Aktivis Hak Asasi Manusia , Eva Susanti Hanafi Bande, secara lugas mengatakan konflik agraria tidak hanya terjadi di Luwuk Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Namun sudah mengepung Indonesia.

Eva yang dikenal sebagai pejuang hak agraria itu secara gamblang mengungkapkan hampir setiap daerah di Indonesia dipastikan mengalami konflik tersebut.

“Baik yang telah meledak menjadi bentrokan yang mengakibatkan rakyat tersingkir dari tanahnya, maupun menunggu waktu,” ungkap Eva, 11 April 2018.

Menurutnya masih banyak fakta penanganan konflik diberbagai daerah di Indonesia telah menyakitkan rakyat. Dimana, Institusi hukum dan keamanan negara nyata-nyata tidak berpihak kepada rakyat, “bahkan justru diantaranya menjadi pelaku tindak kekerasan yang semakin merusak wibawa bangsa,” ujar penerima grasi Presiden Joko Widodo 19 Desember 2014.

Maka dengan itu, Eva bertekad bersama lembaga sosial lainnya mendesak presiden RI untuk segera membentuk Satuan Tugas Penyelesaian Konflik Agraria Indonesia.

“Satgas Konflik Agraria itu harus dipimpin langsung oleh presiden agar tidak terjadi salah prosedur dan pembiaran yang kerap terjadi di wilayah-wilayah konflik agraria” ujarnya.

Sebelumnya Eva dikenal sebagai pejuang hak agraria ketika dirinya menjadi satu satunya wanita asal Sulawesi Tengah yang mesti mendekam di penjara akibat melakukan perlawanan terhadap salah satu pengusaha perkebunan kelapa sawit di Sulteng.  Anggapnya pengusaha tersebut telah merampas tanah rakyat.

“Kekerasan terhadap rakyat harus segera dihentikan, tanggung jawab negara untuk melindungi rakyat tidak boleh ditunda-tunda,” tegas Eva.

Ikuti tulisan menarik Syaiful Yamin lainnya di sini.