x

Iklan

Mohamad Cholid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

#SeninCoaching: SDM Anda Siap Diajak Makmur?

Leadership behavior memiliki impact 50-70% terhadap organizational culture. Budaya korporasi berperan 35% untuk peningkatan prestasi operasional.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Leadership Growth: Intangible Asset to Create Wealth

 

Mohamad Cholid

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Practicing Certified Business and Executive Coach

 

Mempublikasikan 100 organisasi terbaik sebagai tempat kerja dan berkarir sudah dilakukan majalah Fortune, AS, lebih dari 20 tahun silam. Seleksinya antara lain berdasarkan kompensasi, perks (benefit karyawan), diversity (prosentase karyawan dari kelompok minoritas). Salah satu yang bertahan di Fortune list of The Best Companies to Work For selama belasan tahun adalah The Container Store, retailer. Tahun 2017 ada di urutan ke-49.

Apa rahasia keberhasilan The Container Store selama belasan tahun berada di Fortune list of The Best Companies to Work For?

Prinsip dasar #1 (menyangkut karyawannya) adalah “1 Equals 3”  -- artinya, satu orang yang hebat sama dengan tiga orang yang baik in terms of business productivity. Seleksi penerimaan karyawan dilakukan ketat, demi mendapatkan orang-orang hebat yang sanggup mendukung Brand Promise memberikan exceptional customer service.

Perusahaan memberikan gaji 50% sampai 100% lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri plus 263 jam pelatihan dalam tahun pertama – sementara organisasi sejenis memberikan pelatihan rata-rata kurang dari 10 jam per tahun.

Dampaknya? “The result is a business where happy, well-paid, well-trained employees look forward to coming to work alongside other great people to improve customers’ lives by getting them organized; where our vendors’ companies can become all they hope and dream for; and where our communities can flourish. And when all of this happens, shareholders benefit from a healthy bottom line.

Contoh lain perusahaan yang mendapatkan benefit signifikan karena memberikan pelatihan yang terstruktur berkesinambungan kepada karyawannya adalah AmRest Holdings. Mulai bisnis 1993 dengan satu gerai Pizza Hut di Wroclaw, Polandia, sekarang AmRest sudah memiliki 1.460 restoran (ada KFC, Burger King, Starbuck, Tagliatella dll) tersebar di Eropa Timur, Russia, China, sampai AS.

Co-founder dan Chairman AmRest Henry McGovern mengatakan, “Kami lebih mirip perusahaan pelatihan ketimbang bisnis restoran.” Di Russia, pada 2013 AmRest menyelenggarakan pelatihan peningkatan kompetensi sebanyak 20.000 jam untuk mendukung pertumbuhan usaha, dari dua menjadi 80 restoran.

“The only way to grow a company is to grow the people first,” kata Verne Harnish. Pernyataan Verne Harnish berlandaskan best-practices. Organisasi yang dipimpinnya – Gazelles Inc. dan Growth Institute –  selama 20 tahun lebih telah membantu pertumbuhan ribuan perusahaan di pelbagai negara.

Contoh lain komitmen seorang CEO dalam pengembangan SDM demi kemajuan organisasi adalah Jack Welch, yang mengeluarkan US$ 50 juta untuk Crotonville, pusat pengembangan kompetensi tim GE.

Mereka semua menyadari, kekuatan CEO, jajaran eksekutif puncak, dan leaders lainnya di organisasi, tidak akan menghasilkan significant impact jika tim mereka, para SVP, VP, dan manajer di bawah mereka tidak dikembangkan kompetensinya.

Ini kenyataan di banyak organisasi: Para leaders yang hebat, memiliki reputasi terpuji, dan dikenal “bertangan dingin” membangun usaha, saat dipercaya memimpin organisasi baru, jadi galau melihat timnya sering gagap mengikuti irama kerja yang lebih progresif dan nanar melihat target-target organisasi.

Pada kondisi tersebut, saat sang CEO berlibur atau bepergian ke luar negeri agak lama, sering terjadi kisruh di organisasi, sales anjlok, banyak eksekusi tertunda.

Maka, solusi terbaik adalah meningkatkan kompetensi dan efektivitas jajaran eksekutif dan para leaders di bawahnya. Agar mereka juga lebih mampu memimpin support team (anak buah) masing-masing. Mereka disiapkan jadi key drivers untuk meraih sukses organisasi.

Itulah intinya, kenapa investasi untuk pengembangan human capital menjadi sangat penting bagi organisasi yang sungguh-sungguh mau berkembang.

Coba dalami lagi. Berdasarkan survei acceleration of change terungkap, leadership behavior jajaran pemimpin puncak memberikan dampak 50 – 70% terhadap kualitas budaya organisasi. Sedangkan budaya organisasi merupakan faktor tunggal terbesar dalam meningkatkan performance. Kata Jack Welch, mantan CEO General Electric yang legendaris itu, organizational culture is the only lasting competitive advantage company has. 

Budaya korporasi memiliki dampak 35% terhadap bottom line, hasil usaha. Sedangkan faktor penentu kinerja lainnya, yang 65%, adalah gabungan dari upaya-upaya marketing, pricing, business model, back up capital, strong brand and branches, kondisi lingkungan yang menguntungkan, dampak regulasi pemerintah, realitas pasar, dan unsur lain. Ini dapat kita lihat di semua industri, dari consumer goods, retailer, properti, otomotif, sampai financial services.

Mengingat performance usaha 35%-nya dipengaruhi budaya korporasi dan organizational culture 50 – 70%-nya ditentukan perilaku kepemimpinan, upaya-upaya berkesinambungan pengembangan kompetensi para eksekutif dan leaders agar lebih efektif sepantasnya menjadi kebutuhan utama.

Bukankah sering kita lihat para leaders di organisasi-organisasi yang sesungguhnya memiliki potensi meraih sukses lebih baik dari level saat ini, kehilangan efektivitas kepemimpinan mereka?

Jeremy Hope dan Steve Player dalam Beyond Performance Management (Harvard Business School Publishing, 2012), menegaskan tentang peran penting human capital dalam memberikan dampak lebih besar terhadap shareholder value, bahkan dibandingkan dengan upaya memaksimalkan financial asset.

Human capital meliputi semua kapabilitas individual – pengetahuan, skill, dan pengalaman karyawan. Perusahaan-perusahaan seperti Whole Foods, Handelsbanken, Southwest Airlines, dan W.L. Gore membuktikan hubungan kuat antara kapabilitas orang-orangnya (yang bekerja dalam self-managed teams), turnover staff rendah, tingkat kesetiaan pelanggan yang tinggi, dan sustained competitive success.

Mereka merekrut dan mengembangkan orang-orang yang dapat bekerja dalam lingkungan dengan tuntutan tinggi. “This is their real competitive advantage,” kata Jeremy Hope dan Steve Player. Intangible asset (di dalamnya termasuk human capital, yaitu capable & committed people dan self managed team) kenyataannya dapat jadi faktor kunci dalam wealth creation.    

Semua cerita, fakta, dan data di atas tentunya meneguhkan kebutuhan organisasi untuk investasi pengembangan SDM atau human capital.

Kalau organisasi Anda dikembangkan untuk menghadapi globalisasi, berperan di pasar internasional, pelanggan atau calon pelanggan Anda bagian dari organisasi-organisasi multinasional, tentunya Anda akan lebih akuntabel jika melibatkan institusi pelatihan kepemimpinan berskala internasional pula.

Lebih fit lagi jika institusi pengembangan kepemimpinan tersebut menggunakan metode yang memang dirancang untuk para leaders yang siap beroperasi dalam lingkungan global.

Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching sampai hari ini merupakan satu-satunya institusi yang mengembangkan metote pelatihan kepemimpinan berdasarkan riset mendalam melibatkan para CEO Fortune 100 companies, 18 global thought leaders – di antaranya Dr. Henry Kissinger, Frances Hesselbein (Peter Drucker Foundation), Warren Bennis – dan 300 eksekutif di 120 organisasi multinasional di enam benua.

Metodenya sudah melalui proses validasi dan hasilnya terukur, proven membantu ribuan organisasi di dunia. Dari multinasional untuk semua yang mau go global, di level mana pun organisasi Anda.

Lantas, apa peran penting coaching untuk pengembangan human capital?

Survei yang dilakukan Center for Creative Leadership beberapa tahun silam menemukan kecenderungan umum organisasi-organisasi dalam mengembangkan SDM, dirumuskan dalam model 10% -- 20% -- 70%.

Kebanyakan organisasi mengerahkan investasi pengembangan SDM di wilayah yang 10%, yaitu knowledge, pengembangan intelektualitas, tentang what should I know, how to do the job, what should do, what should not do, melalui workshop, seminar, atau pengkayaan pengetahuan lainnya.

Selain mengeluarkan ongkos untuk peningkatan pengetahuan, kebanyakan organisasi menggunakan anggaran secara intensif untuk yang 70%, yaitu on the job learning atau doing part of the learning, melaksanakan hasil workshop dan seminar, termasuk menghadapi konsekuensi jika ternyata pengetahuan yang didapat tidak sesuai dengan kenyataan. Banyak anggaran terpakai secara tidak efektif di wilayah ini.

Program Coaching mengisi yang 20%, berperan menjembatani knowledge dengan realitas tantangan organisasi, is about what really work for me and my organization, mana yang memberikan benefit paling positif dan signifikan dari pilihan-pilihan tindakan yang kita eksekusi. Ini dilaksanakan sangat customized, sesuai tantangan masing-masing organisasi.

Kegiatan di bidang yang 20% ini, coaching, sejak memasuki Abad 21 makin diandalkan banyak pihak untuk pengembangan SDM mereka..

Organisasi-organisasi hebat di dunia seperti GE, Microsoft, Apple, Hyatt, Ford, 3M, Bayer, LG, etc. menyediakan anggaran khusus untuk leadership coaching meningkatkan efektivitas para eksekutifnya. Mereka sebagian kecil contoh organisasi yang sudah dibantu Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching. 

Hari ini, sudah sejauh mana upaya Anda mengembangkan human capital di organisasi untuk meningkatkan kemakmuran (creating wealth) bersama?

 

Mohamad Cholid  adalah Head Coach di Next Stage Coaching.

n  Certified Executive Coach at Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching

n  Certified Marshall Goldsmith Global Leadership Assessment

Alumnus The International Academy for Leadership, Jerman

(http://id.linkedin.com/in/mohamad-cholid-694b1528)

(www.nextstageconsulting.co.id)

 

   

Ikuti tulisan menarik Mohamad Cholid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu