x

Iklan

Ikhwanul Halim

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kamus Mantra Rahasia Sang Penyair

Saya akan membagi beberapa kata rahasia kepada Anda. Mohon dirahasiakan, atau kata-kata tersebut kan hilang kesaktiannya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pernah sekali, Sang Penyair sebelum kematiannya, mengungkapkan bahwa pada malam Jumat, tanggal 25 Februari 2010 dia dirasuki roh. 

Kemasukan roh mengungkapkan banyak hal kepadanya, salah satunya adalah makna kata-kata ajaib. Semacam bahasa mantra—yang menurut saya adalah kosakata ‘ilmu rahasia’.

Sang Penyair menemukan bahwa yang tersembunyi dalam kata-kata tertentu maknanya yang lebih gelap dan lebih masuk akal jika dikomplasi dari bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Kata-kata tertentu, yang menurutnya, akan mengungkapkan makna sebenarnya saat diucapkan dengan lidah Nusantara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perlu Anda ketahui, bahasa Nusantara adalah cahaya yang menyinari bahasa Inggris, yang selama berabad-abad, telah menata dirinya sebagai bahasa kebenaran dan pencerahan.

Karena hanya saya yang diberitahu tentang hal tersebut, maka tadi malam, saya diam-diam menerobos rumah mendiang dan mengobrak-abrik barang-barangnya, dan akhir saya menemukan kamus mantra yang masih berupa coretan tangan Sang Penyair di bawah kasurnya yang bau pesing.

Saya akan membagi beberapa kata rahasia kepada Anda. Mohon dirahasiakan, atau kata-kata tersebut kan hilang kesaktiannya.

1. Hoax

Lidah Nusantara akan mengucapkannya dalam dua cara: ‘ho-aks’ atau ‘hoks’.

Dalam bahasa Inggris, maknanya adalah ‘berita bohong’. Menurut Kamus Mantra Sang Penyair, jika diucapkan dengan dialek Nusantara artinya lebih luas lagi: Bohong jika tidak disukai oleh pihak yang saling berseberangan. Siapa yang benar jika sebuah berita dianggap ho-aks? Catatan di pinggir halaman memudar oleh noda, terkena cairan. Saya tidak sudi mencium atau menjilatnya. Untuk amannya, anggap saja basah karena air kencing Sang Penyair.

2. Infrastructure

Kamus Sang Penyair mencatatnya sebagai ‘im-pe-ra-se-truk-tur’. Entah memang harus diucapkan seperti itu atau karena pengaruh dialek daerah tertentu, namun artinya dalam bahasa mantra Nusantara adalah ‘jika dipaksakan maka akan menjadi kata yang mengundang utang, bahkan kecelakaan’.

3. Persecution

Dalam kamus mantra tertulis per-se-ku-si: mantra yang memerlukan segel materai 6000 (enam ribu) atau jeruji bui.

4. Toll

Dalam bahasa Inggris, artinya adalah: 1. berbayar, 2. korban. Misalnya: ‘death toll’ artinya korban jiwa.

Namun, jika diucapkan dan digandeng dengan kata-kata asli bahasa Nusantara, makna rahasianya akan terungkap. Misalnya, ‘tol laut’ untuk menciptakan kapal. Kata ‘tol’ juga jika digabung dengan imperasetruktur maka keduanya menjadi mantra yang sakti untuk memanggil dewa utang dan dewi kematian.

***

Masih banyak mantra-mantra lain seperti online-shop, meme, tax amnesty, drone. Namun, menurut Kamus Sang Penyair, kekuatan kata-kata tersebut tak seberapa. Ibarat ayam goreng waralaba, level pedasnya hanya 2 atau kurang.

Tanpa pikir panjang saya putuskan untuk membakar kamus terkutuk tersebut. Setelah menjadi debu, saya bakar lagi. Dua kali.

 

Bandung, 24 Februari 2018

Ikuti tulisan menarik Ikhwanul Halim lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler