Menjadi Mahasiswa memang paling enak, makan di bayarin, tempat tinggal di bayarin, kuliah di bayarin, nonton di bayarin, ya oleh orang tuanya tentunya.
Ini berlaku bagi mahasiswa kos kosan. Kalau pulang kampung obrolannya juga lain, rada ngilmiah lah, politik lah.
Ini juga yang dilakukan oleh si Gugun, Mahasiswa salah satu Perguruan Tinggi di salah satu kota besar saat pulang kampung, Gugun bercerita soal politisasi hukum, kriminalisasi politik yang terjadi saat ini berkaitan dengan maraknya OTT yang dilakukan KPK terhadap beberapa politisi atau Kepala Daerah.
" Saya kadang sebel dengan KPK", katanya.
"Lo kenapa sebel", tanya saya.
Dengan entengnya ia menjawab,
"KPK itu panas, bikin ngga nyaman, dan bisa bisa nguras kantong",
Wah ini mahasiswa setengah waras apa setengah gila, apa hubungannya antara KPK dengan panas, ngga nyaman dan nguras kantong.
Saya kemudian bertanya,
" Apa hubungannya antara KPK dengan yang kamu sebut tadi",
"Ya om, saya panas jika ngga punya uang, kalau ada uang di kantong, bisa habis dikuras KPK", jawabnya mantap.
Waihhhh, semprul tenan ini mahasiswa, bikin tambah ngga mudeng saja.
"ya sudah, coba kongkritnya apa yang kamu maksudkan itu", timpal saya sambil setengah menakuti,
"Kamu jangan sembarangan bicara lo, nanti kamu bisa dilaporkan ke polisi karena telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan dan pasal penghinaan",
Oalaaaah, bukannya takut, malah cengangas cengenges tak karuan, saya sebel melihatnya. Ingin rasanya saya tampar muka mahasiswa ini, tapi untung saya masih ingat pasal penganiayaan.
Tak lama kemudian mahasiswa ini, membuka tas kumelnya .
" Nih om, yang bikin saya panas, bikin saya ngga nyaman dan suka nguras kantong saya", katanya seraya mengeluarkan bungkusan plastik.
Isinya ternyata beberapa buah kaos, tulisannya jelas saya baca KPK.
Tapi setelah saya perhatikan, ternyata kepanjangan dari KPK itu adalah Kelompok Pecinta Kaos.
Uedan Mahasiswa ini, tapi kreatif juga pengusahanya memanfaatkan nama KPK untuk peluang bisnis, yang penting Sejahtera!
Ikuti tulisan menarik Kang Nasir Rosyid lainnya di sini.