Sungguh langka, sebuah ensiklopedi mampu bertahan hingga 250 tahun. Berbagai terpaan perubahan sepanjang 250 tahun sanggup dihadapi oleh Encyclopaedia Britannica, termasuk laju kemajuan teknologi. Ketika zaman teknologi digital dan internet sudah tiba, ensiklopedi ini mampu bersikap adaptif. Versi cetaknya dimasukkan ke dalam lorong sejarah dan menyambut era baru dengan sepenuhnya fokus pada versi digital.
Adaptasi terhadap perubahan zaman tidaklah mudah. Selama hampir dua setengah abad, ensiklopedi ini memperoleh tempat terhormat di tengah masyarakat dunia. Tatkala teknologi informasi belum semaju sekarang, setidaknya hingga pergantian milenium, edisi cetak ensiklopedi ini masih bertengger di banyak ruang tamu maupun perpustakaan umum maupun pribadi.
Karya intelektual ini ditempatkan secara terhormat di tengah koleksi buku lainnya, hingga akhirnya edisi terakhir Encyclopaedia Britannica terbit pada 2010. Terbit dalam 32 jilid, ensiklopedi edisi pamungkas ini diburu oleh para kolektor. Dengan memusatkan perhatian pada format digital dan meninggalkan edisi cetak, penerbit ensiklopedi ini berikhtiar meraih tujuan jangka panjang. Zaman berubah, bersikap adaptiflah cara terbaik untuk mampu bertahan.
Betapa ‘tua’-nya Encyclopaedia Britannica, hal ini dibanggakan dalam promosi penerbitan edisi koleksi dalam rangka menyambut 250 tahun ensiklopedi ini. Teks promosi itu berbunyi: “250 tahun yang silam, tidak ada Amerika Serikat, belum ada telepon, listrik, jalan kereta api, ataupun mobil. Tidak ada Australia, Neptunus, Uranus, ataupun Pluto. Namun satu entitas berkembang dan masih berkembang hingga hari ini...” Edisi perayaan 2,5 abad ini dicetak dan terbit November tahun ini dengan judul Encyclopædia Britannica Anniversary Edition: 250 Years of Excellence (1768-2018) dan dijual dengan harga 69,95 dolar AS di Britannica Store.
Edisi koleksi ini menyajikan perkembangan pengetahuan sejak ensiklopedi ini terbit dengan membaginya ke dalam tiga bagian besar, yang mencakup pengetahuan, wawasan, dan sejarah. Salah satu tulisan yang muncul ialah tentang Fake News: American Style—tulisan ini dibuat pada 1830. Ternyata secara historis berita bohong/palsu sudah jadi topik perbincangan sejak ratusan tahun yang lampau. Naskah yang terbit pada 1786 juga memperlihatkan betapa penulis dan editor Britannica bertanya-tanya apakah California itu sebuah pulau. Di bagian dua, Classic Voices, edisi 250 tahun ini menyajikan tulisan para kontributor, antara lain Leon Trotsky yang menulis tentang Vladimir Lenin, Sigmund Freud tentang psikoanalisis, serta Madame Curie mengenai Radium.
Sejak diluncurkan pertama kali oleh tiga orang Skotlandia pada 1768 di Edinburgh, ensiklopedi ini membawa misi yang mulia: mengantarkan pengetahuan kesarjanaan melalui proses penyuntingan yang ketat kepada sebanyak mungkin pencari pengetahuan. Selama hampir genap 2,5 abad, Britannica mampu bertumpu pada buku sebagai cara paling efektif untuk mendokumentasikan dan berbagi pengetahuan. Hingga zaman berubah dan memaksa Britannica berubah serta fokus pada format digital. Britannica edisi cetak sepenuhnya memasuki lorong sejarah sejak 13 Maret 2012. (Sumber foto: store.britannica.com) **
Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.
