x

Iklan

Rumpun Semanggi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Soekarno: Ini Senjataku, Apa Senjatamu

Lebih baik mahir di satu bidang daripada mengerti banyak bidang tapi setengah-setengah

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setelah memenangi banyak pertempuran, ternyata yang terkenal bukan hanya manusia, pedangpun juga ikut terkenal, mengikuti pamor pemiliknya. Pedang ini berbentuk Schimitar – melengkung, khas timur tengah, tapi bedanya, di ujungnya bercabang dua. Di tubuh pedang itu tertulis kata-kata dalam bahasa Arab yang jika diterjemahkan berarti “tidak ada pemuda seperti Ali, tidak ada pedang seperti Zulfikar”.

Ya, pedang itu bernama Zulfikar. Telah banyak pertempuran ia ikuti, seolah menjelma sebagai Malaikat Izrail, telah banyak melalui tebasannya roh-roh dicabut dari jasadnya.

Pada awalnya pedang itu merupakan milik Nabi Muhammad Saw, tapi kemudian ketika Rasulullah melihat pedang Ali bin Abu Thalib R.a. telah rusak, iapun memberikan salah satu di antara sembilan pedangnya itu kepada Ali bin Abu Thalib. Pernah dimiliki oleh Nabi Muhammad dan Ali bin Abu Thalib, serta dikabarkan bahwa kelak ia akan menjadi pedang yang diwariskan kepada Imam Mahdi, tiga sosok itu telah membuat pamor Zulfikar tidak tertandingi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan pamor seperti itu, ternyata bukan dia yang paling tajam di dunia ini, juga bukan excalibur, honjo hasamune, sword of Goujian, atau kusanagi no tsurugi.

Suatu ketika Imam al Ghazali bertanya pada muridnya. Ada enam pertanyaan yang beliau tanyakan. Salah satu pertanyaan itu adalah: apa yang paling tajam di dunia ini? Mendengar pertanyaan itu, spontan para muridnya, masing-masing menjawab benda-benda yang terbuat dari besi, baja, ataupun bahan logam lainnya. Dari seluruh jawaban itu, ternyata bukan itu yang menurut Imam al Ghazali yang paling tajam di dunia ini. Yang paling tajam di dunia ini adalah “lidah”.

Ketajaman lidah itu pernah dimiliki salah seorang pemuda dari tanah ini. Sejak dipinjamkan buku-buku, berkumpul dengan orang-orang pergerakkan, dan melihat HOS Cokroaminoto orasi dari kampung ke kampung, salah seorang pemuda penghuni rumah kos Cokroaminoto berubah. Pemuda yang berubah itu bernama Soekarno.

Seolah sudah menemukan identitasnya, sejak saat itu Soekarno dari hari ke hari tak henti mengasah dirinya. Soekarno muda melatih dirinya di kamar, ia padamkan pelita – di dalam kegelapan itu, ia berimajinasi sedang berorasi di tengah-tengah ribuan orang. Dan Soekarno orasi sekeras-kerasanya, hingga membuat seluruh orang dalam lingkungan rumah Cokroaminoto mendengarnya, sebab kamar Soekarno tidak memiliki peredam suara.

Mendengar orasi Soekarno tersebut membuat teman-temannya terpancing masuk karena khawatir Soekarno telah menjadi gila akibat obsesinya yang ingin “menyelamatkan dunia”. Di pandang aneh oleh teman-temannya karena latihan yang ia lakukan, Soekarno tak bergeming, tetap meneruskan latihannya sehingga teman-temanyapun akhirnya terbiasa dengan kebiasaan Soekarno tersebut. Selanjutnya setiap kali mendengar Soekarno berorasi lagi, teman-temannyapun hanya bertanya “menyelamatkan dunia” lagi? Dan setiap kali itu pulalah Soekarno tidak peduli.

Akibat dari banyak membaca buku dan latihan orasi itu, suatu ketika di sekolahnya, Hoogere Burger School (HBS). ada sebuah diskusi tentang tanah Indonesia ini. Karena tidak setuju dengan pendapat gurunya dan murid-murid lain yang seluruhnya orang Belanda, hanya Soekarno di kelas itu orang Nusantara, reflek, spontan saja Soekarno muda naik ke atas meja dan melakukan orasi di hadapan mereka semua:

“tidak. Saya tidak setuju. Tanah kebanggaan kita ini pernah bernama Nusantara. Nusa berarti pulau, antara berarti diantara. Nusantara berarti ribuan pulau-pulau, dan banyak diantara pulau-pulau ini yang lebih besar dari seluruh negeri Belanda.

Jumlah penduduk negeri Belanda hanya segelintir dibandingkan dengan penduduk kita. Bahasa Belanda hanya digunakan enam juta orang. Mengapa negeri kecil yang terletak di sebelah sana menguasai suatu bangsa yang dulu pernah begitu perkasa, hingga dapat mengalahkan Khubulai Khan yang kuat itu?”

Orasi ini dikenang Soekarno sebagai orasi pertama yang ia lakukan di hadapan orang banyak, apalagi di hadapan orang Belanda. Walaupun akibat perbuatan itu membuatnya mendapatkan banyak teguran keras, Soekarno muda tak jera, justru semakin yakin pada identitasnya sebagai orator yang akan mengguncang dunia sehingga ia justru makin terpacu melatih kemampuan orasinya.

Salah satu tonggak terpenting dalam perjalanan sejarah orasinya adalah ketika HOS Cokroaminoto sakit, padahal ia dijadwalkan untuk berorasi di sana. Barangkali karena merasa yakin pada Soekarno yang begitu gigih melatih diri, Cokroaminoto menunjuk Soekarno muda itu sebagai penggantinya.

Mendapatkan amanah itu, Soekarno muda mempersiapkan dirinya untuk berorasi di hadapan bangsanya sendiri. Saat itu memang orang yang hadir tidak banyak sebab orasi itu disampaikan dalam sebuah rapat. Seperti yang diyakini Cokroaminoto, Soekarno muda berhasil membuat para peserta rapat terperangah, tercerahkan dan tergerakkan.

Dengan kemampuan orasi tersebut, Soekarno tidak hanya berhasil mempengaruhi proses Indonesia menuju merdeka, tapi juga mempengaruhi negara-negara Asia dan Afrika untuk bebas dari belenggu penjajahan, dan membuat poros baru bernama “Gerakkan Non-Blok”, yang diisi oleh negara-negara khususnya Asia Afrika.

Dampak dari orasi Soekarno yang mampu mempengaruhi banyak negara, membuatnya memiliki daya tawar. Dengan daya tawar itu bukannya dipaksa, justru negara besar yang seolah dipaksa oleh Soekarno untuk mewujudkan keinginannya. Salah satunya, Uni Soviet dituntut oleh Soekarno supaya mencari makam Imam Besar ahli hadist yaitu Imam Bukhari. Sebelum makam tersebut ditemukan, beliau tidak mau memenuhi permintaan Uni Soviet untuk datang ke tempat mereka.

Ada banyak orasi terkenal bung Karno. Di antaranya pada saat ia membacakan Pledoi yang berjudul “Indonesia Menggugat”, pidato saat proklamasi, pidato saat konferensi Asia Afrika, pidato pada sidang umum PBB, dan pidato-pidato lain yang mampu menghipnotis dunia, dan menjadi salah satu motor besar yang menggerakkan dunia menuju perubahan.

Salah satu yang menarik dari sejarah perjalanan orasi Soekarno tentu saja adalah pidato saat sidang umum PBB. Dengan mengenakan seluruh atributnya berupa kopiah hitam, Jas berwarna putih, dasi, kacamata, dan tongkat komando, Soekarno berjalan dengan pengawalnya menuju podium (Soekarno melanggar protokoler PBB yang tidak mengizinkan seseorang pemimpin di-iringi pengawalnya, tapi khusus Soekarno saat itu tidak ada yang berani menegur) membacakan pidatonya.

Salah satu yang membuat geger peserta sidang, khususnya peserta dari negara-negara mayoritas Islam adalah ketika Soekarno di dalam pidatonya mengutip al Quran, ayat sepuluh surat al Hujarat:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki danseorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Mengapa peserta sidang khususnya peserta yang berasal dari jazirah Arab dan negara Islam di Afrika geger? Karena tidak pernah satu negara ataupun seorang pemimpin yang mengutip ayat al Quran dalam sidang umum PBB tersebut, sehingga Soekarno menjadi orang pertama yang secara terang-terangan di hadapan bangsa-bangsa dunia mengutip ayat al-Quran.

Akibat tindakkan itu, Soekarno mendapatkan rasa hormat yang besar dari negara-negara yang penduduknya mayoritas Islam. Soekarno dianggap pahlawan, ia dielu-elukan. Setiap ia mengunjungi negara-negara Islam, ia mendapatkan sambutan kelas satu. Namanya dikenang dan diabadikan oleh mereka dalam berbagai bentuk, misalnya dalam bentuk nama jalan.

Senjata apa yang dimiliki Soekarno? Lidah, hanya lidah! Ia mengasah lidahnya hingga lebih tajam daripada pedang. Tidak ada keahlian lain yang dilatih Soekarno seperti ia berlatih untuk melakukan orasi. Hanya dengan mengasah lidahnya saja, Soekarno bisa menjadi sebesar itu, dan mempengaruhi dunia.

Apa yang dilakukan Soekarno sewaktu muda itu, mengingatkan saya pada ungkapan Tiongkok klasik: “bai yi tong bu ru yi yi jing – lebih baik mahir dalam satu bidang daripada mengerti banyak bidang tetapi setengah-tengah.” Dan juga mengingatkan saya pada pernyataan Bill Gates: “Mempertahankan fokus adalah kunci sukses. Anda seharusnya memahami bidang kompetensi Anda, keterampilan Anda, dan menghabiskan waktu serta energi Anda di sana.”

Jumlah pengangguran terdidik yang terus melonjak dari tahun ke tahun, jangan-jangan bukan hanya soal terbatasnya lapangan kerja. Jangan-jangan pengangguran terdidik membludak itu karena diperparah lulusan perguruan tinggi yang tidak memiliki satu senjatapun yang benar-benar di asah sampai benar-benar tajam, seperti Soekarno mengasah lidahnya hingga setajam itu.

Jika memang itu yang terjadi, bagi generasi muda dengarkan dan laksanakanlah nasehat bijak dari pemikir tiongkok, Bill Gates, dan pemikiran-pemikiran dari berbagai peradaban itu, tentang pilihlah sebuah kemahiran sampai benar-benar mahir di satu bidang saja. Fokus dengan kompetensi yang menjadi identitas diri.

Sedangkan untuk pemerintah, buatlah regulasi yang membuat kurikulum pendidikan yang terarah pada satu kompetensi yang menjadi keunggulan setiap anak. Tidak menghabiskan banyak waktu mempelajari sesuatu yang memang tidak menjadi sasaran bagi anak-anak yang kompetensinya tidak mengarah pada keunggulannya. Salah membuat rencana pendidikan, itu sama saja dengan sengaja – merencanakan kehancuran sebuah negara.

Rumpun Semanggi

All New Perspektif

Sumber gambar: thephenomena.wordpress.com

https://www.facebook.com/Rumpun-Semanggi

13 Februari 2018

Ikuti tulisan menarik Rumpun Semanggi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler