x

Iklan

firdaus cahyadi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Aktivis, Menulislah di Media Massa

Siapa tak kenal Tan Malaka, Soekarno, Hatta dan Gie. Mereka semua adalah aktivis yang produktif dalam menulis gagasannya di media massa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menulis adalah salah satu rutinitas yang harusnya dimiliki oleh seorang aktivis selain mengorganisir massa. Dengan menulis, sebuah gagasan bisa lebih mudah disebarluaskan. Bukan hanya itu, menulis mengharuskan penulisnya banyak membaca. Dari menulis itu pula bacaan kita akan bertambah.

Sejarah pergerakan Indonesia dengan jelas mencatat bahwa aktivis-aktivis kemerdekaan, dari pojok kiri hingga pojok kanan, adalah penulis-penulis yang produktif. 

Siapa tak kenal Tan Malaka? Aktivis kiri yang gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ia adalah penulis di berbagai media massa saat itu. Bahkan di saat ia menjadi pelarian karena dikejar-kejar aparat penjajah, Tan Malaka tetap menyempatkan diri untuk menulis. Menulis dan menulis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Siapa pula tak kenal Soekarno dan Hatta? Kedua orang pahlawan itu adalah penulis-penulis produktif pada massanya. Mereka berdebat mengenai persoalan-persoalan kebangsaan di media massa.

Siapa pula yang tak kenal Gie? Aktivis mahasiswa yang ikut melahirkan Orde Baru, tapi sekaligus yang lebih awal melawan rejim itu. Gie adalah aktivis mahasiswa yang produktif dalam menulis pada saat itu. Tulisannya tersebar di berbagai media. 

Hingga Orde Baru muncul. Kebiasaan aktivis untuk menulis mulai luntur. Media massa disensor. Buku-buku dibatasi. Menulis menjadi kompetensi yang ditinggalkan oleh aktivis. Akibatnya, wacana pun dihegomoni oleh pengetahuan yang mendukung kekuasaan.

Seorang aktivis bisa menulis di media massa. Kita bisa menulis opini, press release hingga surat pembaca di media massa.

Tapi susah ah menulis di media massa. Benarkah demikian? Jawabannya bisa iya, bisa tidak.

Untuk menulis artikel di media massa, tentu terlebih dahulu, artikel kita harus bagus. Apa itu artikel bagus dan layak muat di media massa?

Menulis artikel di media massa harus bersandar pada data-data yang kuat. Karena ketika kita menulis, kita bukan sedang menulis hoak. Kita harus bisa membedakan fakta dan asumsi.

Cukupkah hanya bersandar pada data-data yang valid? Tidak. Artikel kita harus enak dibaca. Ingatlah pembaca kita adalah manusia. Maka artikel yang enak dibaca adalah bila artikel itu memasukan unsur manusia.

Tentu saja masih banyak hal yang harus dikuasai ketika kita hendak menulis artikel di media massa. Terkait dengan itulah Yayasan SatuDunia, sebuah organisasi yang concern pada penguatan kapasitas masyarakat sipil melalui informasi, komunikasi dan teknologi menggelar workshop menulis di media massa.

Info lengkap mengenai workshop menulis di media massa bisa dilihat di website SatuDunia.

Untuk pendaftaran bisa klik di form pendaftaran.

Ikuti tulisan menarik firdaus cahyadi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler