x

Iklan

wiji al jawi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Damage Control Pasca Mubahalah

Politik adalah seni mencari simpati. Sementara aksi saling lapor dan mubahalah ini cenderung membuat orang antipati.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Kader PKS, Pipin Sopian, menantang Fahri Hamzah melakukan mubahalah. Tantangannya dibalas anak buah Fahri yang kabarnya akan memberikan konferensi pers, besok. Di sisi lain, pelaporan Fahri terhadap MSI pun dibalas dengan pelaporan oleh DPW PKS NTB.

Politik adalah seni mencari simpati. Sementara aksi saling lapor dan mubahalah ini cenderung membuat orang antipati. Lalu bagaimana melakukan damage control pasca aksi saling balas ini?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saya sudah menulis skenario bagaimana mengambil simpati dari pelaporan Fahri terhadap MSI.

https://indonesiana.tempo.co/read/123464/2018/03/10/wiji.hartono/skenario-jika-sohibul-iman-dipenjara

Sedangkan untuk skenario pasca mubahalah, apa yang sudah terjadi biarkanlah terjadi. Tak perlu kader PKS meributkan mubahalah tersebut. Sebaiknya kader PKS kembali fokus untuk meraih simpati publik menjelang pemilu 2019.

Sebelumnya, Sohibul Iman di akun twitternya sudah cukup baik mengangkat isu bahwa ada yang memintanya untuk membujuk Prabowo agar tidak ikut pilpres 2019. Sehingga publik melihat bahwa konflik Fahri versus PKS seolah-olah bagian dari grand design untuk memuluskan calon presiden tunggal.

Narasi tersebut bisa dipertajam, tapi tidak hanya di ranah medsos, melainkan saat menggalang silaturahim dengan simpul-simpul kelompok Islam. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemenangan Anies - Sandi adalah karena sentimen agama, dan simpul-simpul kelompok Islam memiliki peran penting dalam hal ini.

Saat ini, PKS terlihat fokus menggarap milenial melalui organ PKSMuda, termasuk caleg artis seperti Adly Fairuz. PKS pun tetap konsisten memposisikan diri sebagai oposisi, sebagaimana yang ditampilkan melalui figur Mardani Ali Sera. Di PKSMuda, figur ini diwakili caleg Ahmad Fathul Bari.

Namun PKS masih terlihat kurang dalam menggarap simpul-simpul kelompok Islam. Sehingga mereka kemudian malah digarap parpol lain. Seperti HTI yang kemudian mendukung PBB, atau sebagian tokoh gerakan 212 yang kabarnya akan merapat ke Gerindra.

Belum terlambat jika PKS mulai mendekati kelompok-kelompok Islam seperti FPI, Rabithah Alawiyah, GNPF Ulama, dan bahkan Salafi. Sebagian ustadz Salafi sudah membolehkan untuk ikut memberikan suara dalam pemilu, demi mengambil mudharat yang lebih ringan.

Pendekatan ke kelompok-kelompok tersebut memang dikhawatirkan akan membuat publik melihat PKS bergeser terlalu ke kanan. Namun PKS bisa meminimalisasi hal tersebut jika pendekatannya dilakukan secara fardiyah, misalnya oleh KMS PKS. Sementara struktur PKS tetap menonjolkan narasi politik kanan tengah.

 

 

Ikuti tulisan menarik wiji al jawi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB