x

Warga melihat kondisi jalan tol yang terendam banjir akibat hantaman Badai Maria di Yauco, Puerto Rico, 21 September 2017. Tak hanya menghancurkan sejumlah bangunan dan merobohkan tiang jalanan, Badai Maria juga memicu terjadinya banjir parah. REUTE

Iklan

Kang Nasir Rosyid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Banjir Itu Menyengsarakan

Bencana Banjir karena ulah manusia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pertama tama, perkenankan saya mengenalkan diri.

Nama saya air hujan, saya turun dari ketinggian yang tidak mungkin bisa dijangkau oleh manusia. Saya punya tugas utama, memberikan kehidupan ummat manusia yang masih hidup di dunia.

Dengan turunnya saya, para petani bisa memanfaatkan saya untuk dijadikan sebagai sesuatu yang bermanfaat  bagi tanaman seperti padi, bawang termasuk semua jenis pepohonan. Saya juga diturunkan untuk menopang kehidupan ummat manusia secara umum, dengan adanya saya, sumur  dan waduk yang ada dijagad raya ini tetap terjamin isinya agar ummat manusia bisa hidup gemah ripah. 

Ahir ahir ini saya jadi bingung, dulu ketika alam ini tidak banyak dirusak manusia, saya sangat akrab dan hidup berdampingan dengan semua yang ada dipermukaan bumi. Ketika saya turun, saya bisa diserap oleh tanah yang penuh  dedaunan karena di gunung masih penuh pepohonan, melalui serapan tanah itu, saya bisa  keluar sebagai sumber air yang secara perlahan saya menyusuri sungai dalam waktu yang lama.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekarang ini saya jadi kepayahan sendiri lantaran ketika saya turun, saya langsung menuju sungai, sementara sungai yang dulu lebar, sekarang sudah mulai mengecil dan dangkal sehingga jika saya turun dengan curah yang tinggi, sungai tidak lagi mampu menampung saya.

Saya juga bingung  kemana saya harus  berkumpul karena sawah dan tandon tandon alamiah yang dulu menjadi tempat saya istirahat, kini sudah berubah menjadi rumah, Gudang dan Pabrik.

Celakanya, mereka yang bikin rumah atau gudang sama sekali tidak memperhatikan kepentingan orang banyak. Yang dipikirkan hanya kepentingan pribadi, jangankan lahan pribadi, tanah negara tempat saya istirahat agar terserap bumi serta sungai yang biasa saya jadikan lalu lintas-pun diurug.

Pembangunan pabrik apa lagi, dulu saya senang mendengar pembangunan pabrik di Kawasan Krakatau Steel seperti Krakatau posko, akan dibuatkan saluran yang memadai, tetapi ternyata omong kosong. Akibatnya ya tentu saja saya sangat kesulitan untuk mencari arah hingga saya berjalan tak karuan menerobos sana sini yang oleh manusia dikatakan "banjir".

Sebetulnya saya ikut terenyuh ketika diadakan hearing di DPRD Cilegon antara masyarakat terkena dampak banjir di Ciwandan dengan pihak Industri, ada seorang aktivis di Cilegon, namanya Cak Mul mengungkapkan bahwa banjir itu menyengsarakan, barang barang elektronik seperti Kulkas, Tivi tiba tiba meledog alias meledak.

Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Cilegon dan sekitarnya yang beberapa hari lalu rumahnya terkena terjangan saya, bahkan ada yang terendam.

Saya tidak punya niat sedikitpun untuk  menyengsarakan masyarakat, tetapi bagaimana lagi, saya mencari cari jalan susah ketemu, disebelah sini banyak saluran saya yang dulu besar jadi  kecil, orang yang tinggal dipinggir saluran/sungai berlomba lomba membuat siring dengan merambah tanggul, sudah begitu  banyak sampah hingga  mampet, sementara di area yang lain juga sama, gorong gorong sudah tidak berfungsi.

Siapa yang menyebabkan ini?, ya tentu bukan saya, tapi manusia manusia yang serakah dan tidak mau memperhatikan apalagi memelihara lingkungan dengan baik.

Kemarin itu, pada saat kami meluap membanjiri  Ciwandan, saya bermaksud masuk ke area Pabrik Krakatau Posco, saya sudah berniat akan menenggelamkan sebagian pabrik dari korea itu, biar mereka juga tahu bagimana sengsaranya terkena banjir, tapi saya tak berdaya karena posisi saya ada di bawah, lagi pula saluran yang ada disekitar pabrik tidak memungkinkan untuk itu.

 Oleh karena itu,  saya ingin menyampaikan, jangan kalian terlalu banyak berdebat, tidak ada gunanya memperdebatkan saya, jadi tolong sampaikan kepada pemangku kepentingan yang ada di Cilegon, baik pemerintah, Industri dan masyarakat, segera dicarikan solusi agar saya tidak ngelurug kemana mana termasuk ke area pemukiman penduduk. Jika terus menerus begini, saya kasihan kepada mereka yang terkena dampak, betul kata aktivis diatas, "Banjir itu menyengsarakan".

Ikuti tulisan menarik Kang Nasir Rosyid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler