 25 buku sains terbaik sepanjang masa versi majalah sains Discover ini, masyarakat manusia setidaknya dapat memetik pelajaran sangat penting, yakni manusia mesti mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dan konsekuensi tak terduga dari penerapan produk sains dan teknologi. Dampak buruk penerapan sains dan teknologi seringkali baru diketahui setelah sains dan teknologi itu digunakan dalam waktu cukup lama. Lewat Silent Spring, Carson mengingatkan agar kita lebih berhati-hati sebelum segalanya terlambat. **

 

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler