x

Ketua MPR RI Penggagas Kami Indonesia sebagai wujud Persatuan Indonesia

Iklan

Putra Batubara

staf pengajar di Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Seneng Nulis
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Zulkifli Hasan, Kami Indonesia, dan Pentingnya Persatuan

Bahkan berkat Mosi Integral Natsir pada 3 April 1950, Indonesia kembali menjadi negara kesatuan setelah sempat tercabik-cabik dengan bentuk negara federal

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia merupakan negara besar dan majemuk. Bahkan tidak ada negara di dunia ini yang paling plural dibanding Indonesia. Di negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dengan jumlah penduduk 261 juta ini terdapat berbagai agama dan suku yang tersebar di 2.342 pulau dari 17.504 keseluruhan pulau yang ada di Indonesia.

Enam agama, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu. Belakangan, penganut aliran kepercayaan juga diakui secara resmi. Sementara suku berjumlah 714. Setiap suku memiliki adat, tradisi, budaya dan bahasa yang berbeda.

Persatuan dan kebersamaan ini harus terus dipupuk dan dibangun agar keberagaman tersebut menjadi berkah, bukan menjadi sebab datangnya bencana dan perpecahan seperti banyak dialami banyak negara. Apalagi belakangan ini kerap terjadi insiden yang berpotensi mengancam keberagaman, bahkan keutuhan NKRI. Seperti penyerangan terhadap tokoh agama, penghinaan terhadap simbol agama dan budaya serta lain sebagainya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena itu, saya menilai Gerakan Kami Indonesia yang diinisiasi oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan sangat strategis. Roadshow ke berbagai daerah dengan menggandeng para tokoh dan anak muda, Zulkifli bahkan mengajak mereka dan semua anak bangsa untuk melakukan pengucapan ikrar deklarasi 'Kami Indonesia'.

Dia menyebut gerakan Kami Indonesia sebagai inisiatif untuk merekat keberagaman, di tengah banyaknya pihak yang ingin mengoyak Merah Putih. "Apapun suku, agama, etnis dan latar belakangmu Merah Putih kita sama. Inilah inti gerakan Kami Indonesia untuk menjahit kembali merah putih," katanya dalam sebuah kesempatan.

Inisiatif tokoh yang mendapat gelar muwwahid (pemersatu) keumatan dan keindonesiaan dari Ikatan Keluarga Alumni Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (IKA-BKPRMI) ini harus disambut baik. Bahkan semestinya didukung semua pihak dan bersama-sama bergabung dalam gerakan Kami Indonesia.

Karena tak ada yang mengingkari pentingnya persatuan ini. Karena persatuan akan melahirkan kekuatan dan kesempatan untuk maju bersama-sama. Sementara perpecahan pasti merugikan semua pihak. Bahkan bisa mengancam keutuhan negara yang telah susah payah dibangun oleh para founding fathers.

Saat menyampaikan pidato pada 1 Juni 1945 dalam Sidang BPUPKI, Bung Karno menegaskan bahwa kesatuan rakyat Indonesia bukan hanya karena adanya kehendak akan bersatu seperti disebutkan Ernest Renan atau karena persatuan nasib menurut Otto Bauer, tapi juga persatuan antara orang dan tempat

"Kemarin, kalau tidak salah, saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo, atau Moenandar, mengatakan tentang 'Persatuan antara orang dan tempat'. Persatuan antara orang dan tempat, tuan-tuan sekalian, persatuan antara manusia dan tempatnya! Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan! Tidak dapat dipisahkan rakyat dari bumi yang ada di bawah kakinya," tegas Bung Karno.

Bung Karno menjelaskan tempat itu adalah tanah air. Tanah air itu adalah satu kesatuan. Allah SWT, katanya menambahkan, membuat peta dunia, menyusun peta dunia. Kalau kita melihat peta dunia, kita dapat menunjukkan dimana kesatuan-kesatuan disitu. Bahkan seorang anak kecilpun, tegas Bung Karno, jikalau ia melihat peta dunia, ia dapat menunjukkan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan.

Selain Bung Karno tokoh-tokoh bangsa lainnya tak bosan-bosannya untuk menyerukan persatuan. Mohammad Natsir misalnya. Bahkan berkat Mosi Integral Natsir pada 3 April 1950, Indonesia kembali menjadi negara kesatuan setelah sempat tercabik-cabik dengan bentuk negara federal. Keberadaan negara federal ini sebelumnya merupakan hasil perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) dengan pihak Belanda.

Karena itulah, Persatuan Indonesia menjadi salah satu sila dalam Pancasila yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Dalam buku Materi Sosialisai Empat Pilar MPR RI disebutkan bahwa persatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh tidak perpecah-pecah. Persatuan juga menyiratkan arti adanya keragaman dalam pengertian bersatunya bermacam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan.

Dijelaskan pula bahwa Persatuan Indonesia dalam Sila Ketiga ini, mencakup persatuan dalam arti ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan. Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Yang bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah Indonesia yang merdeka dan berdaulat.

Mengingat pentingnya persatuan tersebut, A.F.K. Organski dalam buku Tahap-Tahap Pembangunan Politik menempatkan unifikasi atau integrasi sebagai tahap pertama dalam pembangunan bangsa. Keberhasilan dalam tahap pertama prasyarat untuk menuju tahap-tahap berikutnya, industrialisai, kesejahteraan, dan keberlimpahan.

Organski menjelaskan problem persatuan sangat menentukan di negara-negara yang berkembang saat ini. Bahkan dalam kenyataannya, problem persatuan lebih kritis jika dibandingkan dengan probel ekonomi yang menarik demikian banyak perhatian. "Landasan persatuan nasional diperlukan sebelum modernisasi ekonomi dapat berlangsung lebih jauh," tulisnya.

Ikuti tulisan menarik Putra Batubara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

6 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB