x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mengapa Perlu Kajian Sains-Tekno-Masyarakat

Sebagai produsen sekaligus konsumen sains dan teknologi, masyarakat seharusnya berkepentingan untuk memahami relasi sains, teknologi, dan masyarakat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Ketika curah hujan tinggi disertai angin kencang, banjir datang tidak terbendung dan air menyerbu sudut-sudut kota besar. Tanggul sungai tak sanggup menahan arus air, infrastruktur rusak, transportasi lumpuh, kegiatan ekonomi tersendat, aktivitas masyarakat lainnya terkendala, maka kita dapat melihat dengan gamblang keterkaitan antara cuaca dan curah hujan, kemampuan infrastruktur maupun sarana transportasi, serta kegiatan masyarakat.

Kita memerlukan ilmu pengetahuan atau sains untuk memahami iklim dan cuaca, kita membutuhkan pengetahuan teknologi untuk membangun infrastruktur dan sarana transportasi, dan kita berkepentingan dengan perilaku masyarakat. Relasi antara sains, teknologi, dan masyarakat tidaklah bersifat satu arah atau linier. Bahwa sains dan teknologi memengaruhi masyarakat, itu tidak terbantahkan; namun, sebaliknya pun begitu, aktivitas manusia memengaruhi perkembangan sains dan teknologi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika internet dan media sosial berkembang, pola-pola relasi antar warga mengalami perubahan. Orang berkomunikasi aktif melalui internet dan media sosial, dan persoalan sosial pun tidak terhindari—banyak masalah sosial baru bermunculan (ujaran kebencian, informasi menyesatkan, perdagangan manusia, peniruan kejahatan, di antaranya). Jarak maupun waktu yang sebelumnya menjadi kendala dalam berkomunikasi kini semakin dapat diatasi melalui satelit serta jaringan kabel optik. Manfaatnya juga sungguh banyak: pendidikan, penelitian, relasi sosial, ekonomi dan bisnis, penangangan bencana. Kemajuan teknologi ini memengaruhi volume dan laju produksi serta lalu lintas informasi. Aplikasi peranti lunak yang setiap hari bermunculan juga ikut mengubah cara hidup manusia.

Di sisi lain, keputusan dan kebijakan yang diambil manusia—yang diwakili oleh institusi-intitusi negara seperti pemerintah dan parlemen, hingga swasta melalui investasi kapital—telah memengaruhi perkembangan sains dan teknologi. Di dalam kebijakan ini ditetapkan, misalnya, bidang-bidang sains dan teknologi yang diteliti dan dikembangkan, besaran anggaran yang disediakan, lembaga mana saja yang memperoleh dukungan dana, regulasi pendukungnya. Para pemilik kapital akan menginvestasikan uangnya di bidang sains dan teknologi yang menurut mereka menguntungkan. Contohnya, suntikan dana besar-besaran untuk GoJek yang akan memengaruhi bisnis-bisnis terkait, seperti teknologi finansial dan transportasi.

Sebagai bidang akademik, studi yang mentautkan sains teknologi dan masyarakat boleh dibilang relatif baru, walaupun berbagai isu yang terkait dengan sains dan teknologi sudah lama ada, namun belum tersistematisasi sebagai sebuah bidang tersendiri. Minat ilmuwan terhadap segi-segi humaniora dari sains dan teknologi, seperti sejarahnya, aspek sosiologisnya, hingga aspek politiknya, mulai tumbuh di awal Perang Dingin. Minat ini semakin membesar dengan terbitnya karya disertasi Thomas Kuhn yang kini jadi klasik, The Structure of Scientific Revolutions.

Karya Kuhn yang berpengaruh ini membantu kristalisasi pendekatan baru dalam studi historis dan sosial tentang sains. Butir penting pendekatan ini ialah bahwa fakta-fakta ilmiah (scientific facts) lebih merupakan produk dari investigasi yang dikondisikan secara sosial oleh para ilmuwan ketimbang representasi objektif dari alam. Salah satu minat ilmuwan ialah memelajari bagaimana penemuan ilmiah dan penerapan teknologinya bertautan dengan perkembangan sosial, misalnya dalam kebijakan publik, etika, budaya, lingkungan hidup, politik, keamanan, ekonomi, maupun hukum.

Mengapa kajian sains, teknologi dan masyarakat dianggap penting sehingga kampus-kampus terkenal dunia membuka program studi ini? Salah satunya ialah bahwa relasi sains, teknologi, dan masyarakat telah menciptakan tantangan-tantangan tersendiri. Masyarakat sekarang maupun masa depan akan dihadapkan tantangan baru yang disodorkan oleh perkembangan sains dan teknologi ciptaannya sendiri. Sebutlah misalnya kecerdasan buatan—hingga Stephen Hawking pun memperingatkan bahwa kecerdasan buatan akan mampu menghancurkan peradaban manusia.

Isu-isu kesenjangan dan diskriminasi juga dibicarakan dalam studi sains, teknologi dan masyarakat. Misalnya saja, mengapa perusahaan farmasi tertentu mengembangkan dan memproduksi obat yang dijual mahal dengan alasan investasinya besar, sedangkan harga mahal mengakibatkan jauh lebih sedikit orang yang dapat membelinya, padahal penyakit yang terkait dengan obat tersebut diderita oleh sangat banyak warga masyarakat.

Meski studi sains, teknologi dan masyarakt semakin dipandang penting, sayangnya belum memperoleh tempat selayaknya di negeri ini. Sebagai produsen dan sekaligus konsumen sains dan teknologi, masyarakat seharusnya merasa berkepentingan untuk memahami relasi di antara sains, teknologi, dan masyarakat. Bukan sebagai relasi satu arah, melainkan relasi yang berjejaring di antara ketiganya. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler