x

Iklan

Tiur Melanda

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Generation Gap sebagai Ancaman Keluarga

Saat anak masih kecil, orangtua tampaknya menjadi seorang hero bagi mereka, namun saat mereka beranjak dewasa, keadaan mulai berubah

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Semasa anak masih kecil, tampaknya orangtua sering menjadi seorang hero, namun sayangnya saat mereka beranjak dewasa, situasi dan keadaan mulai berubah, pun hero tersebut menjadi sosok yang mulai diabaikan dan dianggap mengganggu. From Hero to Zero. Apa yang terjadi?

Talkshow yang diadakan Himpunan Mahasiswa Psikologi UPH membahas hal topik tersebut. Talkshow ini merupakan bagian dari acara tahunan mereka  ‘Psychology Village’ ke-9, pada tanggal 15 Maret 2018 berlokasi di MYC MPR. Bertajuk ‘Generation Gap: Family in Threat’, talkshow ini dibawakan oleh Dra. Charlotte K. Priatna M.Pd M.Min.,.

Merupakan seorang praktisi pendidikan dan pendiri Sekolah Athalia yang berpengalaman dalam bidang pendidikan anak dan parenting. Beliau membahas tiga bagian penting, dimulai dari  karakteristik berbagai generasi, apa yang menyebabkan gap pada generasi, dan bagaimana cara mengatasinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Charlotte telah 30 tahun berkecimpung di dunia pendidikan serta selama 20 tahun terakhir terlibat dalam kelas parenting. Diawali dengan pembahasannya tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan anak dari generasi ke generasi yang ditandai dengan munculnya teknologi-teknologi serta kecepatan perpindahan informasi dan komunikasi melalui kecanggihan internet. Lebih lanjut ia menjelaskan gap yang terjadi di antara orangtua dan anak, yang tentunya berbeda generasi, terkadang sangat jauh.

“Generasi sekarang cukup singkat perubahannya, terutama disebabkan teknologi yang berkembang pesat. Dengan adanya sosmed atau teknologi , interpersonal menjadi tidak terasah yang berimbas pada intrapersonal. Contohnya saat ini main tidak perlu bertemu dengan orang secara langsung. Hal ini dapat menjadi ancaman yang terbesar dalam relasi keluarga. Bagaimana memenangkan hati anak menjadi hal yang jauh lebih penting dibanding sekedar menyenangkan hati anak. Yang waras mesti orangtuanya dulu. Anak adalah generasi yang sudah lahir di keadaan seperti ini, jangan malah menarik mundur anak ke era jaman dulu. Bagaimana caranya? Orangtua yang harus masuk dengan main bersama anak. Maen game, tujuannya adalah memenangkan hati anak dan membangun relasi,” tegas Charlotte.

Dapat disimpulkan bahwa anak dan orangtua harus sama-sama saling menghargai perbedaan yang ada. Perbedaan pandangan antara orangtua dan anak dari generation gap bukan hal yang buruk , namun bagaimana menjembatani hal tersebut. Orangtua dan anak harus sama-sama memenangkan hati dengan komunikasi dan interaksi. Sama-sama belajar, orangtua belajar mengenai passion dan courage, sedangkan anak belajar mengenai wisdom dan juga experience.

Seminar ini dihadiri sebanyak 77 peserta. Selain mahasiswa, ada juga orangtua mahasiswa yang hadir.

Ikuti tulisan menarik Tiur Melanda lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler