x

Iklan

Mohamad Cholid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

#SeninCoaching: Pemimpin itu Lautan, Tanpa Sekat

Apa indikasi perilaku kepemimpinan yang tidak efektif?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Leadership Growth: BE the Ocean, Free from Limiting Belief.

Mohamad Cholid

Practicing Certified Business and Executive Coach.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

 You are not a drop in the ocean. You are the entire ocean in a drop.”-- Rumi

 

BBC menyebutkan, Jalaluddin Rumi merupakan penyair yang bukunya paling laris di Amerika Serikat. Buku puisi umumnya jarang laku, bahkan di AS sekalipun, kumpulan puisi yang bisa laku ratusan ribu jilid sudah dianggap spektakuler. Jalal ad-Din Muhammad Rumi, penyair dan Sufi master Persia kelahiran 1207, “have sold millions of copies in recent years, making him the most popular poet in the US,” kata Jane Ciabattari di BBC (Between the Lines/Books/Poetry), tiga tahun silam.

Sejumlah artis pop AS, termasuk Madonna, gemar menyitir Rumi. Belakangan karya-karya Rumi sudah diterjemahkan ke lebih dari 20 bahasa di dunia.

Oleh kalangan terpelajar di negara-negara Barat, Rumi dinilai telah berhasil menjembatani jurang budaya, jarak geografis, dan waktu dalam hubungan antar manusia. Mengantarkan pengalaman mistis yang pelik keluar dari dunia pertapaan (ascetism), membantu upaya-upaya kita memahami pusaran hidup sehari-hari melalui mata batin dan kejernihan kasih.

“Rumi's poems articulate what it feels like to be alive,” kata Lee Briccetti, Direktur Eksekutif Poets House, co-sponsor of a national library series di AS. Gaung dan keindahan Rumi oleh Lee Briccetti patut disandingkan karya-karya Shakespeare.

Delapan ratus tahun lebih Rumi tetap relevan. Belakangan ini, ketika ada kebutuhan global untuk mendobrak batas-batas yang dibuat organisasi keagamaan dan mengatasi kekerasan sektarian, pengaruh Rumi semerbak lagi. Menurut riwayat, pemakaman Rumi dulu, tahun 1273, dihadiri kalangan Muslim, Nasrani dan Yahudi.

Coleman Bark barangkali termasuk orang yang sangat berjasa dalam mengantarkan pengaruh Rumi di kalangan intelektual Barat. Selama 30 tahun lebih dia telah menerjemahkan 22 volume karya Rumi, termasuk The Essential Rumi, A Year with Rumi, dan Rumi: Th Big Red Book. Plus catatan spiritual ayah Rumi, The Drowned Book. Semua diterbitkan oleh HarperOne.

Kata Bark, daya tarik Rumi di masa sekarang bagi pelbagai kalangan yang berbeda adalah kemampuannya menginspirasi mereka untuk mendalami keyakinan masing-masing.  

Bagi Rumi, masing-masing kita adalah “samudera, bukan setitik air di lautan”. Tafsir atas pernyataan tersebut bisa begini: Manusia selayaknya menjadi pribadi-pribadi berjiwa seluas samudera, merdeka, tidak perlu membatasi diri dengan sekat-sekat ego jabatan, status sosial, pangkat, divisi, jenis usaha, etc. Lautan tidak berpagar. Kita semua adalah bagian dari kehendak the Infinite, Yang Maha Welas Asih.                                                                                .  

Merdeka dari batasan-batasan yang dikarang sendiri, self-limiting belief, membebaskan diri dari perilaku judgmental, stereotyping, dan melepaskan diri dari jebakan sukses masa lalu, merupakan tantangan terbesar kita. Banyak di antara kita yang merasa betah pada kungkungan posisinya sekarang. Hidup dalam cangkang pikirannya sendiri, termasuk ilusi-ilusinya, plus kemungkinan kemunafikannya.

Padahal sukses bukan teritorial. Sukses adalah proses – a journey.

Di lingkungan organisasi bisnis dan non-bisnis, banyak eksekutif dan leader yang masih beranggapan bahwa sukses adalah sebuah teritori, wilayah yang mereka taklukkan. Mereka bercokol di situ dengan segala atribut kepangkatan. Mereka membangun batasan-batasan semu, mereduksi harkat kemanusiaan masing-masing menjadi seharga jabatan dan fasilitas yang melengkapinya -- tanpa kekuatan batin untuk menjadi panutan.

Perilaku seperti itu dapat membahayakan diri, orang-orang yang dipimpin, dan organisasi. Pemimpin dengan perilaku seperti itu umumnya tidak efektif, manja.

Apa indikasi perilaku kepemimpinan yang tidak efektif? Setelah sukses meraih posisi sekarang, mereka umumnya masih ngotot menggunakan cara-cara yang membuatnya berhasil meraih prestasi tersebut, mengesampingkan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan tim, serta enggan keluar dari zona nyaman.

Ada juga yang masih menerjemahkan komunikasi sebagai “sudah sering bicara dengan tim”, tapi belum banyak mendengarkan pendapat mereka.

Ciri-ciri lainnya? Sengaja atau tidak, karena terlalu membanggakan pangkat dan tanggung jawabnya sekarang, perilakunya cenderung menimbulkan ekses negatif, dapat menghambat hak orang lain. Apakah itu menyangkut hak finansial, hak promosi, atau hak tim untuk tahu fakta tantangan dan kebutuhan organisasi.

Contoh withholding information semacam itu antara lain, saat mendelegasikan suatu tugas ke bawahan khilaf menginvestasikan waktu menjelaskan cara-cara terbaik untuk melaksanakannya dan hasil yang diharapkan.

Dalam praktik pengembangan kepemimpinan berbasis Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching, terbukti banyak orang sukses because of …. (kerja keras, menguasai bidang tanggungjawabnya, fokus pada big goal, teliti, pintar, etc), despite of …  (sulit mendengarkan pendapat bawahan, moody, menunda pelaksanaan atau action atas pilihan langkah yang sudah dieksekusi, belum mampu mengembangkan tim – itu di antaranya).  

Untuk mengatasi kecenderungan tersebut berkepanjangan dan berupaya menjadikan diri lebih efektif, saran terbaik dari para praktisi leadership dan pengembangan organisasi adalah mengajak mereka melihat fakta-fakta diri berdasarkan persepsi stakeholders, memahami realitas ekosistem sekarang, dan menyadari konteks strategis keberadaan diri.     

Lazimnya dimulai dengan bercermin 360 derajat, berani bertanya kepada para stakeholders bagaimana persepsi mereka tentang diri kita. Ingat kan, bahwa persepsi adalah realitas? Maka apa pun kata stakeholders, dengarkan, ucapkan terima kasih. Tahap berikutnya adalah berpikir mengolah masukan tersebut, memberikan respon dengan mengubah perilaku jadi lebih efektif, dan follow up meminta feedback dan feedforward best action untuk lanjutannya.

Dengan menempuh tujuh tahap peningkatkan efektivitas tersebut, seorang leader  membuktikan memiliki courage memasuki wilayah penjelajahan batin baru dan menjemput peluang menjadi eksekutif yang lebih hebat. Mampu berhenti memelihara mental "sekedar jadi titik air dalam ekosistem” dan siap menjadi, seperti kata Rumi, “…the entire ocean in a drop.”  

Hukum alam berlaku, untuk menjadi pemimpin yang berani menembus segala rintangan dan siap menghadapi pelbagai kemungkinan dalam ekosistem sekarang, memerlukan proses penempaan diri berkesinambungan dan sistematis. Metode Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching telah terbukti membantu ribuan eksekutif sukses, di level mana pun, menjadi lebih baik.

 

Mohamad Cholid  adalah Head Coach di Next Stage Coaching.

n  Certified Executive Coach at Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching

n  Certified Marshall Goldsmith Global Leader of the Future Assessment

Alumnus The International Academy for Leadership, Jerman

(http://id.linkedin.com/in/mohamad-cholid-694b1528)

(www.nextstageconsulting.co.id)   

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Mohamad Cholid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler