x

Iklan

Iwan Singadinata

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Dinkes Kab. Garut sosialisasikan penyakit thalasemia

Setelah Diketahui Lebih dari 270 Penderita Penyakit Thalasemia Mayor sudah tercatat di Kabupaten Garut.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Diketahui Lebih dari 270 Penderita Penyakit Thalasemia Mayor sudah tercatat di Kabupaten Garut.

Dinas Kesehatan Kabupaten Garut bekerja sama dengan Direktorat Pencegahan dan pengendalian Penyakit tidak Menular Kemenkes RI, selama dua hari (28-29/3/2018), telah mengundang 120 siswa dari tiga sekolah menengah atas (SMAN 1, SMAN 6 dan SMKN 3). Kegiatan dilaksanakan dan dipusatkan di Aula SMAN 6 Garut, dalam rangka menyosialisasikan dan upaya deteksi dini, penyakit thalasemia.

Menyadari akan hal itu, dan dimungkinkan masih ada sebagian besar masyarakat di Indonesia,  termasuk di kabupaten Garut, banyak yang belum mengenal tentang penyakit thalasemia Mayor. Padahal penyakit thalasemia memiliki prevalensi yang cukup tinggi. Bahkan Indonesia termasuk ke dalam sabuk talasemia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Agar masyarakat mengetahui lebih jelas, khususnya para siswa, maka dihadirkan para Narasumber, yakni :  dr. Susi Susianah, dr., Sp.A (K)., Hematologi, Oncology, RSHS-Bandung dan Kepala Subdit Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak menular Kemenkes RI Jakarta, dr. Niken Wastu Palupi, MKM,  MKM. Hadir pula Ka. Bidang Pencegahan dan pengendalian Penyakit Dinkes Kab. Garut, Sesnowati, SKM (Dinkes Prov Jabar),

Yang dimaksud dengan sabuk thalasemia adalah bahwa penderita penyakit ini dapat di temui di seluruh dunia. Sedangkan untuk Negara-negara berkembang yang termasuk thalasemia belt, adalah negara yang mempunyai angka kasus thalasemia yang cukup tinggi, seperti Negara dikawasan Asia tenggara, termasuk Indonesia, timur tengah, dan Afrika sub Sahara.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr. Hj. Jana M. Yajariawati mengungkapan, bahwa penyakit thalasemia hingga saat ini belum dapat disembuhkan dan memiliki komplikasi yang banyak. Pasien penderita penyakit Thalasemia mayor membutuhkan transfusi darah seumur hidupnya, agar dapat beraktivitas secara normal.

Di Kabupaten Garut sudah tercatat lebih dari 270 penderita penyakit thalasemia mayor.

Menurut Jana, cara untuk mencegah thalasemia adalah dengan melakukan skrining melalui pemeriksaan darah. Sebaiknya skrining dilakukan sejak usia remaja, seperti yang  sedang dilakukan sekarang, kata dr. Jana, di sela-sela acara menambahkan, karena dengan cara ini, akan meningkatkan kualitas hidup penderita thalassemia.

Menurut dr. Susi Susianah , thalasemia merupakan penyakit kelainan darah merah yang bersifat keturunan dan bukan penyakit menular. Penyakit ini disebabkan karena eritrosit (sel darah merah) mudah pecah dan menyebabkan anemia.

Bagaimana cara mengetahui bahwa seseorang menderita penyakit thalasemia? dr. Susi memberikan penjelasannya, diantaranya, memiliki riwayat keluarga dengan thalasemia atau sering tambah darah, tau gejala bervariasi yang paling sering pucat dan lemas akibat anemia.

Sementara itu, Kepala Subdit Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak menular Kemenkes RI Jakarta, dr. Niken Wastu Palupi, MKM, menyebutkan, terdapat 3 jenis thalassemia, yaitu Thalasemia Mayor, dimana pasien ini membutuhkan transfusi darah terus menerus seumur hidupnya, setiap 2-4 Minggu sekali. Sedangkan Thalasemia Minor, hidup seperti orang normal,  tidak mengalami perubahan fisik. “Namun, individu ini memiliki risiko mempunyai anak thalasemia mayor bila menikah dengan sesama thalasemia minor. Oleh karena itu perlu dilakukan skrining deteksi dini agar seseorang dg thalasemia minor dapat diketahui. Disarankan untuk tidak menikah dengan sesama penderita thalasemia minor”, ujarnya.

Jenis yang ketiga, tambah Niken, adalah Thalasemia Intermedia, dimana ia memiliki kadar Hb. yang rendah (berkisar 8-10 gr/dl), sehingga memerlukan transfusi darah, meski tidak rutin.

Kabupaten Garut.(30/3/2018)

Iwan Singadinata

Ikuti tulisan menarik Iwan Singadinata lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler