x

Iklan

Syarif Yunus

Pemerhati pendidikan dan pekerja sosial yang apa adanya
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Orang Makin Galak di Tahun Pilkada Serentak

Banyak orang makin galak di tahun pilkada serentak. Kalo gak bisa sama, kenapa gak boleh beda?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Orang Makin Galak di Tahun Pilkada Serentak

 

“Sayang, kenapa sih kamu selalu galak sama aku. Aku kan tidak pernah cari masalah sama kamu. Jangan galak-galak ya sayang …” Begitulah dialog sepasang ABG yang lagi pacaran. Suka berantem abis itu baik lagi. Pasang surut alias labil. Kadang galak, kadang gak. Tergantung musim. Namanya juga ABG.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Mungkin tak hanya ABG. Zaman now, kalo dipikir makin banyak saja orang galak. Apalagi di medsos. Banyak status yang galak. Status yang menyalak-nyalak. Mungkin karena ini tahun pilkada serentak. Dan bukan “awas ada anjing galak”. Tapi “awas ada orang galak !”.

 

Banyak orang makik galak.

Galak, itu kata sifat. Kalau kata kamus, galak berarti “buas dan suka melawan, menyerang, menggigit, menanduk atau ganas, garang; atau suka marah, mencaci maki, dan sebagainya. Ciri galak sederhana. Salah satunya,doyan pasang “status galak”. Ngasih makan kagak, ngelahirin kagak. Tapi bawaannya, ngelarang dan gak boleh beda sama dia. Semua orang disuruh ngikutin pikirannya. Kalo gak ngikut, kepalanya ber-asap, tanduknya keluar. Serem banget ya orang galak zaman now …

 

AWAS ADA ORANG GALAK !

Orang galak sekarang itu gak boleh berbeda pendapat, gak boleh berbeda pilihan. Harus sama. Orang galak, mungkin sifat dan perilakunya itu cenderung temperamen, labil. Dan doyan maksain kehendak. Apalagi kehendaknya berseberangan dengan yang lain. Gampang nyolot, gampang nyinyir. Lalu menyalahkan orang lain.

 

Orang galak. Dikit-dikit marah, dikit-dikit menyalak. Anehnya, orang galak itu mudah “menuduh” orang-orang yang dianggap gak sepaham dengan mereka. Menebar kebencian, mengumbar hujatan ke sana ke sini. Gak suka sama pilihan orang lain langsung nyolot. Abis itu khutbah deh ….

 

Suka kasihan aja. Sama orang-orang galak.

Mereka lupa. Udah dirasuki pikiran untuk “menuduh” apa saja buat orang yang berbeda pendapat dengan mereka. Mereka lupa, menurut hukum manusia itu, orang yang dituduh itu adalah ”benar” alias tidak bersalah. Tapi sayang, kata orang galak “orang yang tertuduh itu dianggap bersalah hingga terbukti kebenarannya”. Buat orang galak “kebenaran” itu ada di tangan mereka, bukan di tangan Tuhan. Apalagi di tangan orang lain, pasti gak mungkin.

 

Orang galak suka lupa.

Kalo gak bisa sama, bukan berarti gak boleh beda dong. Justru yang penting, gak usah galak-galak. Gampang kan…

 

Kenapa sih galak?

Bisa jadi. Karena orang galak hanya mau dimengerti menurut versinya sendiri. Hanya peduli urusan sendiri. Tanpa peduli urusan orang lain. Dan anehnya, gak sedikit oramg zaman now kalo melihat atau mendengar sesuatu hanya untuk membela pendapatnya sendiri. Bukan untuk meraih “pencerahan” yang baru, yang mungkin lebih baik dari pendapat sebelumnya.

 

Orang galak, kalo makin banyak makin menyentak. Karena mungkin mereka masih “tertidur” dan belum sepenuhnya “tersadar”. Gak usah baik tapi galak. Gak usah merasa dekat tapi jauh. Gak usah sok hangat padahal dingin. 

 

Orang makin galak. Karena sebentar lagi pilkada serentak. Tapi orang galak bikin hidup sebagian orang jadi enak. Silakan galak asal tetap ingat untuk lunak. Karena kita gak tahu, kapan ajal tiba…? Salam ciamikk

 

Ikuti tulisan menarik Syarif Yunus lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler