x

Iklan

Kang Nasir Rosyid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bermain-main Dengan Azan, Ini Akibatnya!

Tentang rekasi masyarakat atas pelecehan terhadap Azan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“ Jangan main main dengan azan”. Begitu nasihat guru ngaji saya waktu  masih kecil.

Belakangan saya mengerti akan arti nasihat itu, sebab ternyata yang namanya azan, bukan hanya sekedar mengeluarkan suara, tetapi didalamnya ada nilai nilai tentang pokok pokok keimanan dan seruan mengagungkan sang pencipta alam.

Diawali dengan kalimat takbir Allahu Akbar, ada tersirat bahwa manusia tidak ada apa apanya, Allahlah yang Maha Besar, tidak ada pembanding untuk itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Azan juga mengandung pengakuan  tentang keimanan sekaligus sumpah dari seorang hamba bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Didalam azan itu pula ada seruan kepada hamba yang mengakui Allah sebagai Tuhan untuk menegakkan kemenangan dan menegakkan sholat. Setelah  mengakui tentang keimanan itu, diahir azan itu diyakinkan kembali dengan seruan bahwa Allah Maha Besar, Tidak ada Tuhan selain Allah.

Jadi intinya, Azan merupakan sebuah seruan yang sakral kepada hamba Allah untuk menjaga keteguhan iman islam, tidak bisa disamakan dengan kidung apapun, apalagi kidungnya Sukmawati yang katanya lebih elok dari alunan azan.

Maka dari jangan main main dengan azan, jika ada orang yang berani main main dengan azan, maka akan menanggung akibatnya.

Dulu, ketika Indonesia masih dalam cengkraman Belanda, seorang pejabat Belanda bernama Gubbels yang menjabat sebagai assisten Residen di Cilegon, telah melarang penduduk untuk mengalunkan azan dari atas menara yang terbuat dari bambu setinggi 10 meter serta melarang penduduk untuk mengadakan zikir.

Larangan Gibbels yang disampaikan oleh Patih Raden Penna telah membuat penduduk marah, apalagi setelah Raden Pena mengeluarkan kata kata yang menyinggung perasaan umat Islam dengan mengatakan bahwa Ibadah sembahyang itu tidak perlu dengan suara yang keras karena disamping mengganggu tetangga, tetapi juga karena Tuhan itu tidak tuli.

Peristiwa ini merupakan salah satu alasan pemicu mengapa orang Cilegon kemudian memberontak pada tahun 1888 sebagaimana dikisahkan Sartono Kartodirdjo dalam bukunya Pemberontakan Petani Banten 1888 yang merupakan disertasi untuk meraih gelar doktor di Universitas Amesterdam Belanda.

Pemberontakan yang dimotori para kyai seperti Ki Wasid, Ki Marjuki, H.Tubagus Ismail, Ki Arsad Thowil dan lainnya, telah mengagetkan Belanda di Banten dan Batavia karena telah membunuh 17 orang pejabat Cilegon termasuk KeluargaAsisten Residen Gubbels.

130 tahun kemudian, setelah Indonesia merdeka, dikala Indonesia dipimpin oleh yang terhormat Bapak Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia,  terjadi lagi huru hara akibat sebuah puisi. Alkisah Sukmawati Sukarnoputri, putri Presiden pertama Republik Indonesia Bung Karno yang dulu memproklamirkan Kemerdekaan Republik Indonesia, membacakan sebuah puisi yang isinya membandingkan  suara kidung ibu Indonesia dengan azan. Dikatakan bahwa suara kidung ibu Indonesia sangatlah elok,lebih merdu dari suara azan.

Reaksipun bermunculan, masyarakat terpicu kemarahannya.  Sukmawati ahirnya dilaporkan ke pihak kepolisian dengan dugaan Penistaan terhadap Agama. Meskipun Sukmawati  kemudian minta maaf kepada yang merasa tersinggung, mencium tangan KH, Ma’ruf Amin saat tergopoh gopoh berkunjung ke MUI, namun proses hukum tetap dituntut oleh gerakan ummat Islam.

Inilah bukti bahwa siapapun yang bermain main dengan azan, akan merasakan akibatnya, menerima cacian dan kemarahan ummat yang ujungnya bisa sangat tidak mengenakkan dalam sejarah perjalanan hidup.

Ikuti tulisan menarik Kang Nasir Rosyid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu